Ada Peran AI Dalam Penyebaran Hoaks Pemilu 2024
Ilustrasi pemakaian teknologi AI (ANTARA/Freepik)
MerahPutih.com - Pemerintah tengah berupaya menangani penyebaran hoaks yang bertujuan untuk mendeligitimasi penyelenggara Pemilu 2024 dan pemerintah. Namun, ancaman penyebaran hoaks dan ujaran kebencian saat Pemilu 2024 di media sosial kini makin canggih.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mengingatkan semua pihak mewaspadai narasi hoaks yang mengarah ke black campaign dengan menggunakan berbagai macam medium.
Baca Juga:
Wamenkominfo Klaim Politik Identitas dan Hoaks Menurun
"Salah satunya penggunan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang memungkinkan pembuatan dan penyebaran konten bermuatan hoaks lebih mudah dan cepat,” kata Nezar dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (30/1).
Saat Pemilu 2019, beberapa hoaks menggunakan AI, tetapi waktu itu masih mudah dikenali. Sekarang, jauh lebih smooth karena generative AI yang mampu menghasilkan teks juga suara serta gambar sangat rapih.
"Sehingga kita agak sulit membedakan dengan yang asli," jelasnya.
Pemanfaatan AI untuk pembuatan dan penyebaran hoaks di Indonesia masih relatif baru. Meski di berbagai negara sudah banyak digunakan sejak generatif AI muncul kira-kira 3-4 tahun yang lalu.
"Nah, itu hal baru dalam penyebaran hoaks tahun ini. Dan ini bukan khas Indonesia karena banyak digunakan di berbagai momen pemilu di berbagai negara untuk menyebarkan hoaks. Bukan saja cuma Pemilu, tetapi juga ada hoaks yang berkaitan dengan kesehatan, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya,” tuturnya.
Nezar Patria mengajak semua pihak bisa mengantisipasi penggunaan teknologi AI untuk pembentukan dan penyebaran narasi hoaks.
"Pemanfaatan AI seperti deepfake untuk pembuatan konten hoaks menjadi salah satu hal yang perlu diantisipasi dan ditanggulangi bersama," katanya.
AI adalah program komputer yang dirancang untuk meniru kecerdasan manusia, termasuk kemampuan pengambilan keputusan, logika, dan karakteristik kecerdasan lainnya.
Di sisi lain, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi meminta kolaborasi pemberitaan memuat narasi ajakan untuk berpartisipasi dalam Pemilu Serentak 2024 dengan hadir ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada tanggal 14 Februari 2024. (Knu)
Baca Juga:
Penangkapan Pegiat Media Sosial PH oleh Bareskrim, Dugaan Keterlibatan Penyebaran Hoaks
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
ICW Tolak Kepala Daerah Dipilih DPRD, Rugikan Demokrasi dan Fasilitasi Politik Transaksional
[HOAKS atau FAKTA]: Ketua DPR Puan Maharani usul Pajak Dinaikan agar Uangnya Bisa Bantu Korban Bencana, Menkeu Purbaya Langsung Menolak
[HOAKS atau FAKTA]: Indra Sjafri Latih Timnas Sepak Bola Malaysia demi Balaskan Dendam ke PSSI yang Sudah Memecatnya
[HOAKS atau FAKTA]: Gempar! Keputusan PBB Langkahi Indonesia Tetapkan Status 'Bencana Internasional' di Sumatra
[HOAKS atau FAKTA]: Momen Pergantian Tahun Baru, PT Pertamina Bagi-Bagi Duit Rp 1,5 Juta untuk Masyarakat
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Bagikan Token Listrik Gratis Selam 3 Bulan
[HOAKS atau FAKTA]: Mensesneg Bakal Pidanakan Korban Banjir Sumatera Pengambil Kayu
Junta Gelar Pemilu Pertama Sejak Kudeta Militer Pada 2021
[HOAKS atau FAKTA]: Raja Juli Jadi Menteri Bencana
[HOAKS atau FAKTA]: Anies Gelar Syukuran setelah Roy Suryo Dipenjara atas Kasus Dugaan Hoaks Ijazah Palsu Jokowi