"MUGUNGHWA kkoci pieot seumnida.” Suara nyanyian sebuah boneka raksasa berwarna kuning dan jingga langsung terngiang-ngiang ketika membaca kalimat itu. Itu adalah lagu dalam salah satu permainan ikonik nan mematikan di serial Squid Game. Permainan ‘Red Light, Green Light’ namanya.
Kini, permainan tradisional itu hadir kembali. Bukan melalui musim kedua, melainkan lewat sebuah pertunjukan reality game bertajuk Squid Game: The Challenge. Sejak 2022 lalu, Netflix secara aktif merekrut partisipan untuk ikut dalam permainannya.
Baca Juga:
Aktor Pemeran 'Squid Game' Ternyata Juga Gagal Menyelesaikan Dalgona Challenge
Seperti yang ada dalam tontonan, pemenang Squid Game di kehidupan nyata ini juga akan mendapatkan hadiah uang senilai USD 4,56 juta atau sekira Rp 68,7 miliar. Bedanya adalah partisipan tidak akan ditembak mati ketika gagal dalam permainan. Hal ini menjadikan Squid Game: The Challenge sebagai acara TV dengan hadiah terbanyak sepanjang sejarah.

Sayangnya, proses produksi permainan Squid Game: The Challenge tak berjalan lancar dan cenderung menuai kecaman. Hal ini disampaikan oleh beberapa mantan kontestan melalui wawancara anonim bersama media Rolling Stones.
“Kami diperlakukan seperti manusia dalam balap kuda. Mereka benar-benar memperlakukan kami seperti seekor kuda dalam lomba yang dingin dan sudah ditentukan,” tutur salah satu kontestan, seperti yang diterjemahkan dari Rolling Stones, Kamis (2/1).
Ia menyebutkan permainan ini sebagai hal paling kejam dan jahat yang pernah dilaluinya. Menurut para mantan kontestan, hal yang dianggap kejam bukanlah aturan permainannya. Melainkan cara panitia memperlakukan manusia di dalam sana.
Baca Juga:
Dalgona Candy, Permen Tradisional yang Jadi Permainan di 'Squid Game'
Mereka memaksa partisipan untuk mengikuti permainan ‘Red Light, Green Light’ selama sembilan jam penuh, di suhu yang dingin, dan keadaan melelahkan. Mereka bahkan bersaksi bahwa banyak tim medis yang berlalu lalang untuk mengangkut peserta pingsan akibat kedinginan.
“Tekanan dan trauma ini datang dari inkompetensi pertimbangan skala (permainan) yang dipaksakan oleh tim penyelenggara,” ungkapnya.
Mantan kontestan ini juga menyatakan bahwa beberapa pemenang sudah ditentukan sejak awal. Jadi permainan yang ada dianggap hanyalah formalitas. Bahkan kontestan memanggilnya dengan sebutan “Net Fix”.
Namun, hal ini kemudian dibantah oleh pihak Netflix. Dalam salah satu pernyataannya, platform streaming merah ini menyebutkan bahwa memang ada beberapa peserta yang menerima perawatan medis. Namun, itu hanya tindakan kecil dan bukan masalah besar.
Netflix menegaskan bahwa seluruh proses produksi mereka bersifat aman dan mengikuti prosedur yang ada. Pada Jumat (3/1) lalu, Netflix bersama co-producing studios yaitu The Garden dan Studio Lambert juga membantah adanya kecurangan dalam permainan Squid Game: The Challenge. (mcl)
Baca Juga:
HoYeon Jung Jadi Girl Crush Netizen Setelah Bermain di 'Squid Game'