De-influencing, Membantu Konsumen atau Metode Baru Endorsment? Influencer umumnya 'mati-matian' memprosikan sebuah produk. (Foto: Frepik/rawpixel.com)

PERNAHKAH kamu merasakan dorongan untuk membeli sesuatu setelah melihat seorang influencer memakainya? Tenang saja, kamu tidak sendirian. Kamu dan ribuan orang lainnya di luar sana merasakan hal yang sama.

Seringkali kita tergiur dengan barang-barang yang belum tentu sebenarnya dibutuhkan. Alasannya sepele, hanya karena kita melihat video singkat 15 detik yang berisikan ulasan produk berdasarkan pengalaman pribadi influencer. Alhasil tanpa disadari kita tahu-tahu sudah terjebak ke dalam overconsumption.

Jika kamu salah satu orang yang sering menjumpai video ulasan produk, mungkin kamu juga lazim menemukan ulasan yang kurang baik. Biasanya video tersebut berisi alasan kenapa kamu tidak harus membeli produk ini dan menyediakan opsi produk lain.

Tahukah kamu bahwa itu bukan sekadar ulasan biasa, tetapi sebuah fenomena yang dinamakan de-influencing? Seperti namanya, de-influencing berarti lawan dari influence, isinya konten-konten yang memberi tahu apa yang tidak seharusnya kamu beli dan apa yang tidak berfungsi berlawanan apa yang dikatakan para influencer.

Baca juga:

Alasan Lagu Versi 'Speed Up' Tren di TikTok Bagi Gen Z

De-influencing, Membantu Konsumen atau Metode Baru Endorsment?De-influencing, Membantu Konsumen atau Metode Baru Endorsment?

Millie Bobby Brown melakukan demo skincare palsu. (Foto: YouTube)

Influencer kebanyakan siap sedia mempromosikan produk tanpa pandang bulu demi mengisi kantong mereka. Maka dari itu, kredibilitas mereka patut dipertanyakan lantaran kerap influencer tertangkap basah memalsukan endorsement mereka, contohnya saja Millie Bobby Brown dan Kylie Jenner. Keduanya meng-endorse produk skincare, tetapi faktanya mereka tidak benar-benar memakai skincare yang dipromosikan.

Video de-influencing biasanya berisi ulasan konsumen yang kecewa, beauty guru yang berwawasan, dokter kecantikan yang mengedukasi agar tidak terjebak mitos, hingga mantan karyawan ritel nge-spill produk mana yang paling sering dikembalikan oleh pelanggan.

Para de-influencer mengklaim mereka autentik, lantaran jujur apa adanya dan mengungkap omong kosong yang berbanding terbalik dari realitanya.

Istilah de-influencing diketahui berawal dari seorang beauty influencer yang pernah bekerja di Sephora dan Ulta bernama Maddie Wells. Ia mengunggah videonya di Tiktok pada 2020 dan memberi tahu para pengikutnya tentang produk yang paling banyak dikembalikan pelanggan saat ia dulu bekerja di ritel kencantikan.

Dalam unggahannya ia menyarankan mereka untuk tidak mengikuti hype lantaran produk-produk yang dikembalikan tidak benar-benar memberikan efek layaknya klaim produk.

Baca juga:

Pahami Tren Perilaku Konsumen untuk Buka Bisnis Baru

De-influencing, Membantu Konsumen atau Metode Baru Endorsment?
De-influencer mengklaim mereka autentik dan mengungkap omong kosong yang berbanding terbalik dari realitanya. (Foto: glossy.co)

Meski de-influencing terdengar meyakinkan dengan embel-embel autentiknya, nyatanya ini tidak sejujur apa yang diklaim. Menurut The Wall Street Journal, beberapa influencer memberi tahu Rolling Stone bahwa de-influencing adalah salah satu gaya endorsement baru.

Salah satu influencer bernama Isaias Hernandez mengatakan, bahwa de-influencing hanyalah gaya baru untuk mengemas suatu produk agar berkesan lebih ramah lingkungan. Hal ini benar adanya.

Mengutip majalah TIME, de-influencing yang seharusnya dapat mengurangi konsumsi belanja berlebihan justru tidak mengubah apapun. Video de-influence tidak cukup untuk mengubah kebiasaan overconsumption lantaran dalam video tersebut pasti para creator akan menyarankan pembelian dupe atau barang yang mirip yang menyebabkan penonton berakhir membeli produk lain.

Sejauh ini para de-influencer masih terpantau tidak membuat video atas dasar bayaran dengan menyarankan produk lain. Namun, seberapa jauh sebelum brand-brand menyadari taktik pemasaran baru ini dan membayar orang untuk mendiskreditkan produk pesaing? (kmp)

Baca juga:

Hailey Bieber Potong Rambut Gaya Bob, Bakal Tren di 2023?

LAINNYA DARI MERAH PUTIH
Tur Orkestra 'Jurrasic Park' Siap Dihelat
ShowBiz
Tur Orkestra 'Jurrasic Park' Siap Dihelat

Orkestra Jurrasic Park akan dipandu oleh John Williams

Disney Plus Hotstar Hadir di Indonesia, Ramaikan Streaming Film
ShowBiz
Disney Plus Hotstar Hadir di Indonesia, Ramaikan Streaming Film

Disney Plus Hotstar menyajikan beragam tayangan menarik.

Tak Perlu Ngoyo di Negara-Negara Ini, Biaya Hidupnya Paling Murah
Travel
Tak Perlu Ngoyo di Negara-Negara Ini, Biaya Hidupnya Paling Murah

Cocok bagi kamu yang ingin tinggal di sana atau sekedar liburan.

NIKI Umumkan Jadwal ‘The Nicole Tour’ Asia, Jakarta Jadi Kota Pertama
ShowBiz
NIKI Umumkan Jadwal ‘The Nicole Tour’ Asia, Jakarta Jadi Kota Pertama

The Nicole Tour NIKI akan berlangsung hingga Desember 2022.

Jessie J Ungkap Kehamilan lewat Unggahan Menyentuh
ShowBiz
Jessie J Ungkap Kehamilan lewat Unggahan Menyentuh

Memutuskan untuk punya bayi sendiri.

Ariel Tatum dan Tamara Dai Suarakan Kepercayaan Diri ke Perempuan
Fashion
Ariel Tatum dan Tamara Dai Suarakan Kepercayaan Diri ke Perempuan

Ariel Tatum dan Tamara Dai akan mewakili Indonesia dalam Le Défilé L'Oreal Paris.

Mac Demarco Rilis Album Baru Berisikan 199 Trek
ShowBiz
Mac Demarco Rilis Album Baru Berisikan 199 Trek

Mac Demarco lepas album berisikan lebih dari 100 lagu.

19 Kota di Dunia dengan Angkutan Umum Terbaik
Fun
19 Kota di Dunia dengan Angkutan Umum Terbaik

Time Out merilis daftar kota terbaik dunia yang ramah terhadap angkutan umum.

Gaun Malam ini Bawa Indonesia Angkat Piala di Ajang Kecantikan Dunia
Fashion
Gaun Malam ini Bawa Indonesia Angkat Piala di Ajang Kecantikan Dunia

Gaun malam berkelas rancangan desainer Indonesia.

Serial Musikal 'Payung Fantasi' Bawakan Karya Ismail Marzuki
ShowBiz
Serial Musikal 'Payung Fantasi' Bawakan Karya Ismail Marzuki

Indonesia kaya bekerja sama dengan Garin Nugroho menyuguhkan serial musikal ‘Payung Fantasi’.