BERAWAL dari meme, nama "Karen" tidak lagi menjadi nama cantik tapi menjadi istilah yang merendahkan. Padahal, pada tahun 1951 hingga 1968, nama "Karen" ini sangat populer dan menempati posisi 10 teratas di Amerika Serikat. Sekarang, nama ini berada di posisi yang ke 635 nama yang populer.
"Karen adalah nama yang tidak akan dipakai untuk menamai seorang akan lagi," ucap Lisa Nakamura, direktur Institut Studi Digital di Universitas Michigan, tulis CNN.
Baca Juga:

Melansir laman CNN, rupanya tidak hanya "Karen", nama "Susan", "Becky", dan "Chad" digunakan oleh masyarakat berkulit hitam untuk mengolok orang berkulit putih yang rasis. "You are such a Karen, don't be a Karen." Saat ini, nama "Karen" lah yang paling sering digunakan untuk mendeskripsi perempuan paruh baya berkulit putih yang sok, egois, rasis, suka mengeluh, dan hal-hal negatif lainnya.
Melansir laman The Conversation, meskipun banyak analisis media tentang apa arti Karen yang sebenarnya, penggunaannya sederhana. Sebagai contoh, dilihat bahwa orang-orang yang menyangkal adanya rasisme, panik membeli tisu, atau menyerukan diakhirinya PSBB disebut sebagai “Karens”
Bahkan, saat ini arti dan penggunaan nama "Karen" sudah berevolusi. Yang awalnya hanya digunakan untuk perempuan paruh baya, kamu bisa saja seorang lelaki, dan warna kulit apapun. Donald Trump bahkan kerap disebut sebagai seorang "Karen."
Lalu bagaimana ya perasaan orang-orang bernama “Karen” yang mungkin tidak berkepribadian buruk seperti para “Karens” yang menjadi meme itu?
Baca Juga:

Walau istilah ini sangat dikenal, Karen Sun mengatakan kepada CNN bahwa walaupun terkadang teman-temannya mengejek, semua hanya lelucon saja. “Tidak ada penindasan sistemik yang nyata. Itu tidak akan mencegahmu untuk menikah, atau mendapatkan perawatan kesehatan. Kamu akan dipanggil seorang “Karen” kalau kamu bertindak kasar,” ucap Sun.
Karen Shim juga mengatakan bahwa ia merasakan hal yang sama kepada CNN. Walaupun dia tahu meme atau komentar-komentar yang berhubungan dengan nama “Karen” tidak ditujukan padanya secara spesifik, “It feels personal, because it’s my name.”
Bagaimanapun, ini membuat mereka susah untuk merasa nyaman terbuka dalam situasi tertentu. (lev)
Baca Juga: