Kesehatan

Kotoran Telinga Bisa Ungkap Tingkat Stresmu

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Minggu, 08 November 2020
Kotoran Telinga Bisa Ungkap Tingkat Stresmu

Hormon kortisol lebih mudah diukur lewat kotoran telinga. (Foto: Parkview Health)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

APAKAH kamu salah satu orang yang gampang stres karena kerjaan yang numpuk atau sering overthinking? Nah, tingkat stres ternyata bisa diukur melalui kotoran telinga lho. Ini merupakan cara sederhana dan murah untuk melacak kesehatan mental orang yang mengalami depresi dan cemas.

Hal ini terungkap dalam sebuah studi di jurnal Heliyon pada 2 November lalu. Mengutip laman Livescience, studi tersebut dilakukan kepada 37 orang partisipan.

Para peneliti, yakni Andres Herane-Vives dan koleganya di University College London’s Institute of Cognitive Neuroscience and Institute of Pscyhiatry menemukan, kortisol lebih terkonsentrasi di kotoran telinga daripada di rambut sehingga lebih mudah untuk dianalisis.

Baca juga:

Bila Menggunakan 'Headset', Bersihkan dong!

Kotoran Telinga Bisa Ungkap Tingkat Stresmu
Penelitian ini dilakukan oleh Andres Herane-Vives. (Foto: KCL)

Kortisol adalah hormon penting yang melonjak saat seseorang stres dan menurun saat mereka rileks. Dalam jangka pendek, hormon bertanggung jawab atas respopns “lawan atau lari”, jadi penting untuk kelangsungan hidup. Hormon ini seringkali meningkat secara konsisten pada orang yang mengalami depresi dan cemas.

Menurut peneliti, kotoran telinga stabil dan tahan terhadap kontaminasi bakteri, sehingga dapat dikirim ke laboratorium dengan mudah untuk dianalisis. Selain itu, kotoran telinga juga dapat menyimpan catatan tingkat kortisol selama berminggu-minggu.

Di sisi lain, teknik usap atau swab yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan kotoran telinga menurut para partisipan jauh lebih nyaman dari metode lain. Sebenarnya, selain kotoran teringa, metode pemeriksaan kortisol bisa juga melalui air liur, darah, dan rambut.

Namun, sampel air liur dan darah hanya menangkap sesaat dan kortisol berfluktuasi secara signifikan sepanjang hari.

Baca juga:

Tak Perlu Bersihkan Telinga Sering-Sering, Ini Alasannya

Kotoran Telinga Bisa Ungkap Tingkat Stresmu
Semua orang pasti pernah mengalami stres. (Foto: Unsplash/Christian Erfurt)

Bahkan pengalaman berhadapan dengan jarum suntik untuk mengambil darah dapat meningkatkan stres dan dengan demikian meningkatkan kadar kortisol.


Sementara jika menggunakan sampel rambut, memang dapat memberikan gambaran singkat tentang kortisol selama beberapa bulan tetapi analisis rambut tergolong mahal.

Pemeriksaan melalui kotoran telinga sendiri sebelumnya juga menyakitkan karena melibatkan jarum suntik. Untuk itulah Herane-Vives dan rekan-rekannya mengembangkan swab yang jika digunakan tidak akan lebih membuat stres.

Ke depannya, mereka berharap kotoran telinga juga bisa digunakan untk memantau hormon lain.

Para peneliti juga perlu menindaklanjuti penelitian terhadap orang-orang Asia, yang tidak disertakan dalam studi percontohan ini akrena sebagian mereka menghasilkan kotoran telinga yang kering, bukan kotoran telinga yang basah. (and)

Baca juga:

Jangan Malas Jaga Kesehatan Telinga



#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.

Berita Terkait

ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Bagikan