Lakon Hidup Jack John, Robot Gagap Enam Juta Dollar Berharta Sepeser

Yudi Anugrah NugrohoYudi Anugrah Nugroho - Selasa, 21 Januari 2020
Lakon Hidup Jack John, Robot Gagap Enam Juta Dollar Berharta Sepeser

Jack John Robot Bergigi Besi. (MP grafis/Aji Wandi)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KEPALA plontos. Mata belok. Gigi besi besar bergerigi. Anting di kuping kiri. Bertubuh bongsor bak buah pir. Berbaju kulit sempit. Kekecilan. Perut buncit tersembul. Bicara gagap. Lebih sering cengengesan. Gerak pun kaku. Tak heran bila musuh bebuyutan Spion Enam Juta diperankan Dono pada film Manusia 6.000.000 Dollar usungan Warkop DKI itu dinamakan Robot.

Meski tingkahnya seperti bocah, Kontet (Don Nasco) kepala komplotan penculik sangat andalkan kemampuan Robot lantaran memiliki tenaga super. Mampu angkat sekaligus robek kap mobil dengan tangan kosong. Mudah lempar dan bikin orang menyangsang di pohon. Hobi gares baut baja. Robohkan tembok pun perkara sepele.

Baca juga:

Jargon Kocak Personil Warkop DKI Ini Bisa Bikin Kamu Ngakak

Film plesetan The Six Million Dollar Man itu memang melambungkan nama Jack John. Generasi 90-an bahkan lebih ingat Robot ketimbang Spion Enam Juta. Pria bernama lengkap Jack Johanes (John) itu memang lebih terkenal sebagai aktor di film komedi. "Jack sebenarnya mempunyai bakat besar sebagai pemain watak. Dan tidak cocok sebagai pelawak. Namun berperan apa saja Jack mampu. Yang humor, sedih, mesra, bahkan sadis, ia mampu membawakannya dengan baik," kata sutradara teater dan film Putu Wijaya dikutip Minggu Merdeka, 1 Juni 1979.

Lakon hidup Jack memang tak secemerlang perannya di layar lebar. Pria kelahiran Banda Neira tahun 1934 itu tak langsung menjajal dunia peran. Ia sempat menjadi supir bus malam. Namun, Jack harus alih pekerjaan lantaran menabrak mati dua orang sekaligus.

Setelah kejadian itu, pria berbobot 150 kilogram itu terlibat dalam kerja pengecoran beton di daerah Kebon Nanas. Mula-mula menjadi supir selama 3 bulan, lalu naik jabatan menjadi operator, asisten supervisor, dan supervisor. "Tapi rupanya jiwa saya tidak ke sana, melainkan ke dunia seni, khususnya film," kata Jack.

Ia memang mengaku sempat kesulitan mendapat kerja lantaran bentuk tubuhnya. Sejak umur sembilan tahun, Jack acap dipanggil badut lantaran bertubuh kelewat gemuk, berkepala botak, dan tak pernah memakai baju.

"Jadi orang gemuk sebenarnya banyak susahnya," kata ayah dengan empat orang anak tersebut. "Buang air saja, saya mesti sebentar-sebentar bangun. Tak betah jongkok lama-lama".

Soal makan, lanjut Jack, orang gemuk bahkan keluar uang lebih banyak. "Rata-rata empat kali sehari," kata Jack menghitung pengeluaran. Ia menjumlah jatah uang makan untuk jajan di luar rumah perhari sebesar tujuh ribu lima ratus di tahun 1979.

Lain lagi kalau tidur. Orang gemuk, sambung Om Jack biasa dipanggil, tak pernah bisa tidur panjang dan selalu terbangun tiap dua jam sekali. "Hanya istimewanya, dua jam itu pulas setengah mati". Meski sering beroleh ejekan, tubuh gemuknya ternyata membawa rezeki.

Baca juga:

Kenang Perjalanan Aktor Kenamaan Indonesia, Mashud Pandji Anom

Ia terpilih ikut main bersama aktor ternama AN Alcaff dan Bambang Hermanto dalam film Lewat Djam Malam tahun 1954 garapan sutradara kawakan Usmar Ismail. Setelahnya, kali kedua berlakon di film Harimau Tjampa. Jack beroleh honor lima ratus rupiah. Honorarium itu, di tahun 1954, sangat cukup untuk hidup sehari-hari tapi tak cukup untuk bertahan hidup bertahun-tahun.

Setelah Harimau Tjampa, Jack baru mendapat panggilan shooting lagi lebih-kurang 23 tahun kemudian. Selama rentang itu, ia praktis menganggur. Jack terpaksa menjual rumah, dan membeli sepetak rumah lebih kecil untuk istri serta keempat buah hati. Selisih hasil penjualan rumah digunakan untuk menyambung hidup. Saban hari harus hidup prihatin. Bahkan, merokok pun harus mencari puntung. Tak ada uang.

Masa gelap itu perlahan memudar saat pihak Ardiyasa Film pada 17 Juli 1977 menghubunginya untuk bermain dalam film komedi bertajuk Sinyo Adi. Ia bermain bersama Adi Bing Slamet, Eddy Sud, Mang Udel, Laila Sari, dan Suroto. Dari film itu, Jack kemudian kebanjiran tawaran. Setahun usai Sinyo Adi, tepatnya tahun 1978, sebanyak enam film telah dimainkan Jack John, mulai dari Gudang Uang, Duyung Ajaib, Goyang Sampai Tua, Modal Dengkul Kaya Raya, Tuyul, dan Pandangan Pertama.

Setahun berselang, giliran Jack bermain bersama aktris cilik nan tengah naik daun, Ira Maya Sopha dalam film Ira Maya Si Anak Tiri, lalu Bulan Madu, Sepasang Merpati, dan Cinderella. Jack terbilang aktor laris. Namun, bila dibanding dengan aktor atau aktris lain, keadaan keuangannya sangat memprihatinkan. Mengapa?

Produser, menurutnya, selalu mengontraknya bermain dengan tawaran rendah. Kesepakatan itu diambil juga dalam keadaan kepepet. Kontrak secara legal bahkan baru terjadi pada film Modal Dengkul Kaya Raya. Pernah satu ketika Jack mendapat peran di film Bayang-Bayang Kelabu Kelabu (1979). Ia bahkan telah dipanggil dua kali dan diambil steel foto, juga ikut selamatan. "Eh tahu-tahu filmnya telah rampung. Tanpa sepatah kata maupun surat pemberitahuan".

Jack tak melulu mendapat sial. Selama berkecimpung di dunia perfilman, ia sangat senang dan berkesan saat proses shooting film Tuyul. Dari produser, sutradara, make up, sampai crew semuanya seperti keluarga. Para pemain pun mendapat perhatian.

Ketika jurnalis M Hadi dari Minggu Merdeka bertanya tentang, "Andai pasaran film merosot, sehingga pemain nganggur, maka Jack akan melakukan apa untuk menyambung hidup?".

Jack menengadah wajah ke langit-langit rumah. Bola matanya mondar-mandir. Tiba-tiba matanya basah saat melihat anaknya sedang bermain di dekatnya, lalu memandang istrinya. "Saya harus menyerah kepada Tuhan, Bung!" tegasnya. "Soalnya untuk kerja rasanya tidak mungkin lagi. Saya hanya mengandalkan film dalam hidup saya. Lainnya tidak," pungkas Jack John. (*)

Baca juga:

Perjalanan Rudy Badil, Sahabat Soe Hok Gie dan Pendiri Warkop

#Warkop DKI #Film Indonesia
Bagikan

Berita Terkait

ShowBiz
Dibintangi Maxime Bouttier dan Lutesha, Film 'Lavender Marriage' Memotret Rahasia Besar Hubungan Toxic Selebritas
Film Lavender Marriage dijadwalkan tayang di bioskop mulai 2 Oktober 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 15 September 2025
Dibintangi Maxime Bouttier dan Lutesha, Film 'Lavender Marriage' Memotret Rahasia Besar Hubungan Toxic Selebritas
ShowBiz
Sarat akan Pesan Satir, Sutradara Garin Nugroho Hadirkan Film Komedi 'Dilanjutkan Salah Disudahi Perih'
Film Dilanjutkan Salah Disudahi Perih, yang dijadwalkan tayang di bioskop pada 25 September 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 09 September 2025
Sarat akan Pesan Satir, Sutradara Garin Nugroho Hadirkan Film Komedi 'Dilanjutkan Salah Disudahi Perih'
ShowBiz
Nicholas Saputra Bintangi Film Tragedi 'Tukar Takdir', Siap Tayang 2 Oktober 2025
Tukar Takdir merupakan film yang mengakumulasi sisi psikologis tentang ketakutan, rasa kehilangan, penyesalan dan kekecewaan.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 22 Agustus 2025
Nicholas Saputra Bintangi Film Tragedi 'Tukar Takdir', Siap Tayang 2 Oktober 2025
ShowBiz
Joko Anwar Jalin Kerja Sama dengan Produser ‘Parasite’ Barunson E&A, Distribusikan Film Horor ‘Ghost in the Cell’
Memperkenalkan sinema Indonesia yang luar biasa kepada penonton global.
Dwi Astarini - Rabu, 20 Agustus 2025
Joko Anwar Jalin Kerja Sama dengan Produser ‘Parasite’ Barunson E&A, Distribusikan Film Horor ‘Ghost in the Cell’
ShowBiz
23 Seconds Besutan Peter Taslim Sabet Best Action Film Star City Festival, Lolos Seleksi UASIAFF
Kemenangan ini menegaskan posisi 23 Seconds sebagai film aksi Indonesia paling menonjol tahun ini.
Wisnu Cipto - Rabu, 13 Agustus 2025
23 Seconds Besutan Peter Taslim Sabet Best Action Film Star City Festival, Lolos Seleksi UASIAFF
Fun
Sinopsis Film Komedi Horor "Harusnya Horor", Debut Reza Arap di Kursi Sutradara
Tak hanya menjadi jadi sutradara, Reza juga tampil sebagai pemeran utama.
Wisnu Cipto - Selasa, 12 Agustus 2025
Sinopsis Film Komedi Horor
ShowBiz
Film Animasi 'Garuda di Dadaku' dari Base Entertainment akan Tayang 2026
Kisah animasi Garuda di Dadaku fokus terhadap mimpi mulia seorang anak yang ingin mengharumkan nama bangsanya lewat olahraga sepak bola.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 11 Agustus 2025
Film Animasi 'Garuda di Dadaku' dari Base Entertainment akan Tayang 2026
Indonesia
Film 'Merah Putih: One For All' Dirujak Netizen se-Indonesia, DPR: Ini Bagian dari Evaluasi
Film animasi Merah Putih: One For All yang digarap Perfiki Kreasindo menuai kritik tajam.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 11 Agustus 2025
Film 'Merah Putih: One For All' Dirujak Netizen se-Indonesia, DPR: Ini Bagian dari Evaluasi
Indonesia
Bantah Kasih Duit untuk Penggarapan Film Animasi 'Merah Putih: One for All', Pemerintah Sebut Hanya Kasih Masukan soal Teknis Cerita
Wamenkraf Irene Umar jelaskan sempat menerima audiensi dari tim produksi film.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 11 Agustus 2025
Bantah Kasih Duit untuk Penggarapan Film Animasi 'Merah Putih: One for All', Pemerintah Sebut Hanya Kasih Masukan soal Teknis Cerita
ShowBiz
Film 'Siapa Dia' Jadi Musikal Perdana di 2025, Bertabur Bintang dan Intip Sinopsisnya
Film Siapa Dia dijadwalkan tayang di bioskop 28 Agustus 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 05 Agustus 2025
Film 'Siapa Dia' Jadi Musikal Perdana di 2025, Bertabur Bintang dan Intip Sinopsisnya
Bagikan