Kesehatan

Denervasi Ginjal, Solusi Untuk Hipertensi 'Bandel'

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Kamis, 08 April 2021
Denervasi Ginjal, Solusi Untuk Hipertensi 'Bandel'

Prosedur Denervasi Ginjal, solusi baru untuk mengatasi hipertensi (Foto: pixabay/mohamed_hassan)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MENURUT data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah penderita hipertensi tercatat masih tinggi. Ada sekitar 1,13 miliar populasi menderita hipertensi.

Menurut data 2015 dari WHO, menunjukan 1 dari 4 pria serta 1 dari 5 perempuan menderita hipertensi. Mirisnya, hanya kurang dari 1 penderita yang bisa mengendalikan hipertensi.

Baca Juga:

Grid 3D Mapping System, Tindakan Canggih untuk Atasi Gangguan Jantung Aritmia

Padahal, hipertensi yang tidak terkendali, bisa mengakibatkan risiko penyakit jantung, stroke hingga ginjal. Karena itu, tak heran bila hipertensi merupakan salah satu penyebab utama kematian prematur di dunia.

hipertensi yang tidak terkendali, bisa mengakibatkan risiko penyakit jantung, stroke hingga ginjal (Foto: pixabay/stevepb)

Terkait maraknya kasus Hipertensi tersebut, hari ini Kamis (8/4) Heartology Cardiovascular Center menggelar media gathering tentang Solusi Hipertensi Bandel.

Pada media gathering virtual tersebut,dr. Faris Basalamah, SpJP(K) turut hadir menjadi pembicara. Dokter Faris sendiri merupakan dokter spesialis jantung serta pembuluh darah, yang juga merupakan dokter pertama yang melakukan prosedur denervasi ginjal generasi kedua di Indonesia

Dalam acara tersebut, dr. Faris menjelaskan soal prosedur denervasi ginjal. Menurutnya, keunggulan dari prosedur ini yaitu aman untuk ginjal, dan tidak diperlukan implan ginjal atau arteri di dekat ginjal.

Baca Juga:

Mengenal Operasi Hybrid, Tindakan Pengobatan untuk Kesehatan Jantung

dr. Faris mengatkaan prosedur denervasi ginjal aman dan memiliki banyak keunggulan (foto: istimewa)

Prosedur yang dilakukan pun hanya sekitar satu jam saja, sehingga pasien hanya perlu menginap 1-2 hari di rumah sakit. Adapun keunggulan lain dari prosedur denervasi ginjal, yaitu membantu menurunkan resiko kerusakan lebih lanjut pada jantung, ginjal, dan pembuluh darah.

"Prosedur denervasi ginjal bisa membantu pasien hipertensi yang mempunyai efek samping dengan obat konvensional dan pasien yang kesulitan mengkonsumsi obat hipertensi secara patuh dalam jangka panjang," ujar dr. Faris pada media gathering, Kamis (8/4).

Prosedur denervasi ginjal yang berbasis kateter (catheter-based renal denervation), yakni menggunakan probe atau semacam kawat yang dimasukkan lewat arteri femoralis yang nantinya dapat mengeluarkan 'tembakan' gelombang radio intens.

Hal itu berguna untuk menghancurkan saraf-saraf di sekitar ginjal yang bertingkah terlalu aktif pada pasien hipertensi, khususnya yang tidak mempan dengan beberapa obat penurun tekanan darah.

Setelah dilakukan prosedur tersebut, pasien disarankan menerapkan gaya hidup sehat. Seperti olahraga teratur, kurangi garam agar tekanan darah stabil, dan hindari makanan berlemak.

Prosedur denervasi ginjal tersebut sudah tersedia di Heartology Cardiovascular Center, yang berfokus pada diagnostik, intervensi, bedah jantung dan pembuluh darah, serta aritmia.

Sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan khusus, Heartology juga diperkuat oleh tim dokter spesialis dengan subspesialisasi, yang ahli dan berpengalaman di bidang kardiovaskular serta ditunjang oleh fasilitas yang modern.

Perpaduan antara tim dokter dan teknologi ini akan memberikan hasil klinis lebih baik, opsi penanganan jantung sesuai kebutuhan pasien, efektiftivitas biaya, dan pemulihan lebih cepat. (Ryn)

Baca Juga:

Ini Dia Deretan Makanan yang Baik Untuk Kesehatan Jantung

#Kesehatan #Ginjal #Hipertensi #Tips Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Bagikan