Cegah COVID-19, Apakah Efektif Pakai Dua Masker Sekaligus?


Banyak orang yang memakai dua masker sekaligus. (Foto: Pixabay/nastya_gepp)
KEKHAWATIRAN masyarakat terhadap COVID-19 membuat mereka harus selalu memakai masker ketika bepergian, baik sebentar atau lama, dekat ataupun jauh. Kalau kamu perhatikan, beberapa orang sengaja lho memakai masker double sekaligus. Satu masker saja bisa membantu kita terlindngi dari COVID-19 lebih dari 70 persen. Lantas, apakah memakai dua masker sekaligus jauh lebih baik?
Melansir laman Health, Scott Segal dari Thomas H. Irving Professor yang menjabat Chair Department of Anesthesiology mengatakan belum ada data ilmiah yang menunjukkan manfaat atau kerugian memakai lebih dari satu masker. Sementara itu, menurutnya, baru ada studi kecil yang membahas manfaat memakai dua masker. Namun belum ditinjau rekan sejawat.
Baca juga:

"Mengenakan dua masker mungkin merupakan ide yang masuk akal jika kemampuan filtrasi masker tidak terlalu kuat," tutur Segal.
Sebagian besar penelitian, termasuk yang dilakukan Segal menemukan beberapa lapisan kain menyaring partikel virus lebih baik daripada satu lapisan. Sedangkan dua lapisan dengan kain berkualitas tinggi memiliki kerapatan paling baik.
Baca juga:
"Dengan bahan berkualitas lebih rendah, lebih banyak lapisan dapat bekerja lebih baik," tuturnya.
Ide dua masker bisa diterapkan misalnya jika mengenakan masker bedah atau jenis masker kain yang relatif longgar dengan ukuran yang pas.
Sementara itu, pakar penyakit menular di Johns Hopkins University for Health Security di Marland, Amesh Adalja, setuju keefektifan memakai dua masker tergantung pada bahan maskernya.

"Memakai dua masker tergantung pada kualitas masker, kesesuaian dan seberapa baik masker berfungsi sebagai penghalang," katanya.
Namun jika memakai dua masker membuatmu sulit bernapas, maka buang salah satunya atau lebih baik menggunakan satu saja sudah cukup. "Tak ada masker yang berfungsi jika kamu tidak dapat memakainya dengan nyaman," kata Segal.

Di sisi lain, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyarankan masyarakat untuk menggunakan masker kain.
Ketika wabah COVID-19 pertama kali dilaporkan di Amerika Serikat Januari lalu, CDC mengatakan hanya tenaga medis dan orang-orang sakit saja yang harus memakai masker bedah. Para tenaga medis harus menggunakan masker bedah dan respirator N95 yang dapat menyaring udara hingga partikel kecil saat mereka bekerja menangani pasien. (and)
Baca juga:
Kematian COVID-19 Tembus 7.000, Swedia Belum Wajibkan Penggunaan Masker
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet

The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati

DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera

[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
![[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat](https://img.merahputih.com/media/dd/9e/b5/dd9eb5a1bf5cdc532052d7f541d290b4_182x135.png)
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan

Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
