Harga Beras Mahal, ini nih Sumber Karbohidrat Pengganti dari Pangan Lokal


Saat harga beras mahal, jagung bisa jadi sumber karbohidrat alternatif.(foto: pexels-mali-maeder)
MERAHPUTIH.COM - SUMBER karbohidrat enggak cuma beras. Memang sih orang Indonesia itu lekat banget dengan nasi, tapi di Nusantara ini banyak loh pangan lokal yang bisa jadi sumber karbohidrat alternatif. Dengan berbagai pilihan sumber karbohidrat alternatif yang tersedia, kamu enggak perlu menjerit saat harga beras merangkak naik. Tinggal ganti sumber karbohidrat kan.
Berikut pangan lokal yang bisa jadi alternatif pengganti nasi.
BACA JUGA:
Harga Beras Melonjak, Menteri Tito Minta Masyarakat Makan Jagung Atau Sukun
1. Kentang
Kentang adalah tanaman dari suku Solanaceae yang memiliki umbi batang yang dapat dimakan. Tanaman umbi ini menjadi salah satu makanan pokok penting di Eropa walaupun pada awalnya didatangkan dari Amerika Selatan.
Di Indonesia, kentang masih dianggap sebagai sayuran yang mewah. Meskipun demikian, kentang merupakan makanan yang enak serta sangat bernutrisi. Kentang mengandung sejumlah vitamin, yaitu A, B-kompleks, C, juga asam folat. Selain itu, umbi tanaman yang banyak dikembangkan di dataran tinggi ini mengandung mineral, protein, karbohidrat, karotenoid, dan polifenol. Dalam tubuh kentang, juga ada zat solanin yang dikenal sebagai obat penenang, antikejang, antijamur, dan pestisidal.
Kentang punya rasa yang enak dengan kandungan karbohidrat yang cukup tinggi. Enggak cuma enak, kentang bisa diolah menjadi aneka makanan lezat, seperti mashed potato, baked potato dengan aneka topping, sup kentang, hingga potato balls.
2. Jagung
Selain gandum dan padi, jagung juga sumber karbohidrat yang penting di dunia. Bagi penduduk Amerika Tengah dan Selatan, bulir jagung merupakan pangan pokok. Sebagian penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia juga menjadikan jagung sebagai bahan makanan pokok.
Bagian jagung yang biasa dikonsumsi ialah bijinya, baik masih muda ketika isinya belum mengering maupun setelah tua dan mengering. Biji kering dapat dihaluskan menjadi tepung jagung (maizena). Maizena merupakan bahan untuk berbagai kue dan penganan olahan serta untuk bahan baku pembuatan bihun.
Di Jawa Timur, biji jagung kering ditumbuk agak halus untuk mendapatkan beras jagung. Setelah dikukus atau ditanak, tumbukan itu menjadi nasi jagung. Nasi jagung yang murni atau bercampur nasi umum jadi makanan pokok, terutama di wilayah Jatim yang mendapat pengaruh dari budaya Madura.
Jagung punya rasa manis dan tekstur yang renyah. Itulah yang bikin jagung selalu menjadi favorit banyak orang. Biarpun diolah dengan cara sederhana, jagung mampu memberikan citarasa lezat. Cukup dengan dikukus atau direbus begitu saja, jagung sudah lezat dan mengenyangkan. Biar makin enak, kamu bisa lo menambahkan susu kental manis dan keju ke dalam jagung rebus atau kukus pipil. Enak!
3. Singkong
Di beberapa daerah, singkong dikenal dengan nama ubi kayu ataupun ketela pohon. Singkong sendiri merupakan nama lokal di kawasan Jawa Barat untuk tanaman ini. Istilah 'ubi kayu' dan 'ketela pohon' dipakai dalam bahasa Melayu secara luas.
Tanaman singkong adalah perdu tahunan tropika dan subtropika dari suku Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat, sedangkan daunnya dimanfaatkan sebagai sayuran.
Karena kandungan utama singkong ialah pati dan sedikit glokusa, bahan makanan ini amat cocok dijadikan sumber karbohidrat pengganti nasi. Singkong juga tinggi serat. Hal itu membuatnya sangat cocok dikonsumsi untuk sahur atau berbuka puasa.
Cara mengolah singkong juga gampang lo. Kamu bisa merebus, menggoreng, atau mengukusnya. Beberapa olahan nikmat singkong yaitu singkong rebus, singkong goreng, getuk, dan tiwul.
4. Ubi
Umbi-umbian lain yang bisa kamu asup untuk sumber karbohidrat ialah ubi jalar. Orang kekinian mengenal ubu jalar dengan nama sweet potato. Di Afrika, umbi ubi jalar menjadi salah satu sumber makanan pokok yang penting. Di Asia, selain dimanfaatkan umbinya, daun muda ubi jalar juga dibuat sayuran.
Selain karbohidrat sebagai kandungan utamanya, ubi jalar juga mengandung vitamin, mineral, fitokimia (antioksidan), dan serat (pektin, selulosa, hemiselulosa). Berdasarkan riset yang dilakukan Institut Pertanian Bogor, ubi jalar merah yang berasal dari Papua mengandung senyawa beta karotena yang mampu menurunkan infeksi HIV/AIDS. Oleh karena itu, ubi jalar merah diusulkan menjadi diet utama penderita HIV/AIDS.
Jika dibandingkan dengan bahan makanan pokok lain, ubi jalar biasa memiliki kandungan senyawa pembentuk vitamin A tertinggi, mencapai 89% kebutuhan harian. Beta karotena termasuk salah satu senyawa pembentuk vitamin A.
Ubi jalar punya rasa yang manis dengan tekstur yang pulen. Mengolahnya juga mudah. Kamu bisa menyulap ubi jalar jadi sandwich dengan berbagai isian. Selain itu, di kuliner khas Tanah Air, menu berbahan ubi jalar juga banyak, sebut saja klepon, bolu kukus ubi, dan bola-bola ubi.
5. Sagu
Orang Maluku dan Papua yang tinggal di wilayah pesisir lebih mengenal sagu sebagai makanan pokok. Sagu merupakan tepung atau olahan yang didapat dari pemrosesan teras batang rumbia atau pohon sagu.
Untuk mendapatkan tepung sagu, ada berbagai proses yang dilalui. Pertama pohon sagu ditebang hingga tersisa batangnya saja. Batang itu dibelah memanjang untuk diambil bagian dalamnya. Teras batang itu kemudian dihaluskan dan disaring. Hasil saringan dicuci kemudian diambil bagian patinya. Pati itulah yang diolah untuk dijadikan tepung.
Sagu diolah menjadi papeda, semacam bubur, atau dalam olahan lain. Di daerah asalnya, sagu dijual dalam bentuk tepung curah maupun yang dipadatkan dan dikemas dengan daun pisang. Selain itu, saat ini sagu juga diolah menjadi mi.
Sebagai sumber karbohidrat, sagu memiliki keunikan karena diproduksi di daerah rawa-rawa. Kondisi itu menguntugkan secara ekologis, tapi walaupun secara ekonomi kurang menguntungkan karena sulit untuk distribusi.
Untuk urusan nutrisi, sagu cukup lengkap. Seratus gram sagu kering setara dengan 355 kalori. Di dalamnya rata-rata terkandung 94 gram karbohidrat, 0,2 gram protein, 0,5 gram serat, 10 mg kalsium, 1,2 mg besi, dan lemak, karoten, tiamin, dan asam askorbat dalam jumlah sangat kecil.(dwi)
BACA JUGA:
Sama-Sama Sehat, Porang dan Beras Shirataki Ternyata Berbeda
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Jeritan UMKM di District Blok M, Harga Sewa Naik Langsung Bikin Tenant Cabut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Menemukan Ketenangan dan Cita Rasa Bali di Element by Westin Ubud, Momen Sederhana Jadi Istimewa

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
