MUSIM 2022 menjadi salah satu momen terbaik dalam sejarah Ducati. Bagaimana tidak, dua tim balapnya yang berlaga di dua kejuaraan dunia berbeda, Superbike (WSBK) dan MotoGP, meraih gelar juara dunia, untuk pembalap sekaligus untuk konstruktor.
Capaian Ducati memupus puasa gelar lebih dari satu dekade di dua kejuaraan itu. Ini sekaligus pula mengukuhkan mereka sebagai pabrikan motor bergengsi dari Italia.
Ducati terakhir kali mengangkat trofi Kejuaraan Dunia Superbike pada 2011. Saat itu Carlos Checa yang mengendarai Ducati 1198 berhasil memberikan gelar juara dunia bagi Ducati. Sebelas tahun berselang, Ducati baru mampu mengangkat trofi lagi. Kali ini melalui Alvaro Bautista yang kepastiannya diperoleh pada race terakhir di Indonesia.
Catatan di MotoGP lebih buruk lagi bagi Ducati. Mereka meraih gelar juara dunia kali terakhir melalui Casey Stoner pada 2007. Selama 15 tahun, Ducati hanya menjadi penantang gelar saja. Meski beberapa kali mereka sempat hampir meraih gelar juara dunia, seperti pada 2017 bersama Andrea Dovizioso.
Baca juga:
Gaharnya Ducati Streetfighter V4 Lamborghini

Namun, puasa gelar itu berakhir pada 2022. Francesco Bagnaia mengangkat trofi gelar juara dunia MotoGP dan Alvaro Bautista membawa pulang mahkota WSBK. Sebagai pemanis, tim Ducati di MotoGP dan WSBK juga menyabet gelar juara konstruktor.
Memanfaatkan momen manis itu, perusahaan yang berbasis di Borgo Panigale, Italia, itu memperkenalkan seri terbatas dari replika motor balap Panigale V4 S. Kedua model tersebut menyematkan mesin Desmosedici GP 22 milik Bagnaia dan mesin Panigale V4 R milik Bautista.
Sirip-sirip bodi alias winglet hingga ekornya memiliki varian yang berbeda. Lengkap dengan grafis serta nomor balap dari masing-masing pembalap. Stiker sponsor juga mewarnai sekujur bodi motor tersebut, memperkuat aura motor balap besutan Ducati.
Jantung pacu dari kedua motor tersebut adalah mesin V4 1.103 cc yang mampu menghasilkan tenaga 210 dk pada torsi 12.500 rpm dan torsi 122 Nm pada 11.000 rpm. Berbagai suku cadang balap juga menempel pada motor tersebut.
Baca juga:
Ducati Streetfighter SP dan V2 sudah Bisa Dipesan, Segini nih Harganya

Mulai dari kopling kering STM-EVO SBK sembilan carkam, knalpot Akrapovic yang legal untuk penggunaan jalan raya, kaliper Brembo Stylema R, dan master silinder MCS lengkap dengan penyetel jarak jauh, pijakan kaki aluminium billet Rizoma yang bisa disesuaikan, hingga kaca depan (windshield) balap.
Seperti motor balap yang dikendarai Bagnaia dan Bautista, kedua motor itu juga dilengkapi dengan berbagai komponen serat karbon. Antara lain pelindung panas knalpot, penutup alternator, spatbor depan dan belakang, serta saluran rem depan.
Ada berbagai aksesoris tambahan yang meliputi penutup kopling terbuka dari bahan serat karbon. Terlihat dari pelat nomor dan kit pelepas kaca spion hingga tutup tangki bahan bakar balap yang terbuat dari bahan aluminium billet. Itu untuk menyesuaikan replika balapan khas kehidupan di sirkuit.
Mengingat dua motor ini tergolong khusus, Ducati hanya membuat 260 unit. Masing-masing motor akan dilengkapi dengan nomor seri yang terukir. Banderol motor itu mencapai USD 63.000 atau setara Rp 983 juta. (waf)
Baca juga:
Kerja Sama dengan Lenovo, Ducati Manfaatkan Artificial Intelligence