Kasus Plagiarisme, Pokemon Company Tuntut 6 Perusahaan Tiongkok

Banyak Pokemon dari Tiongkok yang bukan dari label Pokemon Company. (Foto Kotaku)
POKEMON Company, perusahaan di balik kesuksesan waralaba anime, gim, dan TCG Pokemon telah mengajukan dokumen gugatan untuk enam perusahaan Tiongkok atas kasus plagiarisme. Perusahaan mengklaim telah mengalami kerugian triliunan rupiah. Keenam perusahaan tersebut dituntut meminta maaf.
Kotaku mengabarkan dokumen gugatan tersebut berisikan kasus terkait dengan permasalahan plagiarisme hingga penyalahgunaan HaKI, serta kompetisi yang tidak adil secara global kepada Tiongkok. Nilai tuntutan mencapai USD 72 juta. Selain nilai tuntutan nan fantastis, Pokemon Company juga meminta pernyataan maaf yang disertakan di beberapa platform media, situs gim, serta app stores. Permintaan maaf itu dituntut ditayangkan di Tencent, NetEase, dan Sina.
BACA JUGA:
Salah satu gim yang diduga plagiat ialah Pocket Monster Reissue. Gim ini memiliki berbagai Pokemon untuk dipertandingkan dengan skema microtransaction game free-to-play ala Tiongkok pada umumnya. Gim ini berhasil memperlihatkan Ash Ketchum, protagonis yang ada pada anime Pokemon. Bahkan beberapa monster di gim tersebut juga memperlihatkan Pokemon yang tidak diralat sama sekali dari segi desain, teramsuk Clefairy dan Granbull.

Gim yang diduga tetap berjalan hingga 2015 tersebut sempat ditutup Nintendo sehingga berkali-kali mengganti nama. Saat ini, namanya menjadi Pocket Monster Reissue. Jiangyin Zhongnan Heavy Industries Co selaku perusahaan yang berhasil meniru Pokemon tersebut sudah meraup keuntungan hingga Rp 59,5 miliar setiap bulan di tahun pertama. Jadi tidak mengherankan bila Pokemon Company merasa merugi akibat kasus ini.
BACA JUGA:
Nintendo Resmi Umumkan 'Pokemon Scarlet' dan 'Pokemon Violet' untuk 2022
Ini bukanlah kali pertama Pokemon masuk ke jalur lain di Tiongkok. Pada saat Pokemon Go ditangguhkan di Tiongkok, banyak perusahaan di sana yang merilis gim tiruan Pokemon. Tujuan tindakan tersbeut ialah mengembalikan waralaba tersebut dari terputusnya koneksi dengan Jepang. Berbagai mainan fisik, peralatan sekolah, hingga kartu dirilis dengan desain yang seadanya di Tiongkok. Hal itu ternyata membuat mereka mendapatkan keuntungan di balik kebesaran nama Pokemon.
Sistem dokumen gugatan hanya berhasil diinformasikan melalui The South China Morning Post pada kasus Pocket Monster Reissue, dan terindikasi enam perusahaan besar Tiongkok sudah masuk ke genggaman Pokemon Company. Pihak Nintendo maupun perusahaan Pikachu tersebut masih belum memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai jadwal pengadilan dan beberapa detail mengenai kasus ini.(dnz)
BACA JUGA:
Generasi Baru Nongol di Gameplay Trailer Terbaru dari Pokemon Scarlet & Violet
Bagikan
Berita Terkait
Honkai: Star Rail Versi 3.6 Rilis 24 September, Bagi-Bagi Gratis Karakter Dan Heng • Permansor Terrae

Dimulai Hari Ini! Timnas Valorant Indonesia Siap Tampil Ganas di China-ASEAN Esports Championship 2025

Walkot Solo Jadikan 'Roblox' Ekskul, DPRD Ingatkan Jangan Sampai Munculkan Masalah Baru

'Super Mario Galaxy Movie', Petualangan Baru Mario Siap Mendarat di Bioskop 2026

LaLiga Menyala! Barcelona dan Real Madrid Dapat Rating Tertinggi di EA FC 26

Jadwal MPL ID Season 16 Week 4 Hari Ini: Simak Jadwal Lengkap dan Analisanya

Roblox Jadi Ekstrakurikuler SMP di Solo, Walkot Respati Sebut Jadi Edukasi Menarik

Genshin Impact Rayakan Anniversary Ke-5, Nod-Krai Resmi Dibuka

Epik Banget, PUBG: Battleground Umumkan Kolaborasi dengan G-DRAGON

Adaptasi Game Thriller 'Exit 8' Hadir di Layar Lebar: Misteri, Anomali, dan Ketegangan di Stasiun Bawah Tanah Tokyo
