Ancaman Tsunami Kian Nyata, Kepala BMKG Berharap Negara Lain Tak Pelit Ilmu
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. (Dok. BMKG)
MerahPutih.com - Ancaman bencana Tsunami bisa terjadi kapan saja. Sebagai negara kepulauan, Indonesia pun mesti mewaspadainya.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengimbau negara-negara di dunia untuk tidak "pelit ilmu" dalam upaya membangun sistem peringatan dini tsunami.
Menurutnya, pembagian ilmu mengatasi dampak bencana menjadi kunci menguatkan sistem peringatan dini tsunami, khususnya tsunami berbasis non seismik. Apalagi, kejadian tsunami non seismik marak terjadi.
“Maka dari itu, sharing pengetahuan perlu dilakukan lebih mendalam antara seluruh working group dari setiap kawasan sehingga pembangunan sistem peringatan dini tsunami berbasis non seismik dapat lebih diperkuat," ungkap Dwikorita saat pertemuan Seventeenth Meeting of the Working Group on Tsunamis and Other Hazards related to Sea Level Warning and Mitigation Systems (TOWS-WG) di Tohoku University, Sendai, Jepang dikutip Rabu (28/2).
Baca Juga:
BMKG Prediksi Hujan Ringan hingga Sedang di Sebagian Besar Wilayah Ibu Kota Provinsi
Sebagai informasi, dalam acara tersebut, Dwikorita hadir dalam kapasitasnya sebagai Ketua Intergovernmental Coordination Group for the Indian Ocean Tsunami Warning and Mitigation System (ICG/IOTWS).
BMKG bertanggung jawab menyampaikan pemberitahuan peringatan dini ancaman tsunami kepada 25 negara anggota yang berada di kawasan Samudra Hindia. Dwikorita mengatakan sistem peringatan dini tsunami yang ada umumnya hanya ditujukan untuk tsunami megathrust yang sebelumnya didahului oleh gempa bumi besar.
“Sistem peringatan dini tsunami pada komponen hulu mesti jauh lebih kuat dibandingkan di hilir, sehingga perlu untuk dilakukan upaya penguatan infrastruktur peringatan dini tsunami berbasis komunitas,” jelas dia.
Indonesia pernah merasakan dua kali tsunami yang justru bukan disebabkan gempa bumi, yaitu tsunami Palu yang terjadi pada bulan September 2018 disebabkan oleh longsor laut yang dipicu oleh gempabumi. Dan, tsunami Selat Sunda yang terjadi pada bulan Desember 2018 yang dipicu aktivitas gunung berapi yang mengakibatkan longsor laut dan akhirnya membangkitkan tsunami.
"Maka dari itu, ketidakmampuan sistem peringatan dini tsunami dalam memberikan informasi yang cepat terhadap tsunami yang dipicu aktivitas non-seismik harus menjadi perhatian utama negara-negara di dunia," tuturnya.
Baca Juga:
[HOAKS atau FAKTA] : Kubu Prabowo Marah karena Puan Setujui Hak Angket
Sementara itu, dalam pertemuan tersebut, Dwikorita juga menyampaikan laporan progres penguatan sistem peringatan dini dan mitigasi tsunami di Samudra Hindia diantaranya adalah telah terbangunnya Multi-Hazard Platform. Termasuk diakuinya 12 komunitas di Samudera Hindia sebagai UNESCO-IOC Tsunami Ready Community, serta terbangunnya Sistem Peringatan Dini untuk infrastruktur kritikal di Yogyakarta Internasional Airport dan Ngurah Rai Airport.
Disampaikan juga keberhasilan Indonesia dalam mengusulkan International Standards untuk Community-based Tsunami Early Warning System (ISO Nomor 22328-3). ISO tersebut menjadi sarana untuk mendorong keterlibatan pihak swasta untuk menerapkan sistem peringatan dini tsunami di wilayah bisnisnya.
Kesempatan tersebut juga dimanfaatkan Dwikorita untuk mempromosikan 2nd UNESCO-IOC International Tsunami Symposium yang akan diselenggarakan di Banda Aceh pada Bulan November mendatang, dalam rangka memperingati 2 decades Indian Ocean Tsunami 2004. (Knu)
Baca Juga:
Kembali Erupsi, Gunung Semeru Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi 900 Meter
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Potensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang, BMKG: Jauhi Pohon dan Bangunan Rapuh
Prakiraan BMKG: Hujan Ringan dan Disertai Petir Akan Terjadi di Sejumlah Kota Besar di Indonesia pada Senin, 3 November 2025
Prakiraan BMKG: Hujan Turun secara Merata di Wilayah Jakarta pada Senin, 3 November 2025 Siang Hari
BMKG Peringatkan Puncak Musim Hujan November 2025 - Februari 2026
Masyarakat Banten Diimbau Waspadai Potensi Bencana Hidrometeorologi
Cuaca Ekstrem seperti Fenomena Hujan Es Masih Berpotensi Terjadi di Tangerang Raya Tiga Hari Ke Depan
Prakiraan BMKG: Hujan Akan Guyur Mayoritas Kota Besar di Indonesia pada Sabtu, 1 November 2025, Termasuk di Pulau Jawa
Waspada, Banjir Rob Berpotensi Terjadi di Sejumlah Pesisir Jakarta pada 3-12 November, Simak Sebabnya
Prakiraan BMKG: Hujan Disertai Petir Guyur Sebagian Besar Wilayah Jakarta pada Sabtu, 1 November 2025 Siang Hari
Fenomena Langka Hujan Es di Serpong Utara: Begini Penjelasan Ilmiahnya