Kerben, Berry Asli Indonesia yang Tumbuh di Alam Liar

P Suryo RP Suryo R - Kamis, 21 Oktober 2021
Kerben, Berry Asli Indonesia yang Tumbuh di Alam Liar

Berry asli Indonesia, kerben tumbuh di alam liar. (Foto: KKI WARSI)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

INDONESIA kaya keanekaragaman hayati. Hewan dan tanaman lokalnya begitu beragam dan unik. Termasuk di antaranya buah-buahan lokal. Di Indonesia, ada satu buah sejenis berry yang belum banyak dikenal orang. Namanya kerben.

Buah ini tidak langka, hanya saja tidak terlalu mudah ditemukan. Kerben banyak ditemui di Desa Suko Pangkat, Kecamatan Gunung Kerinci, Kabupaten Kerinci, Jambi. Buah ini tumbuh sangat subur di sana, terutama di ladang penduduk.

Baca Juga:

Kopi Sontoloyo di Batu, Nasi Lodehnya Juara

Banyaknya buah kerben yang tumbuh di wilayah tersebut membuat muncul gagasan untuk membuat selai kerben. "Selai kerben dan hutan yang dikelola dengan baik, akan memberikan kehidupan yang lebih baik untuk masyarakat Suko Pangkat dan sekitarnya," ujar Sukmareni, Koordinator Divisi Komunikasi Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi.

1. Tumbuh liar di kawasan pegunungan

kerben
Tumbuh liar di kawasan pegunungan. (Foto: KKI WARSI)

Berbeda dengan tanaman buah-buahan dan sayuran lainnya, tanaman kerben tumbuh liar di kawasan pegunungan, tepatnya di ketinggian lebih dari 1300 meter di atas permukaan laut (mdpl). Walaupun mirip stroberi, bentuk tanaman kerben berbeda dengan stroberi. Kerben berupa tanaman perdu dengan banyak duri di bagian batangnya. Bisa tumbuh liar, tanaman ini tidak memerlukan perawatan khusus.

Sering kali kerben ditemukan di pekarangan rumah warga. Ketika buahnya tidak dimakan karena begitu berlimpah, maka saat buahnya jatuh dari pohon, bijinya akan tumbuh menjadi bibit baru, sehingga kebun belukar kerben menjadi rimbun. Menariknya, buah ini tidak mengenal musim. Tanamannya bisa berbuah sepanjang tahun.

2. Antara stroberi dan raspberi

kerben
Rasanya manis dengan sedikit asam. (Foto: KKI WARSI)

Kalau melihat buahnya, kerben seperti persilangan antara stroberi dan raspberi. Bentuknya seperti stroberi, tapi warnanya merah menyala seperti raspberi. “ Teksturnya lebih lembut daripada stroberi. Ukurannya juga lebih kecil. Buah yang sudah matang sempurna dengan warna merah menyala rasanya manis dengan sedikit asam. Ada bagian lembut berwarna putih di bagian tengah buah. Ini yang tidak ditemukan pada stroberi,” urai Reni.

Ia bercerita, buah ini biasa dijadikan camilan anak-anak di kawasan desa Sungko Pangkat. Sepulang sekolah mereka kerap mengumpulkan kerben, lalu merajutnya dengan rumput. Siapa yang rangkaian kerben paling panjang, dia yang menang. Setelah itu, baru mereka santap ramai-ramai. Selain anak sekolah, kerben biasa dikonsumsi oleh petani. Sepulang dari ladang, atau ketika dalam perjalanan pulang-pergi ke ladang, para petani memetik dan mengonsumsi buah ini.

Baca Juga:

Kenangan Manis Gulali Jadul yang Dinikmati Sebelum Pandemi

3. Dijadikan selai

kerben
Selai kerben dibuat tanpa pengawet. (Foto: KKI WARSI)

Kerben mulai banyak dimanfaatkan oleh penduduk desa sebagai bahan pembuatan selai. Sebelum dapat menghasilkan selai yang enak sekaligus menarik dipandang, kerben harus melewati serangkaian uji coba.

Reni bercerita, pada uji coba pertama, selai dibuat dengan menghancurkan kerben dan mencampurkan gula. Namun selaput putih yang ada di bagian tengah buah membuat selai jadi tidak cantik. Selanjutnya, untuk mencoba memperbaiki penampilannya, bagian tengah buah diambil dahulu, sebelum diolah. Selanjutnya, mereka melakukan uji organoleptik (uji rasa dan uji aroma) dengan sejumlah warga. Ketika sudah mendapatkan komposisi yang tepat, pengukuran dan cara pembuatan itu dijadikan patokan produksi.

Meski tanpa pengawet kimia sama sekali, jika dikemas dengan wadah kedap udara, selai kerben bisa disimpan selama dua minggu selama kemasannya tidak dibuka. Hal tersebut agar produk tidak terkontaminasi oleh bakteri. “Kami hanya menggunakan tambahan gula, garam, dan perasan lemon sebagai penguat rasa. Bahan-bahan ini juga berperan sebagai pengawet alami,” kata Reni. (avia)

Baca Juga:

Martabak, Camilan Populer di Layanan Pesan-Antar

#Buah #Kuliner
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Kuliner
Merayakan Malam Tahun Baru ala Argentina, Menikmati Torta Galesa hingga Asado
Seluruh rangkaian ini menjadi cara Sudestada menutup 2025 dengan meriah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 Desember 2025
Merayakan Malam Tahun Baru ala Argentina, Menikmati Torta Galesa hingga Asado
Fun
Babak Baru Restoran Latin: Pembagian Menu Lunch dan Dinner untuk Pengalaman Bersantap Lebih Fokus
CasaLena Jakarta memperkenalkan menu lunch dan dinner terbaru mulai 1 Desember 2025, menghadirkan pengalaman kuliner Latin American Grill yang lebih fokus dan premium.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 28 November 2025
Babak Baru Restoran Latin: Pembagian Menu Lunch dan Dinner untuk Pengalaman Bersantap Lebih Fokus
ShowBiz
Chef Paik Jong-won Balik ke TV, Diam-Diam Hapus Video Pengumuman Hiatus
Video yang dihapus itu berisi permintaan maaf Chef Paik terkait dengan isu pelanggaran label asal produk, iklan menyesatkan, serta tuduhan penyalahgunaan siaran.
Dwi Astarini - Selasa, 25 November 2025
Chef Paik Jong-won Balik ke TV, Diam-Diam Hapus Video Pengumuman Hiatus
Dunia
Hari Durian Nasional Malaysia Diusulkan Tiap 7 Juli, Bareng Momen Panen Raya
DMA beralasan 7 Juli dipilih sebagai Hari Durian Nasional karena bertepatan dengan puncak musim panen durian di Malaysia.
Wisnu Cipto - Rabu, 12 November 2025
Hari Durian Nasional Malaysia Diusulkan Tiap 7 Juli, Bareng Momen Panen Raya
Dunia
Durian Diajukan Jadi Buah Nasional Malaysia, Tiap 7 Juli Hari Durian Nasional
DMA juga mengusulkan tanggal 7 Juli sebagai Hari Durian Nasional di Malaysia.
Wisnu Cipto - Rabu, 12 November 2025
Durian Diajukan Jadi Buah Nasional Malaysia, Tiap 7 Juli Hari Durian Nasional
Indonesia
Hasil Lab Nyatakan Halal, Bakso Viral di Solo Buka Kembali dan Bagikan 450 Porsi Gratis
ni merupakan perdana bakso Solo buka setelah tutup sejak Senin (3/11).
Dwi Astarini - Jumat, 07 November 2025
Hasil Lab Nyatakan Halal, Bakso Viral di Solo Buka Kembali dan Bagikan 450 Porsi Gratis
Kuliner
Jalan Panjang Mimpi Besar Kuliner Indonesia, Saatnya Belajar Gastrodiplomacy dari Korsel & Thailand
Gastrodiplomacy merupakan strategi kebudayaan dan ekonomi yang memperkenalkan identitas bangsa melalui cita rasa.
Wisnu Cipto - Sabtu, 01 November 2025
Jalan Panjang Mimpi Besar Kuliner Indonesia, Saatnya Belajar Gastrodiplomacy dari Korsel & Thailand
Kuliner
Jamuan ala ‘Bon Appetit, Your Majesty’ di KTT APEC, Menu Khas Korea dengan Sentuhan Modern dan Kemewahan
Hidangan fusion Korea yang disajikan dibuat dari bahan-bahan terbaik dari seluruh Korea
Dwi Astarini - Kamis, 30 Oktober 2025
Jamuan ala ‘Bon Appetit, Your Majesty’ di KTT APEC, Menu Khas Korea dengan Sentuhan Modern dan Kemewahan
Kuliner
Kuah Keju Sensasi Inovasi Baru Menikmati Bakso Tradisional
Bakso Boedjangan menghadirkan inovasi terbaru kuah keju.
Dwi Astarini - Kamis, 30 Oktober 2025
Kuah Keju Sensasi Inovasi Baru Menikmati Bakso Tradisional
Kuliner
Jakarta Coffe Week 2025 'A Decade of Passion' Siap Digelar 31 Oktober - 2 November, Etalase Kopi Tanah Air
Tahun ini, Jakarta Coffe Week memasuki usia satu dekade, menunjukkan aksi progresif.
Dwi Astarini - Selasa, 28 Oktober 2025
Jakarta Coffe Week 2025 'A Decade of Passion' Siap Digelar 31 Oktober - 2 November, Etalase Kopi Tanah Air
Bagikan