MerahPutih.com - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi memimpin Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) ke-4 Indonesia-Tiongkok dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok Qin Gang di Gedung Pancasila pada Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Rabu (22/2).
Indonesia membahas pentingnya penguatan kerja sama perdagangan dan investasi dengan Tiongkok ketika kedua negara sudah menjalin hubungan kemitraan strategis komprehensif selama 10 tahun.
Menurut Retno, penguatan kerja sama perdagangan dengan Beijing menjadi penting karena Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar Indonesia.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Terima Kunjungan Kehormatan Menlu Tiongkok
“Dalam pertemuan, secara khusus saya sampaikan permintaan agar berbagai hambatan dagang dapat diatasi," kata Retno dalam konferensi pers usai pertemuan tersebut, dikutip Antara.
Indonesia juga bertekad meningkatkan kerja sama investasi dengan Tiongkok mengingat Beijing adalah investor kedua terbesar di Indonesia tahun lalu, bahkan menjadi investor nomor satu Indonesia pada kuartal terakhir tahun lalu.
Kepada Qin, Retno menegaskan bahwa Indonesia juga terus membuka pintu investasi untuk Tiongkok, termasuk dalam memanfaatkan tenaga kerja Indonesia, perlindungan lingkungan, penguatan investasi hijau yang berkualitas, dan kerja sama infrastruktur.
Namun, Retno menekankan bahwa iklim investasi di Indonesia tetap akan mempertimbangkan kepentingan rakyat Indonesia.
Retno juga mengajak Tiongkok menguatkan kemitraan dalam bidang kesehatan.
Menurut dia, Indonesia dan Tiongkok telah bekerja sama dengan sangat baik dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang menjadi pengingat bagi setiap negara untuk memperkuat infrastruktur kesehatan, termasuk industri farmasi.
Baca Juga:
Tiongkok Jawab Peringatan AS agar Beijing Hentikan Bantuan ke Rusia
Adapun kemitraan kesehatan yang diusulkan Indonesia adalah implementasi kerja sama penelitian dan pengembangan vaksin dan genomika, penguatan kapasitas produksi bahan baku obat (BBO), implementasi komitmen kerja sama sister hospital, dan pembangunan herbal center di Indonesia.
Pandemi COVID-19 juga dinilai telah membukakan mata dunia mengenai pentingnya kerja sama konektivitas dan hubungan antar-masyarakat. Untuk itu, Retno mendorong Tiongkok agar memulihkan konektivitas antara kedua negara.
"Pascapandemi, satu hal yang penting untuk segera dibenahi adalah masalah konektivitas. Dengan konektivitas yang baik, maka hubungan ekonomi dan hubungan antar-masyarakat akan cepat pulih," kata dia.
Pertemuan JCBC Indonesia-Tiongkok itu untuk pertama kalinya kembali terlaksana sejak terakhir berlangsung di Beijing pada 2018.
Pertemuan itu juga menjadi kunjungan resmi pertama Qin ke kawasan setelah menjabat tugas baru sebagai Menteri Luar Negeri Tiongkok akhir tahun lalu. (*)
Baca Juga:
Menlu Tiongkok Dijadwalkan Kunjungi Indonesia Besok