Film

Angkat Tradisi Sunda, Film 'Nana' Pulang Kampung ke Bandung

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Kamis, 20 Oktober 2022
Angkat Tradisi Sunda, Film 'Nana' Pulang Kampung ke Bandung
Nonton bareng bersama Ridwan Kamil. (Foto: Poplicist ID)

FILM terbaru Kamila Andini berjudul Before, Now, & Then (Nana) yang mengangkat tradisi Sunda, tayang khusus di Bandung pada Selasa (18/10). Film Nana juga baru-baru ini memenangi Global Feature Award dari Jakarta Film Week 2022.

Diadaptasi dari salah satu bab di novel berjudul Jais Darga Namaku karya Ahda Imran, film ini dibintangi oleh Happy Salma, Laura Basuki, Ibnu Jamil, Arswendy Bening Swara, Rieke Diah Pitaloka, Arawinda Kirana, dan aktris cilik pendatang baru, Chempa Putri.

Nana bercerita tentang seorang perempuan Indonesia (Nana) yang hidup di daerah Jawa Barat di era 1960-an, diangkat dari sebuah kisah nyata kehidupan Raden Nana Sunani. Nana mencoba melarikan diri dari gerombolan yang ingin menjadikannya istri dan membuatnya kehilangan ayah dan anak.

Ia lalu menjalani hidupnya yang baru bersama seorang menak Sunda, hingga bersahabat dengan salah satu perempuan simpanan suaminya. Sesuai latar tempatnya, film ini menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa utama yang dipakai di film.

Baca juga:

Film 'Before Now and Then' Karya Kamila Andini akan Tayang di Bioskop AS

Angkat Tradisi Sunda, Film 'Nana' Pulang Kampung ke Bandung
Film Nana sudah keliling di berbagai festival internasional. (Foto: Poplicist ID)

"Banyak memori-memori tentang Sunda yang dikembalikan kembali dalam film ini. Hal-hal yang sudah banyak hilang saat ini. Saya tentunya akan selalu mendukung film-film yang mengeksplorasi tempat-tempat indah di Jawa Barat, bahasa, dan kekayaan budaya, kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dalam siaran pers yang diterima Merahputih.com.

Film Nana juga meraih penghargaan Silver Bear for Supporting Actress di Berlin International Film Festival 2022 untuk Laura Basuki. Nana juga sudah berkeliling dunia dan diputar di berbagai festival internasional seperti, Edinburgh International Film Festival, Vancouver International Film Festival, Chicago International Film Festival, Sydney Film Festival, Melbourne International Film Festival, Busan International Film Festival, Taipei Film Festival, Hong Kong International Film Festival, Bucharest International Film Festival, dan beberapa lainnya.

Film berlatar waktu di akhir 1960-an ini membawa Kamila Andini ke eksplorasi baru dalam perjalanan kariernya sebagai sutradara. Ia menggarap film periodik yang juga terinspirasi dari kisah nyata.

Baca juga:

Film 'Before, Now & Then (Nana)' Masuk Festival Film Berlin

"Film periodik Indonesia selalu terkait dengan sesuatu yang besar atau tentang seorang tokoh penting. sedangkan ketika saya mengerjakan ini saya ingin menceritakan seorang tokoh perempuan pada umumnya, seperti nenek kita, kakak kita atau ibu kita, yang bisa disayangi dengan semua kekurangan dan kelebihannya. Kebetulan saja ia hidup di masa itu," kata Kamila.

"Tapi kita juga bisa berefleksi dengan masa itu dan masih bisa terhubung dengan masa kini. Saya ingin membuat jembatan dari masa lalu ke masa sekarang," lanjutnya.

Untuk memperkuat suasana, Kamila memberikan banyak unsur seni ke dalamnya. Salah satunya penggunaan lagu berbahasa Sunda yang diproduksi sekitar 1960-an berjudul Djaleleudja. Lagu ini diproduksi oleh Jamin Widjaja dan Indrawati Widjaja dari Bali Records.

Film Nana bisa disaksikan di layanan streaming Prime Video. (and)

Baca juga:

Film Nana Tayang di Berlin sebagai Oase di Tengah Isu Bahasa Sunda

#Film #Film Indonesia #Ridwan Kamil
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.
Bagikan