PERHELATAN Wondherland mengangkat topik fesyen pada gelar wicara di hari terakhirnya. Gelar wicara itu membahas seputar mengatasi rasa tidak percaya diri dalam memakai baju atau aksesori. Rangkaian acara ini dikawal oleh tiga pembicara. Yakni konten kreator TikTok dan beauty vlogger Dilla Probokusumo, co founder dari sebuah merek pakaian Cissylia Stefani, dan model Kelly Tandiono.
"Just wear what you like," kata Dilla di acara Wondherland, Pondok Indah Mall pada Minggu (19/3). Ia tidak memiliki pedoman khusus untuk mengatur cara berpakaiannya. Dilla akan memakai bajunya sesuai dengan konsep acaranya.
Baca Juga:

Berbeda dengan Dilla, Cissylia ia lebih nyaman menggunakan fesyen yang berwarna, menarik, dan dapat dipadu padan. "Dulu waktu masih single yang penting warna warni, yang penting aneh. Enggak nyaman juga enggak apa-apa deh," ungkap Cissylia.
Dulu, ia menyukai baju yang berwarna dan aneh walaupun tidak nyaman. Namun, saat Cissylia telah menjadi seorang ibu sehingga harus menggunakan pakaian yang nyaman dan fungsionalnya.
Kelly memiliki pengalaman yang berbeda dengan kedua narasumber lainnya. "Kalau journey aku sebenarnya mulainya dari London," kata Kelly.
Saat masih di London, ia sering memperhatikan orang-orang yang berada di jalan karena warga disana memiliki gaya berpakaian yang unik dan baik. Kelly menggambarkan di London banyak yang menggunakan fesyen sesuai dengan gaya kesukaan mereka. Ia mengadaptasi salah dua gaya dari orang London yang cocok pada dirinya, yakni Streetwear dan Preppy Look.
Baca Juga:
Terinspirasi dari Makanan Indonesia, Sejauh Mata Memandang Rilis Koleksi 'Kudapan'

Cissylia memiliki prinsip untuk tidak kebanyakan mengikuti tren. Karena tren akan membawa seseorang jauh dari karakter fesyennya sendiri.
Terlalu banyak mengikuti tren yang bukan karakter diri sendiri akan menimbulkan rasa insecure dalam berpakaian. Cissylia berpendapat seseorang akan lebih mudah mendapatkan kepercayaan diri jika sudah mengenali karakter fesyennya.
Salah seorang peserta menanyakan pendapat para pembicara tentang laki-laki yang gemar menggunakan pakaian yang distandarkan untuk perempuan. "Fashion is has no limit, it's a way you express yourself," tegas Kelly.
Tidak menjadi masalah karena tidak semua orang berani untuk mendobrak standar yang telah terbangun. Dengan berani menggunakan pakaian tersebut, ia berhasil menginspirasi orang yang ingin melakukan hal serupa. (vca)
Baca Juga:
5 Negara Usulkan Kebaya Masuk dalam Warisan Budaya Takbenda UNESCO