Kesehatan

Baiknya Menyusui bagi Kesehatan Ibu

Dwi AstariniDwi Astarini - Selasa, 02 Agustus 2022
Baiknya Menyusui bagi Kesehatan Ibu
Menyusui memberi banyak manfaat bagi ibu. (foto: pexels-mart-production)

MEMBERIKAN ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi amat dianjurkan WHO. Bahkan badan kesehatan internasional itu menganjurkan pemberian ASI hingga 2 tahun dengan dibarengi pemberian makanan pendamping ASI (MPASI).

Saking pentingnya pemberian ASI, badan kesehatan dunia mengampanyekannya lewat World Breastfeeding Week atau Pekan ASI Sedunia yang dilaksanakan setiap 1-7 Agustus. Pertama kali digelar pada 1992 oleh World Alliance for Breastfeeding Action (WABA), Pekan ASI Sedunia kini diikuti 170 negara di seluruh dunia. WABA sendiri dibentuk pada 14 Februari 1991 dan bertujuan membangun kembali budaya menyusui secara global sekaligus menyediakan dukungan untuk aksi menyusui di mana saja.

BACA JUGA:

Bunda Perlu Tahu tentang Menyusui di Era COVID-19

Meskipun demikian, tidak semua ibu mau dan mampu memberikan ASI kepada buah hati. Padahal, ASI memberi manfaat tak terkira baiknya bagi ibu juga bayi. Manfaat pertama menyusui yakni membantu memangkas berat badan yang melonjak selama kehamilan. Kenaikan berat badan selama kehamilan lazim dialami para ibu. Hal itu normal. Pasalnya, tubuh ibu tengah menumpuk lemak untuk pemenuhan nutrisi selama kehamilan. Selain itu, tambahan berat badan juga dipersiapkan untuk proses menyusui. Hal itu juga dapat mengatasi kelebihan lemak di sekitar perut setelah melalui proses kehamilan.

ibu
Menyusui mempererat ikatan ibu dan anak. (foto: Pexels/Kristina Paukhstite)

Sebuah studi menunjukkan ibu yang menyusui mengalami pengurangan lemak dan berat badan lebih banyak jika dibandingkan dengan ibu yang memberikan susu formula kepada anaknya.

Tak hanya dalam urusan memangkas berat badan, menyusui terbukti membuat happy. Faktanya, menyusui melibatkan proses kimia yang kompleks dalam tubuh ibu. Saat menyusui, tubuh ibu melepaskan hormon prolaktin dan oksitosin. Prolaktin berperan sebagai pemicu relaksasi sekaligus mencegah sel telur berovulasi dalam beberapa waktu sehingga siklus menstruasi dapat tertunda untuk sementara.

Sementara itu, oksitosin berperan sebagai pemicu kedekatan antara ibu dan bayi. Selain itu, oksitosin juga membantu rahim untuk kembali ke ukuran normal pascamelahirkan. Hal itu diperlukan untuk mencegah perdarahan postpartum.

BACA JUGA:

Ibu Menyusui Boleh Puasa, Asal...

Manfaat lain menyusui disebutkan dalam sebuah studi yang dirilis pada 2010. Studi itu menunjukkan ibu yang menyusui memiliki risiko yang lebih rendah mengalami penyakit kardiovaskular. Sebaliknya, risiko penyakit tersebut lebih banyak ditemukan pada ibu yang tidak menyusui lebih dari tiga bulan.

Salah satu faktor yang membuat risiko penyakit kardiovaskular menurun pada ibu menyusui ialah pemberian ASI menurunkan kadar kolesterol trigliserida. Terlebih, kadar kolesterol baik (HDL) ibu menyusui cenderung lebih tinggi. Hormon oksitosin yang dihasilkan saat proses menyusui dapat menurunkan tekanan darah. Oksitosin memberikan rasa nyaman dan tenang sehingga amat berperan dalam mengendalikan stres.

Pada penelitian lain, menyusui diketahui melindungi ibu dari kanker payudara. Bahkan, bagi perempuan dengan riwayat keturunan kanker payudara, risiko terserang penyakit tersebut dapat diturunkan dengan menyusui.

Ibu Menyusui, Ikuti 4 Cara Ini untuk Maksimalkan Jam Tidur
Memberi rasa nyaman bagi ibu dan anak. (Foto: motherandchildclinics.co.za)

Meskipun demikian, mekanisme terkait dengan manfaat tersebut belum dapat diketahui secara pasti. Amat mungkin hal tersebut berkaitan dengan kondisi hormonal seorang perempuan. Berhentinya siklus menstruasi pascamelahirkan dapat menurunkan kadar estrogen berlebih sehingga menurunkan risiko kanker payudara.

Sementara itu, pencegahan terhadap kanker ovarium dengan menyusui berkaitan dengan peningkatan daya tahan tubuh terhadap munculnya sel kanker. Menyusui dapat memicu infeksi kecil yang dikenal sebagai mastitis. Infeksi itu berperan menguatkan daya tahan tubuh dengan kemunculan antibodi yang dapat mencegah timbulnya sel tumor di masa depan. Perempuan yang tidak menyusui tidak akan memiliki antibodi tersebut dan lebih berisiko untuk mengalami kanker ovarium. Beberapa studi juga telah menunjukkan bahwa kanker ovarium lebih banyak ditemukan pada perempuan yang tidak pernah menyusui. Jadi, jangan ragu untuk menyusui ya. Selamat meng-ASI-hi.(dwi)

BACA JUGA:

Rindunya Masa-Masa Sulit Ibu Hamil dan Menyusui di Bulan Ramadan

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan