Jangan Anggap Sepele Ketuban Pecah Dini

P Suryo RP Suryo R - Sabtu, 01 Juli 2023
Jangan Anggap Sepele Ketuban Pecah Dini

Setiap kehamilan berpotensi mengalami komplikasi. (Pixabay/3907349)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SALAH satu fokus utama dalam menjaga kehamilan agar janin berkembang dengan optimal adalah menghindari berbagai komplikasi seperti contohnya ketuban pecah dini. Meskipun masih jarang dibicarakan oleh khalayak ramai dan seringkali gejalanya dianggap sepele, sebenarnya ketuban pecah dini perlu mendapatkan perhatian khusus.

Menurut Clevelandclinic, ketuban pecah dini memang sering terjadi tanpa disadari karena teksturnya cair seperti air seni biasa. Kenapa banyak ibu hamil yang tidak menyadari jika mengalami ketuban pecah dini? Karena biasanya air ketubannya keluar sedikit demi sedikit. Kamu akan langsung menyadari jika mengalami ketuban pecah dini dengan jumlah cukup banyak sehingga bisa langsung dilarikan ke rumah sakit.

Baca Juga:

Pisang Gandeng Bikin Ibu Hamil Lahirkan Bayi Kembar Siam?

bumil
Menjaga kondisi emosional ibu hamil adalah prioritas utama. (Pixabay/Bgmfotografia)

Infeksi menular seksual

Seks edukasi dan pengetahuan soal kehamilan di Indonesia masih menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan oleh masyarakat. Alhasil kebanyakan pasangan yang memutuskan menikah tak tahu menahu mengenai kondisi dan kesehatan reproduksinya sendiri.

Tanpa banyak ilmu dan informasi mengenai hal tersebut, pasutri ini pun hamil dan mengalami beberapa komplikasi salah satunya ketuban pecah dini. Setelah ditelusuri ternyata sang ibu mengalami infeksi menular seksual yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon kehamilan dan imun ibu serta jabang bayi rentan sehingga mengalami ketuban pecah meski usia kehamilan masih sangat muda.

Riwayat melahirkan prematur

Jika kamu memiliki riwayat melahirkan prematur sebelumnya, anak kedua juga berisiko lahir prematur dengan gejala ketuban pecah dini. Setiap perempuan memiliki kondisi reproduksi yang unik dan berbeda. Sebagian ada yang memiliki leher rahim terlalu menempel dengan area tumbuhnya janin sehingga menyebabkan adanya tekanan berlebihan. Karena terus menerus mendapatkan tekanan yang menguat seiring dengan menbesarnya bayi, akhirnya sang ibu mengalami ketuban pecah dini sejak awal kehamilan.

Baca Juga:

Belum Hamil? Jangan Stres

bumil
Hamil kembar berisiko menyebabkan ketuban pecah dini. (Pixabay/alimas)

Stres

Stres saat hamil akan memicu ketegangan di area abdomen bawah, otot perut dan lapisan pelindung janin yaitu ketuban. Ketika mengalami ketegangan terus menerus akibat stres, tentu saja air ketuban akan keluar sedikit demi sedikit. Itulah alasan mengapa saat hamil ibu harus berusaha mengatur kondisi emosional agar proses kehamilan berjalan dengan lancar.

Hamil anak kembar

Selain karena masalah kompleks seperti terinfeksi penyakit menular seksual atau otot-otot sekitar rahim yang menegang terus menerus hingga memaksa ketuban pecah sebelum waktunya, hamil anak kembar sangat berisiko membuat ibu mengalami ketuban pecah dini. Bagaimana tidak? Satu bayi saja berisiko membuat ketuban pecah sejak awal kehamilan karena ukuran bayi yang besar, apalagi jika ada dua, tiga, bahkan lebih banyak lagi bayi yang berkembang di dalam rahim. Saat hamil kembar, dokter akan berupaya untuk membimbing dan menjaga kehamilang agar baik ibu serta bayi selamat hingga waktunya melahirkan. (Mar)

Baca Juga:

Pewarnaan Rambut Tanpa Amonia Aman Bagi Ibu Hamil dan Menyusui

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Maria Theresia

Your limitation -- it's only your imagination.

Berita Terkait

Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Bagikan