Kesehatan

4 Bahaya Rontgen yang Belum Banyak Diketahui

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Sabtu, 06 Juli 2019
4 Bahaya Rontgen yang Belum Banyak Diketahui

Bahaya Rontgen yang Tidak Diketahui Banyak Orang (Foto: Pixabay/Public Domain Pictures)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

DIAKUI dalam dunia medis, rontgen atau merupakan salah satu teknik medis yang dikenal hampir semua orang. Rontgen tidak mengenal umur, siapapun boleh menggunakannya asal dengan alasan yang tepat dan sesuai kebutuhannya.

Banyak sekali manfaat yang bisa diberikan oleh rontgen terutama bagi mereka yang sudah sakit kronis dan harus dideteksi lebih dalam. Untuk mengetahui penyakit tertentu, dokter seringkali harus melihat kondisi bagian dalam tubuh pasien yang tidak bisa dilihat secara kasat mata.

Rontgen adalah sinar X yang digunakan untuk menampilkan bagian dalam tubuh tanpa harus dibedah terlebih dahulu. Biasanya pasien yang memerlukan rontgen adalah mereka yang mengalami keretakan tulang atau kerusakan organ dalam. Meskipun manfaatnya sangat banyak, rontgen rupanya berbahaya untuk tubuh jika dilakukan terlalu sering. Apa saja ya bahayanya?

1. Pemicu Kanker

4 Bahaya Rontgen yang Belum Banyak Diketahui
Rontgen memicu kanker (Foto: Pixabay/Raw Pixels)

Sampai saat ini pernyataan soal rontgen dapat memicu pertumbuhan sel kanker masih diperdebatkan oleh ahli kesehatan. Dilansir dari American Cancer Society, dosis rontgen untuk pasien sama sekali tidak boleh salah.

Baca juga:

Apa Benar 'Earphone' Bluetooth Menyebabkan Kanker?

Karena sinar X merubah mutasi genetik dalam tubuh yang dapat memicu kanker. Tetapi bukan berarti kamu tidak boleh melakukan rontgen. Hanya saja perhatikan keperluan dan dosisnya.

2. Perubahan Mutasi Genetik

4 Bahaya Rontgen yang Belum Banyak Diketahui
Perubahan mutasi genetik (Foto: Pixabay/Geralt)

Jika tidak melalui prosedur yang tepat dan terlalu sering dilakukan, rontgen dapat merubah mutasi genetik janin dalam ibu hamil. Akibat dari perubahan itu, bayi yang dikandung bisa lahir dalam kondisi cacat fisik maupun cacat mental.

Meskipun rontgen dibutuhkan tetapi alangkah baiknya untuk tidak terlalu sering melakukannya. Tidak hanya berlaku untuk janin, perubahan mutasi genetik ini juga bisa terjadi pada tubuh kita sendiri.

Baca juga:

Mengidap Penyakit Langka, Perempuan Ini Kebal Stres, Depresi, dan Rasa Sakit

Perubahan mutasi genetik dapat mengakibatkan banyak hal salah satunya penyakit-penyakit yang sulit disembuhkan seperti kanker, tumor, dan cacat fisik.

3. Kemandulan

4 Bahaya Rontgen yang Belum Banyak Diketahui
Rontgen juga bisa menyebabkan kemandulan (Foto: Pixabay/Fxq19910504)

Sinar X mampu merubah mutasi genetik pada tubuh sendiri dan yang paling rentan terkena perubahan adalah organ reproduksi sehingga menyebabkan kemandulan.

Baca juga:

Makanan Cepat Saji Sebabkan Kemandulan?

Kualitas sperma yang dihasilkan laki-laki akan menurun sedangkan untuk perempuan sirkulasi menstruasinya akan kacau.

4. Penurunan Produksi Sel Darah

4 Bahaya Rontgen yang Belum Banyak Diketahui
Penurunan produksi sel darah (Foto: Pixabay/Qimono)

Melakukan rontgen terlalu sering dapat menyebabkan menurunnya sel darah dalam tubuh karena paparan sinar X. Akibatnya kamu bisa terkena anemia. Tubuh akan terus menerus terasa lemas dan mudah lelah. (mar)

#Kesehatan #Rontgen #Risiko Kesehatan #Info Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan