Mengapa Guru Lebih Terkenang Murid Bandel Saat Berstatus Alumnus

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Kamis, 22 Juli 2021
Mengapa Guru Lebih Terkenang Murid Bandel Saat Berstatus Alumnus
Menelusur tentang selentingan murid bandel lebih diingat guru dibanding murid pintar (Foto: instagram @vier.id_)

NOVAl masih ingat kenakalannya di masa sekolah. Lelaki berumur 21 tahun tersebut pernah bolos sekolah, mencontek, berkelahi, merokok, telat, dan bolos di saat jam pelajaran. Ia mengaku sering bolak-balik ke ruang Bimbingan Konseling (BK) karena ulahnya.

"Ya namanya anak muda kan," kata Noval merasa emosinya sedang tidak stabil saat itu. Ia mengaku sangat penasaran sehingga semua hal musti dicoba. "Gampang emosian juga. Sampai-sampai bolak balik ruang BK dan sering dipanggil orangtua gue ke sekolah. Ya masih mencari jati diri lah saat itu".

Cap sebagai anak bandel memang melekat padanya. Menurut KBBI arti Bandel merupakan melawan nasihat orang, tidak mau menurut kata orang, kepala batu, dan tidak suka diperintah.

Baca Juga:

Dilema Jajan Sembarangan 'Nikmat' Saat Ngilmu di Negeri Aing

Bandel sangat identik dengan sebuah tindakan pelanggaram seperti berbuat sesuatu melanggar peraturan di sekolah. Hal tersebut tentu bukan tindakan patut ditiru. Tiap siswa sewajarnya diajarkan berbuat baik dan mentaati peraturan sekolah.

Banyak anak sekolah yang melanggar aturan untuk mencari jati diri dan menghilangkan rasa penasaran (Foto: instagram @g_om00)

Lantaran sering beroleh hukuman, Noval jadi dikenal para guru. Bukan dikenal karena prestasi, tapi karena aneka kebandelan dibuatnya selama di sekolah.

"Sampai mungkin mereka 'cape' bilangin gue biar ga bermasalah terus," jelas Noval.

Meski begitu, setelah lulus sekolah, Noval sangat merindukan nasihat para guru, dan memetik pelajaran berharga dari setiap kesalahan diperbuat.

"Gue kangen banget asli diomelin guru, diuber-uber guru, diberi nasihat, masuk ruang BK berkali-kali, banyak lah pelajaran berharga dari mereka. Yang membuat gue sekarang lebih baik dibanding dulu," tambahnya.

Dari sekian banyak nasihat dari guru, ada satu kata-kata sangat diingat sampai saat Noval hingga kini. "Lu boleh bandel, tapi jangan bodoh," katanya menirukan petuah gurunya. Sejak saat itu, Noval pun merasa terpantik semangatnya membuktikan nilai-nilainya bisa tetap bagus, meski sering membuat onar di sekolah.

Siswa pintar dan siswa bandel memiliki kesan tersendiri bagi seorang guru (Foto: instagram @kids_sma.id)

Bagi Guru, seperti dikutip dari Quora, justru siswa bandel paling terngiang di benak ketimbang anak pendiam meski prestasinya gemilang.

Iren Chia mengaku baik siswa bandel maupun pintar punya kesan tersendiri. Mereka selalu diingat, namun pembeda siswa bandel dan siswa pintar, tentu rentetan kejengkelan dibuat siswa bandel tiap harinya.

"Alasannya? Karena ia sudah membuat pelanggaran, sehingga guru perlu mecari tahu lebih. Karena itu siswa nakal sudah punya pandangan sendiri bagi guru," tulis Iren.

Selain itu, menurutnya terkadang siswa bandel saat melewati beberapa proses pemanggilan akan mulai terbuka, dan mulai bercerita soal lingkungan masyarakat maupun keluarga sehingga membentuknya hingga menjadi bandel.

"Berbeda dari siswa bandel, siswa pintar terkadang tidak melewati proses sharing seperti itu Jadi, guru hanya sekadar mengenalnya sebagai siswa pintar," lanjutnya.

Tak hanya itu, menurut Iren, siswa nakal terkadang menghidupkan suasana kelas menjadi sebuah momen bercandaan. Namun, bagi Iren, saat mengajar di kelas, ia menekankan pembelajaran kondusif tapi santai.

Baca Juga:

Persami, Gerbang Kemandirian Siswa SD Saat Ngilmu di Negeri Aing

Sementara itu, Mochamad Andhika Yaban, S.Pd, seorang Guru di salah satu sekolah swasta di Tangerang, juga memberikan pendapatnya, soal murid bandel lebih diingat guru dibanding murid pintar. Menurutnya, seorang guru seharusnya tidak cenderung memperhatikan murid dengan label 'Bandel'.

"Seharusnya guru harus memiliki kompetensi sosial baik serta profesional agar perhatian terhadap murid dapat menyeluruh dan merata. Sehingga tidak ada anak emas di dalam kelas," jelas Yaban saat dihubungi Merahputih.com.

Setiap Guru tentu punya penilaian dan pandangan tersendiri tentang seperti apa murid dikatakan bandel. Menurut Yaban, murid bandel apabila tidak mematuhi peraturan di sekolah dan peraturan kelas sudah didiskusikan di awal pembelajaran.

Mengenai murid bandel, Yaban mengaku punya pengalaman menarik, salah satunya murid dahulu dikenal bandel, namun menjadi orang sukses setelah lulus dari sekolah.

Menurutnya, hal itu merupakan sebuah proses, dan ada andil guru pada proses seorang siswa menjadi pribadi lebih baik.

Muhadjir Effend berharap guru tidak gampang marah pada murid yang bandel (Foto: instagram @kids_sma.id)

"Semua orang dapat berubah dirinya menjadi lebih baik, dan peran guru memperbaiki serta membangun karakter murid itu sendiri. Sehingga wajar jika murid tadinya bandel dapat menjadi sukses karena adanya proses perubahan di dalam dirinya," paparnya.

Dalam mengahadapi siswa bandel setiap guru tentu memiliki cara berbeda-beda. Begitu juga dengan Yaban. Ia punya cara tersendiri untuk mengatasi murid bandel.

Yaban akan melakukan pendekatan terhadap anak tersebut dan melakukan obrolan empat mata. Bila tidak kunjung jera, maka ia akan melibatkan Guru BK untuk memberikan konseling pada murid tersebut. Namun, apabila tidak jera juga, maka akan diberikan sanksi sesuai dengan kesalahannya, tapi tidak merendahkannya.

Sementara itu, dari sekian banyak murid pernah diajarnya, Yaban tidak pilih-pilih dalam merindukan murid, seperti halnya murid bandel atau murid pintar. Ia merindukan seluruh murid. Hal tersebut lantaran ia banyak belajar dari para muridnya, jadi tidak bisa memilih murid mana lebih spesial. (Ryn)

Baca Juga:

Menimbang Kebaikan Versus Keburukan Kolekan Saat Ngilmu di Negeri Aing

#Game #Juli Ngilmu Di Negeri Aing
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special
Bagikan