Parenting
Ibu Baru, Perhatikan Langkah Pemberian ASI Perah
MENYUSUI merupakan hal yang natural. Dari jumlah ASI hingga posisi menyusui, semuanya bisa terjadi begitu saja. Meskipun demikian, para ibu baru perlu sedikit usaha untuk memulai menyusui di beberapa minggu pertama. Beberapa ibu bisa dengan mudah melewati masa penyesuaian. Namun, beberapa lainnya harus berjuang keras atau bahkan karena kondisi tertentu harus menyerah untuk memberikan ASI secara langsung.
Pemberian ASI memang bisa dilakukan dengan dua cara, yakni dari payudara ibu atau memberikan ASI yang sudah dipompa. Idealnya, ASI diberikan langsung dari payudara ibu ke bayi. Namun, ibu tidak selalu memungkinkan untuk menyusui anaknya secara langsung setiap saat karena berbagai alasan seperti kerja, bepergian, dan lain-lain. Tak jarang ibu juga memerlukan waktu istirahat dari menyusui. Untuk menyiasati situasi seperti itu, ibu dapat memompa ASI dan menyimpannya untuk digunakan sewaktu-waktu bayi membutuhkan makanan.
BACA JUGA:
Susu yang dipompa dapat disimpan di lemari es, deep freezer bahkan pada suhu kamar. Penting untuk mengetahui cara menjaga kualitas ASI perah, jenis wadah yang akan digunakan hingga batas waktu penyimpanan. Orang yang mengasuh bayi juga harus tahu cara mencairkan susu beku dan memberikannya kepada bayi.
1. Pelajari Panduan Penyimpanan
ASI harus disimpan dalam wadah kaca food grade bersih atau kantung penyimpanan ASI. Jika kamu menggunakan wadah plastik, ingatlah selalu untuk menggunakan wadah yang solid dan berkualitas baik. Wadah plastik tidak boleh terbuat dari bahan kimia dengan bisphenol A (BPA).
Ingatlah selalu untuk mencuci tangan sebelum menyiapkan atau menyimpan ASI. Ibu juga perlu mencatat atau mengingat tanggal pemerahan susu untuk mengetahui berapa lama susu dapat disimpan atau digunakan.
2. Simpan dengan Benar
Ibu harus menyimpan ASI dalam jumlah kecil, 60 hingga 120 mililiter untuk bayi berusia kurang dari 2 minggu dan 90 hingga 150 mililiter untuk bayi yang berusia lebih dari satu bulan dan di bawah enam bulan. Usahakan untuk meletakkan wadah susu tegak di bagian freezer yang suhunya paling dingin. Jika lemari es tidak ada freezer, gunakan pendingin berinsulasi dengan kompres es.
3. Perhatikan Waktu Penyimpanan
Meskipun ASI bisa disimpan, ada batas waktu penyimpanannya loh. Itu tergantung pada metode penyimpanan. Jika disimpan pada suhu ruangan, susu hanya dapat disimpan hingga 6 jam sebelum digunakan. Namun, jika ruangannya hangat, akan lebih baik untuk diberikan kepada bayi dalam waktu maksimal 4 jam.
Jika kamu menggunakan pendingin terisolasi, ASI yang baru diperah dapat disimpan selama satu hari. Kulkas juga merupakan pilihan para ibu untuk menyimpan susu perah hingga lima hari. Namun, jika kamu membekukan ASI di dalam freezer di bawah 4 derajat celcius, ASI tersebut dapat disimpan selama enam bulan.
Saat kamu menyimpan ASI untuk jangka waktu yang lebih lama, jumlah vitamin C berkurang. Selain itu, kebutuhan bayi terus berubah seiring dengan pertumbuhannya.
4. Cairkan dengan Tepat
Jika kamu berencana menggunakan susu beku, biarkan susu mencair secara perlahan sebelum diberikan kepada bayi. Jangan panaskan susu beku di atas kompor atau microwave. Susu tidak akan hangat secara merata, sebagian akan menjadi sangat panas, dan sebagian lainnya akan tetap dingin.
Jika kamu perlu menghangatkan susu untuk bayi, letakkan wadah di dalam air hangat dan biarkan susu beku mencair. Jangan pernah membekukan kembali susu yang telah dicairkan dan kamu harus membuangnya jika tidak digunakan. Periksa tanggalnya sebelum mencairkan dan pilih susu yang paling lama.(Avia)
BACA JUGA:
Studi: Orang yang Enggan Mengikuti Protokol Kesehatan Mungkin Berciri-Ciri Sosiopat