Kesehatan

Konsumsi Makanan Ultra-Olahan Tingkatkan Risiko Kematian Dini dan Gangguan Mental

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Jumat, 01 Maret 2024
Konsumsi Makanan Ultra-Olahan Tingkatkan Risiko Kematian Dini dan Gangguan Mental

Istilah ultra-olahan mengacu pada kategori luas produk makanan siap saji, termasuk makanan ringan kemasan, minuman berkarbonasi, dan mie instan. (Foto: Pexels/Robin Stickel)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Makanan ultra-olahan (ultra-process food) mungkin masih jadi istilah asing bagi banyak orang. Padahal makanan ini telah dikonsumsi secara luas dan lama.

"Istilah ultra-olahan mengacu pada kategori luas produk makanan siap saji, termasuk makanan ringan kemasan, minuman berkarbonasi, dan mie instan," tulis newsweek.com (29/2).

Produk-produk ini biasanya mengandung daftar panjang bahan-bahan yang sering tidak dapat dikenali dan mengandung bahan pengawet, pengemulsi, pemanis, serta perasa dan pewarna buatan.

Di AS, makanan-makanan ini menyumbang lebih dari separuh asupan kalori harian masyarakat dan hal ini mengkhawatirkan mengingat potensi dalam meningkatkan risiko penyakit kronis dan kematian.

Baca juga:

Hentikan Makanan Olahan ini, Berbahaya bagi Kesehatan

Riset terbaru yang dipublikasikan di The BMJ menunjukkan adanya kaitan antara konsumsi makanan ultra-olahan dengan risiko lebih tinggi terhadap lebih dari 30 kondisi kesehatan.

"Mulai dari semua penyebab kematian, kanker, kecemasan, gangguan mood, penyakit jantung, dan obesitas," terang newsweek.com.

Penelitian ini hasil dari tinjauan umum terhadap 45 meta-analisis yang mengambil data dari hampir 10 juta orang.

Meskipun banyak meta-analisis telah menyelidiki hubungan antara paparan makanan ini dan dampak buruknya terhadap kesehatan, gambaran luas mengenai hubungan ini masih kurang.

Untuk menjembatani kesenjangan ini, para peneliti dari Australia, Perancis, dan AS melakukan ringkasan bukti tingkat tinggi dari 45 kumpulan meta-analisis berbeda untuk menilai bukti yang menghubungkan makanan ultra-olahan dengan dampak kesehatan yang merugikan.

Secara keseluruhan, analisis menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan ultra-olahan dikaitkan dengan peningkatan risiko 32 dampak buruk bagi kesehatan.

Antara lain peningkatan risiko kecemasan dan gangguan mental umum sebesar 40 hingga 53 persen, peningkatan risiko kematian terkait penyakit kardiovaskular sebesar 50 persen, dan peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular sebesar 50 persen, dan risiko 12 persen lebih besar terkena diabetes tipe 2.

Terdapat juga bukti kuat mengenai peningkatan risiko kematian sebesar 21 persen, peningkatan risiko depresi sebesar 22 persen, dan peningkatan risiko kematian terkait penyakit jantung, obesitas, diabetes tipe 2, dan masalah tidur sebesar 40 hingga 66 persen.

Para peneliti mengatakan tinjauan umum seperti ini hanya dapat memberikan gambaran tingkat tinggi dari bukti yang tersedia dan tidak dapat mengesampingkan kemungkinan adanya faktor lain yang tidak terukur.

Namun, temuan ini menyoroti sejauh mana makanan ultra-olahan dapat mempengaruhi berbagai aspek kesehatan mental dan fisik kita. (dru)

Baca juga:

Berlebihan Mengonsumsi Makanan Olahan Berakibat Tubuh Cepat Menua

#Sains #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Dunia
Ilmuwan Peneliti Material Baru Terima Hadiah Nobel Kimia, Temuannya Dapat Bantu Selamatkan Planet
Penemuan mereka berpotensi mengatasi beberapa masalah terbesar di planet ini, termasuk menangkap karbon dioksida untuk membantu mengatasi perubahan iklim dan mengurangi polusi plastik melalui pendekatan kimia.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
 Ilmuwan Peneliti Material Baru Terima Hadiah Nobel Kimia, Temuannya Dapat Bantu Selamatkan Planet
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Dunia
Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum
Membuka jalan bagi lahirnya generasi baru komputer superkuat.
Dwi Astarini - Rabu, 08 Oktober 2025
Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Bagikan