LESS is more. Demikianlah adagium yang digaungkan para penikmat hidup simpel. Ya, siapa sangka, gaya hidup minimalis ternyata membawa dampak baik dalam berbagai aspek kehidupan. Tidak hanya membantu dalam mengatur pengeluaran, gaya hidup minimalis juga baik untuk kesehatan mental.
Apa sih gaya hidup minimalis?
Menurut Cynthia S Lestari, Founder dari Lyfe With Less, gaya hidup minimalis pada dasarnya merupakan sebuah gaya hidup yang membuat kita bisa memilah-milah kembali mana yang penting dan tidak penting. Minimalism berarti cukup, pilah, dan sadar. Cukup dalam hal ini berarti tidak berlebihan untuk memenuhi kebutuhan kita.
BACA JUGA:
Hobi Gowes? Ketahui Isyarat Tangan saat Bersepeda di Jalan Raya
Pilah berarti kita harus mengenali mana yang menjadi kebutuhan kita dan menyisihkan barang yang mungkin sudah tidak lagi bermanfaat. Sementara itu, sadar berarti bisa bijak dalam konsumsi. "Bagi saya Minimalism ialah sebuah seni berkecukupan. Kita berbahagia dalam kecukupan dan bijak dalam berkomunikasi," jawab Cynthia melalui surat elektronik kepada Merahputih.com.
Gaya hidup minimalis bukan barang baru. Gerakan ini bermula dari seni De Stjil pada 1920-an. Perkembangannya kemudian mengikuti ajaran Zen dari Jepang. Pada awalnya, minimalism dikenal untuk arsitektur bergaya minimalis modern. Sejalan waktu, prinsip ini mulai diadaptasi di berbagai negara untuk gaya hidup juga. Cynthia sendiri merasakan gaya hidup minimalis berpengaruh untuk hidupnya.
Tidak sekadar untuk urusan ruangan yang lebih luas, tetapi juga hati yang menjadi lebih lapang. "Menjadi Minimalis mengantarkan saya menjadi manusia yang lebih dekat dengan rasa syukur. Saya menemukan kebahgiaan dalam bentuk yang sesederhana mungkin," imbuhnya.

Ia menceritakan bagaimana gaya hidup minimalis membawa dampak yang besar untuk kesehatan mental seseorang. Segala sesuatu yang ada di sekitar kita baik yang dilihat, cium, raba, atau dengar berpengaruh untuk mental. Ketika semua stimulus itu dikurangi, itu akan membuat pikiran menjadi lebih fokus dan tenang.
Saat menerapkan minimalisme, kamu bisa memilah apa saja. Tak terkecuali komentar orang sekitar. Bahkan dalam menghadapi toxic positivty, saat kita secara langsung mengindahkan perasaan negatif yang dirasakan. Dengan menerapkan minimalisme, secara tidak langsung kamu akan sadar mana perkataan atau tindakan orang lain yang perlu didengar dan tidak didengar. Ujungnya, emosi tidak mudah terpancing.
Tidak hanya itu, dalam hal keuangan, minimalisme amat membantu. Kamu dapat mengatur keuangan menjadi lebih hemat dan terencana. Selain itu, kamu juga lebih memahami apa yang betul-betul kebutuhan dan mana yang sekadar keinginan.
Bagaimana siap memulai gaya hidup minimalis?(ren)