Apakah Vaksin COVID-19 Sinovac Aman? Begini Penjelasan Ahli Kedokteran

Andika PratamaAndika Pratama - Minggu, 17 Januari 2021
Apakah Vaksin COVID-19 Sinovac Aman? Begini Penjelasan Ahli Kedokteran
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 ke seorang tenaga kesehatan di Puskesmas Merdeka, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (14/1). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

MerahPutih.com - Vaksinasi COVID-19 di Indonesia sudah dilakukan pada Rabu (13/1). Namun, masih banyak masyarakat yang masih meragukan keamanan vaksin produksi Sinovac tersebut.

Ahli kedokteran Universitas Andalas (Unand) Padang, Dr Andani Eka Putra menjelaskan, vaksin COVID-19 yang digunakan pemerintah dalam vaksinasi aman karena telah melewati fase pengujian keamanan.

Baca Juga

Menkes Budi Dinilai Belum Optimal Tekan Kasus COVID-19

""Kalau keberhasilannya 30 persen maka 30 persen terlindung, jika 60 persen maka 60 persen terlindung, dan baru akan bisa dilihat setahun ke depan (hasilnya)," ujarnya di Padang, Minggu (17/1)

Dia juga mengimbau warga Muslim agar tidak khawatir mengenai kehalalan vaksin COVID-19 karena Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengeluarkan fatwa mengenai vaksin buatan Sinovac, perusahaan farmasi Tiongkok, yang digunakan pemerintah dalam vaksinasi.

"Saya tidak terlalu pusing memikirkan ini. Kalau pun ternyata ada kandungan zat yang tidak halal, saya memutuskan tetap melakukan vaksin dengan pertimbangan dalam keadaan darurat," kata Andani dikutip Antara

Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unand Dr Andani Eka Putra. (ANTARA/HO)
Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unand Dr Andani Eka Putra. (ANTARA/HO)

Mengenai kemungkinan adanya efek samping dari vaksinasi COVID-19, Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unand itu mengatakan bahwa semua vaksinasi memiliki efek samping.

"Jangan katakan vaksin tidak ada efek samping. Yang paling ringan adalah rasa sakit saat disuntik, lalu ada efek gatal, bengkak, merah, mual, dan sakit kepala. Bahkan untuk efek samping berat bisa pingsan. Namun yang diantisipasi adalah penanganannya," ungkapnya.

Dia mengingatkan bahwa vaksinasi tidak serta merta bisa mengatasi penularan COVID-19. Vaksinasi hanya bagian dari upaya untuk mengendalikan penularan penyakit tersebut.

"Jangan mengantungkan semua pada vaksin karena vaksin hanya salah satu dari lima pilar penanganan COVID-19 yaitu edukasi, tracing (pelacakan) dan testing, pelayanan di rumah sakit, dan penegakan hukum," pungkasnya. (*)

Baca Juga

Pemerintah Harus Keluarkan Aturan Jika Vaksinasi Berdampak Buruk Bagi Rakyat

#COVID-19 #Vaksin Covid-19 #Vaksinasi
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Bagikan