Ma'Nene, 'The Walking Dead' dari Toraja

Ana AmaliaAna Amalia - Rabu, 23 Maret 2016
Ma'Nene, 'The Walking Dead' dari Toraja

Tradisi Ma'Nene Tana Toraja Instagram visit_sulsel

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih Budaya - Bagi Anda pecinta serial Televisi Amerika "The Walking Dead" pastinya anda sudah tidak asing dengan mayat yang berjalan 'menghantui' para manusia.

Tapi itu hanya anda lihat dari layar kaca dan merupakan cerita fiktif belaka. Dan di Tana Toraja, Anda bisa menemukan hal yang mirip dengan apa yang ada dalam cerita "The Walking Dead" yang benar-benar nyata.

Mayat tersebut bukan untuk menyerang penduduk kota, melainkan mayat berjalan menjadi salah satu keunikan budaya di Tana Toraja.

Upacara mayat berjalan di Tana Toraja yang sekaligus menjadi budaya tersebut dikenal dengan nama Ma’ Nene. Upacara adat ini dilakukan dalam rangka mengganti pakaian mayat para leluhur.

Terbilang unik dan khas, mengingat ritual Ma’nene dilakukan khusus oleh masyarakat Baruppu, di pedalaman Toraja Utara. Ritual Ma’nene dilakukan setiap tiga tahun sekali dan biasanya dilakukan pada bulan Agustus.

 

Cuman adaa dikampung halaman ku ???????? hidupin mayat ???? #tanatoraja #toraja #manene

A photo posted by Aswar syam (@aswarsyam_) on

Hal ini mengingat upacara Ma’ Nene hanya boleh dilaksanakan setelah musim panen yang jatuh pada bulan Agustus.

Masyarakat Toraja percaya jika ritual Ma’ Nene tidak dilakukan sebelum masa panen, maka sawah-sawah dan ladang mereka akan mengalami kerusakan secara tiba-tiba oleh berbagai jenis hama.

Ma’ Nene diawali dengan pengambilan mayat dari perkuburan Patane di Lembang Paton, Kecamatan Sariale, ibu kota Kabupaten Toraja Utara.

 

Ma'nene' (Matanan Bunga), Pangala', Kabupaten Toraja Utara Photo by @abun_pasanggang #repost Ma'nene' atau Matanan Bunga adalah salah satu ritual adat masyarakat toraja dalam mengganti pakaian leluhur atau keluarga yg sdh lama meninggal. Ritual ini dilakukan pada saat panen padi sdh selesai dalam kampung. #ayokesulsel #indonesia #visitindonesia #exploreindonesia #pesonaindonesia #lingkarindonesia #viewindonesia #indonesiajuara #wonderfulindonesia #sulsel #visitsulsel #exploresulsel #southsulawesi #visitsouthsulawesi #exploresouthsulawesi #sulawesiselatan #visitsulawesiselatan #exploresulawesiselatan #sstorut #manene #matananbunga #pangala #torajautara #torut #ritual #budaya #visittoraja #exploretoraja #ayoketoraja

A photo posted by VISIT SOUTH SULAWESI-INDONESIA (@visit_sulsel) on

Tahap ini diiringi dengan serangkaian doa-doa dari tetua masyarakat Toraja, kemudian mayat diangkat dan dimandikan kembali, dicat, didandani dan dipakaikan sejumlah pakaian seperti manusia yang hidup.

Mereka dibawa berjalan dengan diiringi lagu-lagu juga tarian daerah Toraja.

BACA JUGA:

  1. Pemprov Banten Gelar Semiloka Sejarah dan Arsitektur Kolonial
  2. Jawara Banten dan Pergeseran Budaya
  3. Rabeg, Hidangan Legendaris Kesultanan Banten
  4. Baduy, Suku Adat Sunda di Selatan Banten yang Penuh Misteri
  5. Banten Targetkan 15 Juta Kunjungan Wisatawan
#Tana Toraja #Masyarakat Toraja
Bagikan
Ditulis Oleh

Ana Amalia

Happy life happy me

Berita Terkait

Indonesia
Waspada Bencana Hidrometeorologi, Tana Toraja Tetapkan Tanggap Darurat Akibat Longsor
Selain korban jiwa, longsor juga mengakibatkan kerusakan parah pada dua rumah dan satu tempat ibadah
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 19 April 2025
Waspada Bencana Hidrometeorologi, Tana Toraja Tetapkan Tanggap Darurat Akibat Longsor
Tradisi
Kemenkum Sahkan Kerbau Belang Tedong Bonga Kekayaan Intelektual Komunal Sumber Daya Genetik Asli Toraja
KIK Sumber Daya Genetik “Tedong Bonga” ini dicatatkan untuk melindungi kekayaan budaya tradisional, menjaga ciri khas daerah, dan menjaga warisan budaya generasi penerus.
Wisnu Cipto - Jumat, 21 Februari 2025
Kemenkum Sahkan Kerbau Belang Tedong Bonga Kekayaan Intelektual Komunal Sumber Daya Genetik Asli Toraja
Bagikan