PEMERIKSAAN payudara sendiri (SADARI) untuk mendeteksi kanker payudara dapat dilakukan sejak dini, yakni ketika perempuan masih menginjak masa remaja. Setidaknya, itu pendapat yang dilontarkan Wakil Ketua IV Yayasan Kanker Payudara Indonesia Titien Pamudji, seperti dikutip Antara, Rabu (6/10).
Ia mengatakan rutin memeriksa payudara setidaknya sebulan sekali harus dilakukan, dan bisa dimulai sejak remaja, tepatnya sejak usia 12 tahun. Pemeriksaan payudara itu bisa dilakukan pada hari ketujuh hingga hari kesepuluh setelah hari pertama menstruasi.
Titien menyebutkan saat itu adalah momen yang tepat untuk memeriksa kondisi payudara, sebab sebelum haid umumnya payudara terasa kencang dan nyeri. Adapun pengecekan rutin dan dimulai sejak dini menurut Titien penting dilakukan agar dapat segera diatasi bila terdapat kejanggalan.
Baca juga:
Single Terbaru Cinta Ramlan Ft. Djenar Maesa Ayu Untuk Pengidap Kanker Payudara

Kanker yang diketahui sejak awal, menurutnya, lebih mudah untuk ditangani dan memiliki peluang sembuh yang lebih besar, ketimbang terlambat terdeteksi. Bila selama pemeriksaan ternyata ditemukan benjolan, ia menyarankan agar segera ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat untuk memeriksa payudara secara klinis.
Upaya untuk mencegah kanker payudara sangat penting, kata Titien, karena pada umumnya, pasien-pasien kanker payudara baru memeriksakan dirinya setelah kondisi kian memburuk. Kondisinya akan lebih menyulitkan lagi bila terlambat ditangani, pengobatan juga akan semakin panjang dan mahal.
Satu hal yang ditekankan Titien, ialah bahwa kanker payudara tidak hanya menyerang perempuan saja, tetapi juga laki-laki.
"Ada juga lelaki yang terkena kanker payudara, tapi persentasenya sedikit dan mereka umumnya tertutup," katanya.
Baca juga:
Peduli Kanker Payudara, Chelsea Islan Ramaikan Acara Jakarta Goes Pink 2016

Pendapat Titien itu juga diperkuat penyintas kanker payudara Dana Iswara. Ia menuturkan bahwa deteksi dini sangat penting dan menjaga gaya hidup sehat demi menurunkan risiko terkena kanker payudara.
Kendati penyebab jelas kanker payudara belum diketahui secara pasti, namun ada faktor-faktor risiko yang bisa dikendalikan setiap orang. Seperti menghindari obesitas, tidak mengonsumsi rokok, alkohol, dan mengurangi stres.
Sementara, untuk menekan angka kejadian kanker payudara stadium lanjut, Yayasan Kanker Payudara Indonesia memiliki mobil mammografi untuk pemeriksaan bagi kelompok perempuan prasejahtera di Jakarta dan sekitarnya.
YKPI juga memberikan pelatihan pendamping pasien dan menyediakan rumah singgah sebagai bantuan akomodasi untuk pasien rawat jalan serta BPJS dari luar Jakarta. (waf)
Baca juga:
Konsumsi Walnut Cegah Kanker Payudara