Kesehatan
Busui, Perhatikanlah Asupan Makanan
BAGAI ibu menyusui (busui), asupan makanan amatlah penting. Tubuh ibu yang sedang menyusui bekerja keras menghasilkan susu setiap saat sepanjang hari. Hal itu menyebabkan ibu yang menyusui akan merasa lebih mudah lelah dan lapar sepanjang waktu.
Mungkin saat mendengarkan masalah yang dihadapi ibu menyusui tersebut, solusi paling tepat yang terpikir ialah makan yang banyak. Namun, sebenarnya ibu yang sedang menyusui harus berhati-hati dalam mengonsumsi makanan karena apa dimakan busui akan dikonsumsi juga oleh si kecil lewat ASI. Jadi kunci untuk tantangan itu ialah makan yang sehat. Hal itu bukan terletak pada 'apa' atau 'berapa banyak' porsi yang dimakan.
Seorang ibu yang sedang memberikan ASI harus mengisi bahan bakar tubuhnya dengan banyak mengonsumsi makanan kaya nutrisi. Ada beberapa makanan yang sebenarnya baik untuk tubuh kita, nyatanya tidak boleh dikonsumsi ibu baru karena satu dan lain hal. Dalam rangka Pekan ASI Sedunia 2021, berikut makanan yang harus dikonsumsi ibu menyusui berikut makanan yang harus dihindari.
BACA JUGA:
Makanan yang harus dimakan saat menyusui.
1. Kacang-Kacangan
Kacang-kacangan kaya akan protein, mineral, vitamin, dan fitoestrogen. Mereka tidak hanya kaya nutrisi, tetapi juga membantu memproduksi susu. Kacang-kacangan seperti lentil merah dan lentil kuning yang telah dianggap sebagai galactagogue atau agen sekresi susu.
Meskipun buncis, kacang merah, kacang polong, dan lain sebagainya juga sehat dan dikonsumsi oleh ibu menyusui di seluruh dunia, kacang-kacangan tersebut membuat bayi berisiko kolik dan umumnya tidak direkomendasikan para dokter di India.
2. Sayur Hijau
Sayuran hijau yang umum seperti labu siam, labu runcing, dan sayuran yang ringan untuk pencernaan mendukung kesehatan ibu menyusui. Sayuran hijau akan membantu dalam membangun kebiasaan makan yang baik untuk bayi ketika ia mulai mengonsumsi makanan padat.
Sayuran hijau juga mengandung fitoestrogen yang membantu produksi susu. Hindari mengonsumsi sayuran seperti kubis dan brokoli yang dapat menyebabkan gangguan pada lambung dan menimbulkan risiko kolik pada bayi.
3. Kunyit
Meskipun tidak ada bukti ilmiah yang mendukung hal ini, kunyit telah lama digunakan di seluruh dunia oleh ibu baru sebagai laktogen. Kunyit telah menunjukkan sifat antiinflamasi yang penting untuk mendukung nutrisi dan kesehatan ibu menyusui. Kunyit juga membantu mencegah metastasis dan pembengkakan payudara serta meningkatkan kekebalan ibu dan bayi.
Sementara itu, ada sejumlah makanan yang harus dihindari saat menyusui.
1. Kafein
Ibu menyusui pasti pernah atau bahkan sering mendambakan secangkir kopi atau teh panas di pagi hari setelah menghabiskan malam tanpa tidur menyusui bayi. Namun, busui harus berhati-hati saat mengonsumsi makanan kaya kafein. Zat kafein bisa berakhir di ASI.
Hal itu akan membuat ibu dan bayi sulit untuk tidur nyenyak. Sistem mereka yang belum berkembang dengan sempurna tidak dapat memproses kafein secara efektif. Selain kopi dan teh, maknaan lain yang juga mengandung kafein ialah coklat. Makanlah dalam jumlah yang sangat sedikit jika menginginkannya.
2. Bawang Putih
ASI dapat mengadopsi rasa dari jenis makanan yang ibu makan. ASI rasa bawang putih merupakan sesuatu yang tidak akan mereka nikmati. Jadi, jika ibu menyusui baru-baru ini makan makanan yang banyak mengandung bawang putih dan bayinya menolak minum susu, itu karena rasa bawang putihnya.
3. Ikan
Meskipun ikan merupakan sumber asam lemak dan protein omega 3, busui disarankan hanya mengonsumsinya dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Beberapa jenis ikan seperti mackerel dan swordfish mengandung banyak merkuri yang dapat masuk ke ASI dan masuk ke tubuh bayi. Jika kamu sangat ingin mengonsumsi ikan, pilih varian ikan dengan kadar merkuri rendah dan memiliki risiko bakteri dan parasit yang rendah.
Ibu menyusui harus menguji dan mencoba makanan sedikit demi sedikit untuk memeriksa apakah makanan itu cocok untuk mereka dan si kecil. Makan berbagai makanan bergizi saat menyusui akan mengubah rasa ASI. Hal itu akan membuat bayi merasakan berbagai rasa. Nantinya, hal itu dapat membantu si kecil menerima makanan padat dengan lebih mudah.(Tel)