Kenangan Presentasi Kelompok, Peran Beda-Beda Tapi Nilai Sama Jumlahnya

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Jumat, 16 Juli 2021
Kenangan Presentasi Kelompok, Peran Beda-Beda Tapi Nilai Sama Jumlahnya
Yang kontribusinya kecil akan dijadikan tumbal oleh temannya. (Foto: YouTube/Agung Nugo Story)

SEPULUH menit lagi mata pelajaran fisika segera berakhir. Pembagian kelompok akan diputuskan. Pilihannya, guru atau siswa menentukan anggota kelompok. Di satu sisi, bila guru menentukan tentu anggota masing-masing kelompok akan lebih bervariasi. Di sisi lain, bila ditentukan para siswa sudah pasti isinya hanya sirkel pertemanan paling nyaman.

Memang enggak mudah menentukan anggota dalam satu kelompok. Terlalu banyak orang pintar dan rajin kemungkinan hasilnya enggak maksimal karena masing-masing akan beradu argumentasi saja tanpa memikirikan tujuan utama kelompok. Namun, kebanyakan anak malas, biang kerok, dan nakal di satu kelompok pun bukan ide bagus karena setiap kerja kelompok isinya akan main saja.

Baca juga:

Kangen Momen Keseruan Berburu Perlengkapan Sekolah Sebelum Pandemi

Kilas Balik Masa-Masa Presentasi di Kelas
Menguji mental saat presentasi di kelas. (Foto: YouTube/yan lalu)

Dalam kelompok, setiap anggota punya perannya masing-masing. Ada bertugas menjelaskan, moderator, mencatat pertanyaan, mengoperasikan laptop, bahkan ada perannya cuma numpang setor muka. Prihatin, tapi mau bagaimana lagi. Anak-anak di kelas juga sudah tahu mana kontribusi paling besar, dilihat dari urutan berdirinya saat presentasi.

Bisa dipastikan, siswa berada di ujung barisan paling kanan dan paling jauh dengan laptop punya kontribusi besar, alias paling berguna. Tugasnya cukup berat, mulai dari membagikan materi ke anggota kelompok, membuat slide, memahami keseluruhan materi, sampai berinteraksi di kelas agar presentasi tidak membosankan. Mereka juga acap menjadi tameng jika ada guru atau teman bertanya terkait materi.

Baca juga:

Persami, Gerbang Kemandirian Siswa SD Saat Ngilmu di Negeri Aing

Kilas Balik Masa-Masa Presentasi di Kelas
Tempat duduknya bebas. (Foto: YouTube/Akhyar Mohamad)

Bisa-bisanya secara mendadak ia ditunjuk sebagai ketua kelompok, padahal sebelumnya tidak ada proses pemilihan secara sah, kolektif, dan kolegial. Mungkin karena bekal skill dan komunikasi. Selanjutnya bila ada pembagian kelompok di kelas, tipe anak seperti ini akan selalu jadi incaran teman-teman.

Bergeser sedikit pada anggota di urutan dua atau tiga dari kanan. Mereka berjasa dalam memberi bantuan. Perannya sebagai time keeper alias mengingatkan materi atau memberi jawaban ketika teman kelompoknya sedang presentasi di depannya. Biasanya mentok sampai nomor tiga dari kanan bakal diisi siswa-siswa perempuan. Tempat ini dianggap horor bagi siswa laki-laki.

Posisi terakhir, meski enggak bisa dipukul rata, biasanya anggota kelompok bertugas untuk mengoperasikan laptop. Kontribusi mereka hanya menakan tombol next untuk pergantian slide presentasi atau paling parah cuma bagian mengucapkan "Sekian presentasi dari kami, apakah ada pertanyaan?".

Fenomena serang-menyerang pun terjadi saat sesi tanya-jawab. Anak-anak di kelas biasanya akan melontarkan pertanyaan kepada anggota kelompok dianggap kurang memahami materi. Begitu pertanyaan diberikan, mereka hanya melihat kanan kiri dengan maksud agar teman satu kelompoknya membantu menjawab. Belum lagi kalau penanya sejak awal memang telah mengincar. Kelar deh.

Eits, belum selesai. Masih ada giliran si paling pintar di kelas siap bertanya dan kritis terhadap materi. Ia tidak peduli apakah para anggota kelompok bisa menjawab lantaran fokus agak kurang sebab kurang tidur gara-gara mempersiapkan presentasi, habis bertengkar dengan adiknya, dan faktor non-teknis lainnya. Terpenting dahaganya untuk menjadi paling kritis terpenuhi.

Kilas Balik Masa-Masa Presentasi di Kelas
Yang pintar akan mewakili kelompoknya. (Foto: YouTube/Agung Nugo Story)

Setiap interaksi dalam presentasi, guru diam-diam mencatat siapa saja bertanya dan menjawab untuk kepentingan poin tambahan. Sebelum presentasi dimulai, salah satu dari mereka akan kongkalikong untuk menanyakan pertanyaan dengan jawabannya sudah diatur. Jadi ketika si A bertanya kepada si B terkait satu hal, si B sudah menyiapkan jawabannya terlebih dahulu. Kerja sama ini dilakukan agar keduanya mendapatkan poin dari guru.

Presentasi pun selesai dan siswa kembali duduk ke bangku masing-masing. Beberapa hari kemudian di mata pelajaran serupa, guru mengumumkan nilai dari masing-masing kelompok. Satu kelompok akan menerima nilai sama besarannya, tidak peduli seberapa besar kontribusinya. Penilaian tersebut terkadang menjadi masalah karena anggota berkontribusi besar merasa dirugikan, dibanding dengan siswa denga tugas hanya menekan tombol next slide.

Setiap orang pasti punya cerita memorable ketika presentasi di kelas. Cerita-cerita seperti ini akan mengingatkan betapa seru dan konyol bersama teman-teman di sekolah. Di masa pandemi dengan penerapan sistem daring, momen-momen lucu itu hanya bisa kita lihat dan rasakan secara virtual. (and)

Baca juga:

Perang KRS Jadi Kawan Mental

#Juli Ngilmu Di Negeri Aing
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.
Bagikan