Kucing Ternyata Psikopat

P Suryo RP Suryo R - Selasa, 04 Januari 2022
Kucing Ternyata Psikopat
Menurut penelitian kucing termasuk hewan psikopat. (Foto: Pexels/blue-bird)

APA yang kamu bayangkan jika mendengar kata "psikopat"? Kemungkinan asosiasi yang muncul dalam pikiran adalah hal-hal seperti “kekerasan”, “penjahat”, “berdarah dingin”, atau “pembunuh berantai”.

Kebanyakan orang akan membayangkan manusia ketika berpikir tentang psikopat dan hampir semua penelitian psikologi tentang psikopati terfokus pada manusia. Ini membuka pertanyaan penting: Bisakah hewan menjadi psikopat juga?

Baca Juga:

Felis Nigripes, Kucing Lucu Paling Mematikan di Dunia

anabul
Kucing menunjukkan dua dimensi psikopati tambahan yang tidak diamati pada manusia. (Foto: Unsplash/zhang kaiyv)

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Research in Personality (2021), difokuskan untuk menjawab pertanyaan ini, khususnya untuk kucing.

Sebagai permulaan untuk mengkarakterisasi psikopati pada kucing, peneliti Rebecca Evans dari University of Liverpool di Inggris dan timnya menggunakan model psikopati yang populer pada manusia dalam Model Psikopati Triarkis oleh Patrick et al. (2009).

Pada model tersebut mengasumsikan bahwa psikopat dicirikan oleh tiga faktor utama:

Keberanian: Psikopat sering kebal terhadap stres dan menunjukkan tingkat ketakutan yang rendah dalam situasi yang menurut orang lain sangat menakutkan. Tidak seperti orang lain, psikopat tidak menghindari situasi menakutkan seperti itu.

Disinhibition: Psikopat tidak dapat mengendalikan emosi dan dorongan mereka seperti yang dilakukan orang lain dan lebih cenderung bertindak berdasarkan impuls mereka bahkan jika mereka tidak dapat diterima secara sosial.

Kejahatan: Psikopat tidak merasakan empati ketika orang lain sedih atau kesakitan dan mereka tidak memiliki masalah menyakiti orang lain dengan darah dingin untuk mencapai tujuan mereka.

Baca Juga:

Kucing Termalas dan Suka Nyantai

Psikopati pada Kucing

anabul
Kucing dapat memanjat pohon atau rumah yang sangat tinggi tanpa menunjukkan rasa takut. (Foto: Unsplash/Koen Eijkelenboom)


Penelitian ini memiliki tiga bagian. Pada bagian pertama, para peneliti merancang kuesioner untuk pemilik kucing berdasarkan Triarchic Model of Psychopathy. Pada bagian kedua, mereka memberikan kuesioner ini kepada 1.496 pemilik kucing bersama dengan dua kuesioner lainnya, satu tentang kepribadian kucing dan satu tentang kualitas hubungan antara kucing dan pemiliknya. Pada bagian ketiga, 30 pemilik kucing mengisi kuesioner dan menilai hubungan antara hasil kuesioner dan aktivitas kucing sehari-hari.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga aspek psikopati pada manusia yang disarankan dalam Triarchic Model of Psychopathy dapat diterapkan pada kucing juga. Kucing dapat menunjukkan keberanian (misalnya memanjat pohon atau rumah yang sangat tinggi tanpa menunjukkan rasa takut), disinhibisi (tidak mematuhi perintah seperti tidak melompat ke meja dan memakan makanan pemiliknya ketika disuruh tetap di tanah), dan kekejaman (tanpa alasan agresi terhadap pemiliknya, atau hewan lain).

Menariknya, kucing menunjukkan dua dimensi psikopati tambahan yang tidak diamati pada manusia: ketidakramahan terhadap hewan peliharaan, dan ketidakramahan terhadap manusia.

Hal ini mencerminkan bahwa beberapa kucing dapat menjadi agresif terhadap hewan peliharaan seperti kucing dan anjing lain sambil bersikap ramah dengan pemiliknya, sementara kucing lain tidak menunjukkan agresi terhadap hewan peliharaan lain tetapi agresif terhadap pemiliknya (misalnya, menggaruk atau menggigitnya).

Namun, penelitian menunjukkan bahwa tidak semua aspek psikopati pada kucing negatif untuk hubungan pemilik kucing. Kekejaman (misalnya, menjadi agresif terhadap pemilik) dan keberanian (misalnya, menunjukkan perilaku berbahaya seperti memanjat pohon yang tinggi) memprediksi kepuasan yang lebih rendah dari pemilik dengan hubungan mereka dengan kucing mereka.

Baca Juga:

Menggemaskan! Begini Cara Kucing Menunjukkan Kasih Sayang

anabul
Kucing memiliki kekejaman, tanpa alasan agresi terhadap pemiliknya, atau hewan lain. (Foto: Unsplash/Brent Ninaber)

Sebaliknya, ketidakramahan dan disinhibisi hewan peliharaan memprediksi kepuasan yang lebih tinggi dari pemilik dengan hubungan mereka dengan kucing mereka.

Dengan demikian, beberapa pemilik sebenarnya menafsirkan perilaku yang terkait dengan aspek psikopati ini sebagai positif. Ini masuk akal karena mereka mungkin berhubungan dengan kucing yang mencari kedekatan dengan pemiliknya.

Misalnya, jika seekor kucing menunjukkan tanda-tanda larangan dengan melompat ke atas meja saat makan malam, beberapa pemilik mungkin menganggapnya lucu. Juga, ketidakramahan hewan peliharaan mungkin terkait dengan menghabiskan lebih sedikit waktu dengan hewan lain dan lebih banyak waktu dengan pemiliknya, yang mungkin dianggap positif.

Studi ini menunjukkan bahwa psikopati pada kucing ada dan memiliki lebih banyak faktor dari yang ditemukan pada manusia. Pengetahuan ini penting bagi pemilik kucing dan dokter hewan. (aru)

Baca Juga:

Baru Pelihara Kucing? Ini Kebutuhan Dasar yang Harus Diperhatikan

#Hewan #Hewan Peliharaan #Kucing
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love
Bagikan