Filosofi Mendalam Gua Peteng di Kompleks Gua Sunyaragi, Cirebon

Dwi AstariniDwi Astarini - Jumat, 20 Desember 2019
Filosofi Mendalam Gua Peteng di Kompleks Gua Sunyaragi, Cirebon
Gua Sunyaragi di Cirebon penuh filosofi mendalam. (foto: MP/Mauritz)

KOMPLEKS Taman Air Gua Sunyaragi merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Islam Cirebon. Tempat itu dijadikan para keluarga Keraton Cirebon untuk bertafakur dan menyucikan diri di dalam gua-gua buatan dari batu karang di laut selatan Jawa. Kini, area itu dijadikan sebagai cagar budaya dan objek wisata.

Gua Peteng yang terletak di tengah kompleks Gua Sunyaragi ialah salah satu yang menyimpan keunikan. Gua itu merupakan salah satu gua yang cukup dikenal masyarakat Cirebon.

BACA JUGA: Setiap 7 Menit Kereta akan Lewat Cirebon

Pemerhati budaya dan sejarah Cirebon sekaligus pengelola Gua Sunyaragi, Jajat Sudrajat, menjelaskan Gua Peteng berasal dari bahasa Cirebon, yakni peteng yang berarti gelap. Gua itu digunakan keluarga Keraton Cirebon pada zaman dulu untuk menyucikan diri.

Hal tersebut sesuai dengan arti nama Gua Sunyaragi sendiri dalam bahasa Cirebon dengan sebutan 'taman kaputren panyepi ing raga', yang berarti taman keluarga keraton untuk menyucikan diri.

gua peteng
Gua Peteng salah satu destinasi di Kompleks Gua Sunyaragi. (foto: MP/Mauritz)

"Penyepi ing raga di sini merupakan kearifan lokal untuk menghapus kata 'bertapa', karena bertapa berasal dari Hindu, meskipun wujudnya sama, yaitu menyucikan diri dari dunia ramai," jelasnya saat ditemui di Komplek Gua Sunyaragi, Jalan Brigjen Dharsono (By Pass) Kota Cirebon, Jumat (20/12).

Jajat menambahkan, Gua Peteng menjadi simbol mampu atau tidaknya manusia keluar dari kegelapan. Kondisi gelap bisa berarti banyak, yakni gelap pikiran, gelap hati, dan lain-lain. Dengan begitu, Gua Peteng difungsikan sebagai tempat untuk bertafakur agar bisa menyucikan diri dari kegelapan. Menghadapnya pun dari arah barat ke timur, karena mengikuti arah kiblat.

gua peteng
Kompleks Gua Sunyaragi jadi tempat bertafakur. (foto: MP/Mauritz)

Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, di dalam Gua Peteng terdapat sebuah sumur. Namun, menurut Jajat, itu bukanlah sumur, melainkan bak atau kubangan tempat penampungan air yang digunakan orang yang sedang bertafakur di situ untuk melakukan wudhu.

"Jadi, ketika sedang melaksanakan ritual itu harus punya wudhu. Ketika batal, jadi dia tidak perlu jauh-jauh, karena bisa wudhu di kubangan itu," jelasnya.

Selain sebagai tempat untuk berwudhu, lanjut Jajat, penampungan air tersebut juga berfungsi sebagai pendingin ruangan. Dulunya, Gua Sunyaragi merupakan water castle atau istana air yang berada di tengah-tengah danau. Dengan begitu, di tempat ini dulunya sangat indah dengan gemericik air yang mengalir melalui sela-sela bebatuan karang Gua Sunyaragi. Air-air tersebut pun masuk ke Gua Peteng.

Sama seperti tempat lain di Gua Sunyaragi, lanjut Jajat, semua gua ataupun bangunan lainnya tidak dibangun secara asal-asalan. Setiap tempat mempunyai filosofi tersendiri terkait dengan kehidupan. "Gua Peteng menjadi salah satu dari filosofi kehidupan tersebut," pungkasnya.(*)

Artikel ini merupakan laporan kontributor Merahputih.com untuk wilayah Jabar dan sekitarnya.

Bagikan
Bagikan