BANYAK orangtua mengetahui perbedaan perilaku bayi laki-laki dan perempuan. Misalnya, anak perempuan belajar cara berbicara lebih cepat dan secara umum lebih berempati daripada anak laki-laki. Pendapat lain mengatakan anak laki-laki lebih sensitif dan membutuhkan lebih banyak perhatian daripada adik perempuan.
Sebagian besar teori tersebut hanya berdasarkan pengalaman pribadi. Namun, apakah secara penelitian bayi laki-laki dan perempuan menunjukkan perbedaan nyata? Berikut perbedaan laki-laki dan perempuan berdasarkan penelitian.
BACA JUGA:
Aktivitas Fisik

Anak laki-laki lebih aktif bahkan sebelum mereka lahir. Mereka sering 'main bola' selama di perut ibunya. Apalagi ketika mereka tidak menyukai sesuatu.
Mereka mempertahankan sisi aktif tersebut setelah lahir. Peneliti dari University of Lapland, Finlandia, Satu Uusiautti telah menemukan anak laki-laki lebih mungkin berlari, melompat, memanjat pohon, dan bermain bola di luar ruangan. Sementara itu, anak perempuan cenderung memilih permainan yang lebih tenang dan lebih suka bermain di rumah. Namun, selalu baik untuk melibatkan semua anak dalam aktivitas fisik yang berbeda baik di dalam maupun di luar ruangan.
BACA JUGA:
Pelatihan Toilet

Kebanyakan anak perempuan mulai belajar menggunakan toilet pada usia 22 hingga 30 bulan. Anak laki-laki mungkin membutuhkan waktu 3 bulan hingga satu tahun lebih lama. Secara rata-rata, dalam hal pelatihan toilet, anak perempuan biasanya dapat menguasainya dalam waktu 33 bulan, sedangkan anak laki-laki membutuhkan waktu hingga 37 bulan untuk mencapainya. Jadi, bersiaplah pemakaian popok akan bertahan lebih lama jika kamu memiliki anak laki-laki dan akan berakhir lebih cepat jika kamu membesarkan seorang gadis kecil.
Baca Juga:
Keterampilan Sosial

Anak perempuan lebih baik dalam pemahaman sosial dan lebih sensitif terhadap ekspresi emosional daripada anak laki-laki. Mereka membaca secara mendalam emosi orang dan lebih baik dalam merasakan apa yang terjadi dalam keluarga. Studi ilmiah yang dilakukan Jennifer Connellan dan kawan-kawan berjudul Sex Differences in Human Neonatal Social Perception menunjukkan anak perempuan lebih tertarik untuk membaca wajah, sedangkan anak laki-laki lebih tertarik pada fisik-mekanis seluler.
Rupanya, anak perempuan belajar cara membaca orang dan mengekspresikan perasaan dan emosi mereka jauh lebih awal dan mereka melakukannya dengan sangat baik. Anak perempuan menunjukkan lebih banyak empati. Anak laki-laki, tentu saja, juga merasakan semua hal itu, tetapi tidak terlalu sering menunjukkan emosi. Menurut informasi yang dilansir Family Education anak laki-laki lebih berpikiran sederhana dan berusaha menyembunyikan perasaan mereka dari orang lain.
Preferensi Mainan

Pada kenyataannya, bayi tidak dapat membedakan mainan untuk anak laki-laki dan perempuan. Studi menunjukkan anak laki-laki juga menyukai boneka. Itu sangat normal. Anak perempuan juga senang bermain dengan mainan 'kekanak-kanakan' seperti 'truk' dan 'rumah'. Permainan dan aktivitas mereka dapat berubah sesuai dengan usia mereka, tetapi tidak selalu berdasarkan jenis kelamin mereka.
Selain itu, preferensi mereka dapat berubah karena tekanan dari masyarakat, rekan-rekan mereka, dan pemasaran khusus gender. Bermain memiliki peran sentral dalam perkembangan anak. Ini memungkinkan mereka untuk mempraktikkan peran yang berbeda, mengalami banyak emosi, dan mencoba banyak hal baru. Orangtua bisa bersikap bijaksana dengan membantu menghilangkan stereotip bahwa anak memiliki preferensi mainan yang bertentangan dengan 'norma'.
Kemampuan bicara

Beberapa peneliti menemukananak laki-laki lebih cenderung menjadi terlambat bicara daripada anak perempuan. Anak perempuan sering kali memiliki kosakata yang lebih banyak dan menyukai percakapan yang panjang sejak dini. Hal itu disebabkan anak perempuan mengembangkan bagian otak mereka yang bertanggung jawab untuk berbicara dengan lebih baik. Oleh karena itu, mereka menunjukkan hasil yang sedikit lebih baik dalam keterampilan komunikasi awal.
Namun, gender mungkin hanya menjelaskan sebagian kecil dari perbedaan keterampilan verbal anak-anak. Hal yang lebih kritis meliputi faktor sosial ekonomi dan peluang. Hal itu juga memengaruhi seberapa cepat anak-anak akan berbicara dan seberapa besar kosakata mereka.(Avia)