Fashion

Lebih Dari Sekadar Motif, Ulos Menyimpan Nilai Kehidupan

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Jumat, 05 Maret 2021
Lebih Dari Sekadar Motif, Ulos Menyimpan Nilai Kehidupan
Ulos menjadi kebanggaan masyarakat Batak. (Foto: Instagram/@joemakeup20)

KALAU kamu pergi ke acara adat orang Batak, mustahil rasanya jika tidak melihat kain ulos yang dijadikan selendang atau ikat kepala. Jenis kain yang digunakan pun ternyata tidak sembarang lho. Kain tersebut konon harus dikenakan sesuai dengan momen kehidupan seperti saat baru lahir, menikah, sampai meninggal.

Kain ulos termasuk ke dalam salah satu jenis kain tenun tradisional Indonesia yang secara turun temurun dikembangkan masyarakat Batak. Warna dominan ulos biasanya berupa merah, hitam, dan putih, serta dihiasi ragam tenunan. Yuk, simak lima jenis kain ulos dan kegunaannya.

Baca juga:

Mengenal Tuak, Jamuan Penghangat Khas Suku Batak

1. Ulos Pinuncaan

Lebih Dari Sekadar Motif, Ulos Menyimpan Nilai Kehidupan
Terdiri dari lima bagian tenunan yang kemudian dijadikan satu. (Foto: Instagram/@ulostanauli)

Ulos Pinuncaan adalah kain yang terdiri dari lima bagian tenunan secara terpisah, kemudian disatukan dengan rapi hingga menjadi bentuk satu ulos. Kain ulos ini biasanya dipakai oleh Raja-Raja dalam upacara adat. Untuk rakyat biasa, ulos Pinuncaan digunakan tuan rumah pada saat pesta perkawinan atau upacara adat.

Saat pesat besar dalam acara marpaniaran (kelompok istri dari gologan hula-hula), ulos ini dipakai dengan cara dililit sebagai kain oleh tuan rumah. Ulos Pinuncaan juga diberikan oleh orang tua pengantin perempuan kepada orang tua pengantin pria sebagai simbol bahwa mereka resmi menjadi saudara dekat.

2. Ulos Ragi Hidup

Lebih Dari Sekadar Motif, Ulos Menyimpan Nilai Kehidupan
Ulos Ragidup. (Foto: Instagram/@gallery_songket1)

Ulos Ragi Hidup adalah ulos yang memiliki nilai paling tinggi dari ulos lainnya dan dianggap sebagai ‘rajanya’ ulos karena tingkat pembuatannya paling rumit. Diberi nama Ragih Hidup atau Ragidup karena motif ulos ini melambangkan kehidupan dan coraknya memberi kesan ‘hidup’. Kain ulos ini secara umum terdiri dari tiga bagian, yakni dua sisi yang ditenun sekaligus dan satu bagian tengah yang ditenun sendiri dengan sangat rumit.

Ulos Ragidup biasanya diberikan oleh orang tua pengantin perempuan kepada orang tua pengantin pria dengan harapan agar dapat mempertahankan hidup menantunya lewat pertolongan Tuhan. Saat ada sesepuh yang meninggal, kain ini biasanya digunakan oleh si sulung.

3. Ulos Sibolang Pamontari

Lebih Dari Sekadar Motif, Ulos Menyimpan Nilai Kehidupan
Ulos Sibolang Pamontari. (Foto: Instagram/@bagasnitorang)


Jenis ulos Sibolang Pamontari biasanya dikenakan saat acara duka cita, tapi juga bisa saat suka cita. Meski bentuk motif kainnya cukup sederhana, jenis ulos ini tergolong sebagai kain tenun yang derajatnya cukup tinggi. Saat upacara pernikahan, orang tua pengantin perempuan akan memberikan ulos ini ke ayah pengantin pria sebagai bentuk penghormatan.

Saat duka cita, ulos Sibolang Pamontari dikenakan sebagai tanda menghargai orang dewasa yang telah meninggal namun belum memiliki cucu. Ulos ini juga dikenakan sebagai ulos Tujung dan ditujukan kepada seorang janda.

Baca juga:

Gegayaan Kebaya di Negeri Aing

4. Ulos Bintang Maratur

Lebih Dari Sekadar Motif, Ulos Menyimpan Nilai Kehidupan
Diberikan kepada anak yang baru memasuki rumah baru. (Foto: Instagram/@friskanormalitasinaga)

Sesuai dengan namanya, kain ulos ini memiliki corak bintang yang teratur dan melambangkan kebijaksanaan. Selain Bintang Maratur, kain ini dikenal dengan nama siatur hamoraon, siatur marboru, siatur maranak, dan siatur hagabeon. Nilai yang terkandung dalam ulos ini adalah sikap patuh, rukun, dan kekeluargaan.

Dalam acara adat Batak Toba, ulos Bintang Maratur biasanya diberikan kepada mereka yang memasuki rumah baru atau berhasil membangun rumah. Kain ini menjadi bentuk apresiasi atas keberhasilan dan kerja keras yang tak ternilai harganya. Tak hanya itu, kain ulos ini juga diberikan saat acara selamatan kehamilan yang memasuki bulan ketujuh. Harapannya saat anak itu lahir, akan disusul pula dengan kelahiran anak-anak selanjutnya.

5. Ulos Ragi Hotang

Lebih Dari Sekadar Motif, Ulos Menyimpan Nilai Kehidupan
Ulos Ragi Hotang. (Foto: Instagram/@putraputribatak)

Ulos Ragi Hotang termasuk kain ulos berkelas tinggi namun cara pembuatannya tidak serumit ulos Ragidup. Dalam upacara pernikahan, kain ini dijadikan simbol agar terjadi ikatan batin seperti rotan (hotang). Ulos ini diberikan kepada sepasang pengantin yang sedang melaksanakan pesta adat atau disebut dengan nama ulos Hela.

Pemberian ulos ini memiliki makna bahwa orang tua pihak perempuan telah menyetujui putrinya dipinang oleh pihak pria atau disebut Hela (menantu). Saat upacara duka, ulos Ragi Hotang digunakan untuk menutup jenazah atau membungkus tulang belulang saat upacara penguburan kedua kalinya. (and)

Baca juga:

Ulos ni Tondi pada Acara Adat Pernikahan Kahiyang Ayu, Maknanya Dalam

#Batak #Tradisi #Maret Gegayaan Di Negeri Aing
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.
Bagikan