JANGAN mental breakdown dulu ketika ditanya sudah lamar pekerjaan atau belum. Lagi pula pertanyaan tersebut juga untuk kebaikanmu kelak biar enggak tarsok atau entar besok . Di 2022, tidak sedikit orang berharap mendapat pekerjaan setelah lulus dari kuliah atau mungkin pindah ke tempat baru. Namun, bila mager alias malas gerak melamar pekerjaan gimana mau dapat.
Melamar pekerjaan menjadi salah satu poin penting harus segera dilakukan. Pasalnya, pekerjaan juga termasuk ke dalam faktor memengaruhi individu dalam fase quarter life crisis. Menurut buku The Unique Challenges of Life in Your Twenties karya Alexandra Robbins dan Abby Wilner, quarter life crisis jadi periode kecemasan dan ketidakpastian nan rentan terjadi saat transisi menuju kedewasaan, biasanya pada di usia 18 sampai 35 tahun.
“Banyak orang suka membandingkan dirinya dengan orang lain tapi dirinya sendiri tidak menunjukkan perubahan. Inilah lantas menjadi masalah bagi anak muda, khususnya dalam faktor pekerjaan,” kata Psikolog Rumah Sakit Mitra Keluarga Nidya Dwika Puteri, M.Psi dalam podcast Let’s Talk About.
Baca juga:

Gerald, seorang mahasiswa baru saja lulus di 2021, mengaku dirinya sengaja belum melamar pekerjaan karena ingin menghabiskan waktu bersantai setelah lulus sidang skripsi. Ia merasa empat tahun kuliah bukan waktu singkat dan masih belum mau lanjut ke jenjang berikutnya.
“Bukan berarti enggak mau kerja. Mau pasti. Cuma gue memutuskan untuk kasih gap waktu dulu sekitar satu atau dua bulan untuk santai-santai di rumah, main gim, dan olahraga. Gue juga kadang-kadang di rumah sambil bikin CV (curriculum vitae),” kata Gerald.
Beberapa orang mungkin punya alasan tersendiri mengapa belum melamar pekerjaan, mulai dari perusahaan diinginkan belum membuka lamaran, masih belum berani terjun ke dunia kerja, hingga malas. Namun, kalau terpaku dengan alasan seperti itu, mau sampai kapan tidak bekerja?
Berdasarkan hasil survei Jakpat Survey Report, ada beberapa resolusi di 2022 diharapkan banyak orang, salah satunya 36 persen responden ingin memiliki pekerjaan baru. Faktanya, 59 persen anak muda dengan rentang usia 20 sampai 24 tahun menetapkan pekerjaan baru sebagai resolusi. Sedangkan usia 40 sampai 44 ingin menghabiskan waktu dengan keluarga mereka.
Baca juga:

Di zaman serba digital ini, ada banyak cara bisa kamu lakukan untuk melamar pekerjaan. Misalnya dengan mengunjungi laman lowongan kerja seperti Jobstreet, LinkedIn, Karir, Glints, hingga Urbanhire. Beberapa akun media sosial juga kerap fokus pada konten lowongan pekerjaan. Bisa juga mengandalkan cara konservatif sering dijumpai di lungkungan tempat tinggal, informasi dari mulut ke mulut.
Kesempatan dan jalan sebenarnya sudah ada di depan mata, tinggal bagaimana diri mau atau tidak untuk melangkah. Bingung membuat CV? Bisa lihat Youtube atau minta bantuan teman. Menghasilkan uang dari hasil kerja keras adalah suatu kebanggan tersendiri, apalagi bisa membeli barang diinginkan sejak dulu dan bisa memberi ke orang tua. (and)
Baca juga: