MerahPutih.com- Kereta Cepat Jakarta - Bandung tak lama segera dibuka untuk umum.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo memastikan bahwa pembangunan Kereta Api Cepat dan KA Feeder dilaksanakan dengan keamanan dan kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan.
Baca Juga:
"Proses pembangunan infrastruktur untuk kereta api cepat sangat diawasi secara ketat karena direncanakan untuk memiliki umur pakai hingga 100 tahun," kata Didiek di Jakarta, Kamis (14/9).
Menurut Didiek, selama masa konstruksi, setiap tahap pembangunan infrastruktur dikerjakan dengan tingkat ketelitian yang tinggi dan dilengkapi dengan pengawasan berlapis.
"Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa infrastruktur kereta api cepat memenuhi standar yang telah ditetapkan dan dapat digunakan dengan aman," jelas Didiek.
Selain itu, untuk mendukung konektivitas integrasi Kereta Api Cepat Jakarta - Bandung, KAI telah menyiapkan layanan KA Feeder dengan rute Bandung - Cimahi - Padalarang.
Layanan KA Feeder ini akan mengangkut penumpang kereta api cepat dari Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung atau sebaliknya dengan waktu tempuh hanya 19 menit.
"Terdapat 72 perjalanan KA Feeder setiap hari, yang terdiri dari 36 perjalanan pulang pergi antara Padalarang dan Bandung, dengan jeda waktu antar kereta apinya selama 25 menit," terang Didiek.
Baca Juga:
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mencoba Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) pada Rabu (13/9).
Uji coba kereta api cepat itu dilakukan dari Jakarta menuju Bandung dan kembali lagi ke Jakarta.
Presiden melakukan perjalanan menggunakan kereta api cepat dimulai dari Stasiun Halim, Jakarta Timur pada pukul 09:00 WIB dan tiba di Stasiun Padalarang pukul 09.25 WIB dengan hanya memakan waktu sekitar 25 menit.
Dilanjutkan menggunakan KA Feeder dari Stasiun Padalarang pukul 09.40 WIB dan tiba di Stasiun Bandung pukul 09.55 WIB. Dengan demikian, waktu yang dihabiskan di dalam kereta api cepat dan KA feeder cuma sekitar 40 menit. Presiden kemudian kembali lagi ke Jakarta dengan pola yang sama.
Presiden Jokowi berharap saat kereta api cepat ini beroperasi, ada perpindahan masyarakat menggunakan transportasi umum, baik LRT, MRT, TransJakarta, maupun kereta api cepat.
Karena kerugian akibat kemacetan mencapai Rp 100 triliun di wilayah Jabodetabek dan Bandung. (Knu)
Baca Juga:
Penyebab Kebakaran di Kantor Kereta Cepat Dalam Proses Investigasi