Keraton Kasepuhan Cirebon Jaga Tradisi Apeman

P Suryo RP Suryo R - Rabu, 14 September 2022
Keraton Kasepuhan Cirebon Jaga Tradisi Apeman

Apeman Keraton Kasepuhan Cirebon. (Mauritz)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

CIREBON merupakan destinasi wisata sejarah yang sangat populer. Berbagai situs dan budaya masih lestari dijaga di kota yang mendapat sebutan Kota Udang ini.

Apalagi Kota Cirebon merupakan lintasan bagi para pengendara yang menggunakan jalur utara atau Pantura tanpa melewati tol Trans Jawa. Bangunan-bangunan bersejarah dan tradisi yang masih tegak berdiri dalam msyarakat merupakan atraksi wisata yang sangat sayang untuk dilupakan.

Baca Juga:

Manghutti Tandok Tradisi yang Dilakukan Perempuan Batak

apem
Pemangku Adat Keraton Kasepuhan Cirebon Elang Ayi (Mauritz)

Salah satunya adalah tradisi apeman. Biasanya Keraton Kasepuhan Cirebon menggelar tradisi Apem atau Apeman pada Selasa 13 September 2022.

Tradisi Apeman ini digelar di Langgar Alit sebuah bangunan kecil di bagian kiri bangunan utama Keraton Kasepuhan di Jalan Kasepuhan Nomor 43, Kelurahan Kesepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat.

Pemangku Adat Keraton Kasepuhan Cirebon, Elang Ayi mengatakan, tradisi Apeman ini dilakukan setiap tanggal 15 pada bulan Safar.

Elang Ayi mengungkapkan tentang makna tradisi apem yang digelar setiap bulan Safar.

Elang Ayi menjelaskan tradisi Apem atau Apeman ini sebagai persiapan menuju Panjang Jimat pada bulan Maulid, Oktober 2022 mendatang.

"Tradisi apem sendiri dari kata Afun yang artinya saling memaafkan, karena pada bulan Safar ini Allah menurunkan penyakit, supaya terbebas dari segala sesuatu yang tidak diinginkan," katanya.

Dia melanjutkan, tak hanya tradisi Apeman saja, pada bulan Safar juga Keraton Kasepuhan mengadakan tradisi baceman ikan yang dilaksanakan pada tanggal 5 Safar dan akan dibuka pada tanggal 5 Maulud.

Baca Juga:

Seba Baduy, Bentuk 'Upeti' pada Pemerintah

apem
Tradisi Apeman ini sebagai persiapan menuju Panjang Jimat pada bulan Maulid. (Mauritz)

"Selain itu dahulu juga ada namanya tradisi rabu wekasan, dalam tradisi tersebut kita biasanya mandi di sungai kriyan, untuk buang sial," lanjutnya.

Untuk tradisi apeman sendiri sudah dimulai sejak zaman Sunan Gunung Jati atau lebih dari 400 tahun yang lalu.

"Nantinya kue apem ini diberikan kepada masyarakat sekitar Keraton maupun kerabat keraton," ungkapnya.

Tradisi ini juga selalu dilaksanakan setiap tahunnya, meskipun dalam masa pandemi COVID-19.

"Tetap jalan, karena masa tradisi kita sendiri dikalahkan oleh Covid," tutupnya.

Hadir dalam acara itu, Kepala Badan Pengelola Keraton Kasepuhan (BPKK) Cirebon Ratu Raja Alexandra Wuryaningrat, kerabat keraton, abdi dalem, warga, dan sejumlah siswa yang tengah magang di keraton. (Mauritz/Jawa Barat)

Baca Juga:

Petik Laut Wujud Rasa Syukur Hasil Laut Melimpah

#Tradisi #Wisata
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Berwisata Murah Dengan Naik KA Batara Kresna, Nikmati Alam danKuliner Dari Purwosari Sampai Wonogiri
Rangkaian berwarna cerah ini menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin merasakan sensasi naik kereta api di tengah kota hingga ke wilayah pedesaan Wonogiri.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 18 Oktober 2025
Berwisata Murah Dengan Naik KA Batara Kresna, Nikmati  Alam danKuliner Dari Purwosari Sampai Wonogiri
Indonesia
DPRD DKI Protes Tarif Buggy Wisata Malam Ragunan Rp 250 Ribu, Minta Dikaji Ulang
Pengelola TMR wajib memantau satwa secara rutin
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
DPRD DKI Protes Tarif Buggy Wisata Malam Ragunan Rp 250 Ribu, Minta Dikaji Ulang
Indonesia
Wisata Malam Ragunan, DPRD Minta Pemprov DKI Sediakan Alternatif Angkutan Murah untuk Warga
Harus dicari alternatif lain kendaraan yang lebih murah dan dapat memuat lebih banyak orang sekali jalan.
Dwi Astarini - Kamis, 16 Oktober 2025
Wisata Malam Ragunan, DPRD Minta Pemprov DKI Sediakan Alternatif Angkutan Murah untuk Warga
Travel
7 Alasan Hijrah Trail Harus Masuk Bucket List Petualangan di Arab Saudi
Ala Khotah (Jejak Nabi) menghadirkan sebuah perjalanan imersif selama enam bulan yang akan dimulai pada November ini.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
7 Alasan Hijrah Trail Harus Masuk Bucket List Petualangan di Arab Saudi
Tradisi
Tahok dan Bubur Samin Solo Jadi Warisan Budaya tak Benda
Sebanyak 14 warisan budaya Solo berbagai kategori berbeda dari makanan hingga olahraga tradisional ditetapkan WBTb.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Tahok dan Bubur Samin Solo Jadi Warisan Budaya tak Benda
Indonesia
Polisi Sediakan WA dan QR Code untuk Laporan Cepat Gangguan Keamanan Hingga Kerusakan Fasilitas Umum
Partisipasi publik menjadi kunci agar Kota Tua benar-benar menjadi ruang bersama yang aman dan nyaman
Angga Yudha Pratama - Minggu, 12 Oktober 2025
Polisi Sediakan WA dan QR Code untuk Laporan Cepat Gangguan Keamanan Hingga Kerusakan Fasilitas Umum
Indonesia
Night at the Ragunan Zoo Dibuka Hari ini, Harga Tiket Masuknya Mulai Rp 3.000
Wisata malam Ragunan akan dibuka hari ini, Sabtu (11/10). Taman Ragunan buka pukul 18.00-22.00 WIB. Berikut harga tiketnya.
Soffi Amira - Sabtu, 11 Oktober 2025
Night at the Ragunan Zoo Dibuka Hari ini, Harga Tiket Masuknya Mulai Rp 3.000
Indonesia
WNA Pengguna Kereta Api di Indonesia Tembus Setengah Juta, Yogyakarta jadi Tujuan Paling Favorit
Angka itu naik ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 517.528 WNA.
Dwi Astarini - Kamis, 09 Oktober 2025
WNA Pengguna Kereta Api di Indonesia Tembus Setengah Juta, Yogyakarta jadi Tujuan Paling Favorit
Travel
Makanan Halal Magnet Utama Pilihan Liburan Muslim Indonesia
Temuan ini berdampak langsung pada strategi destinasi dunia, mulai dari Tokyo hingga Dubai, yang kini semakin memperhatikan fasilitas halal demi menarik wisatawan muslim.
Dwi Astarini - Senin, 29 September 2025
Makanan Halal Magnet Utama Pilihan Liburan Muslim Indonesia
Travel
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'
'KPop Demon Hunters' telah menjadi panduan tidak resmi bagi wisatawan asing.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'
Bagikan