2 Poros Capres-Cawapres Dikhawatirkan Mengulang Polarisasi Pilpres 2019
Ilustrasi - Calon Presiden Republik Indonesia pada Pilpres 2024. (ANTARA/Naufal Ammar)
MerahPutih.com - Ada ketakutan yang muncul jika nantinya kontestasi politik Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 hanya ada dua poros calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Apabila terjadi, dikhawatirkan kembali memunculkan luka lama seperti yang terjadi pada 2019 silam.
Sampai saat ini, setidaknya baru muncul dua kandidat yang sudah diusung oleh parpol.
Untuk pertama, bakal capres Anies Rasyid Baswedan dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan alias KPP, kedua Ganjar Pranowo diusung PDI Perjuangan bersama PPP, Hanura, dan Perindo.
Baca Juga:
Simulasi 3 Paslon Pilpres 2024, Survei LSI: Ganjar-Erick di Posisi Pertama
Sementara Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra Prabowo Subianto belum padu alias masih mencari kawan politik untuk melengkapi persyaratan ambang batas pencalonan presiden.
"Jika hanya dua pasang yang bertarung, potensi terjadinya polarisasi cukup terbuka," kata pengamat politik Citra Institute, Yusak Farchan ketika dihubungi, Selasa (11/7).
Yusak menerangkan, terbelahnya masyarakat ke dalam dua kubu dalam kontestasi Pilpres 2019 merupakan cikal bakal hancurnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Polarisasi yang terjadi kala itu menjadi pengalaman pahit bagi perjalanan demokrasi Indonesia.
"Kita sudah punya pengalaman buruk atas gejala terbelahnya masyarakat secara ekstrem akibat adanya dua pasang capres-cawapres di 2019. Masak kita mau ulangi lagi," kata Dekan FISIP UNPAM Serang ini.
Baca Juga:
Hasil Survei IPN: Prabowo Berpotensi Menang di Pilpres 2024
Dengan begitu, ia berpendapat harapan agar demokrasi Indonesia kembali pada harkat dan martabatnya, suka tidak suka Pilpres 2024 harus diisi lebih dari dua pasangan calon capres dan cawapres.
Gerindra sebagai salah satu partai besar harus berani menggalang kekuatan demi menghindari dua pasangan calon yang mengakibatkan polarisasi.
"Skenario dua pasang calon hanya akan merusak demokrasi dan mempersempit ruang pilihan bagi masyarakat," tutupnya. (Asp)
Baca Juga:
Menakar Peluang Poros Keempat Airlangga-Cak Imin di Pilpres 2024
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
MK Tolak Gugatan Rakyat Bisa Pecat DPR, Pilihannya Jangan Dipilih Lagi di Pemilu
Ketua DKPP Sebut Kritik Media Massa Vitamin yang Menyehatkan
DKPP Janji Penyelesaian Etik Penyelenggara Pemilu Dijamin Cepat
DKPP Ungkap 31 Perkara Politik Uang di Pemilu dan Pilkada 2024, Perlunya Sinergi Kuat dari Bawaslu hingga KPU
TII Rekomendasikan 7 Penguatan Demokrasi, Termasuk Pemisahan Jadwal Pemilu
[HOAKS atau FAKTA]: Puan Maharani Gandeng Anies Baswedan di Pilpres 2029, Pede Bisa Raih 68 Persen Suara
[HOAKS atau FAKTA]: Ketua Harian PSI Usulkan Duet Gibran-Jokowi di Pilpres 2029
Prabowo: Terus Terang Aja Loh, Saya Tuh Nggak Dendam Sama Anies
KPU Batalkan Aturan Kerahasiaan 16 Dokumen Syarat Capres-Cawapres, Termasuk Soal Ijazah
KPU Tutup Akses Dokumen Capres-Cawapres, DPR Ibaratkan Beli Kucing dalam Karung