2.500 Relawan Siap Bantu Ruangguru Lewat Program ‘ruangpeduli’


Para relawan tergerak hatinya untuk membantu kesetaraan pendidikan di Indonesia. (Foto: Istimewa)
UNTUK memperingati Hari Relawan Internasional pada 5 Desember 2020 kemarin, Ruangguru membuka pendaftaran program relawan ruangpeduli sejak 26 November 2020 hingga 13 Desember 2020. Saat ini sudah tercatat lebih dari 2.500 orang telah mendaftarkan diri untuk menjadi relawan ruangpeduli.
“Kepedulian masyarakat Indonesia terhadap pendidikan yang lebih baik jelas terbukti. Seiring dengan Hari Relawan Internasional, sudah lebih dari 2.500 orang mendaftar menjadi relawan. Hal ini menjadi suatu kehormatan bagi kami, sebab visi yang telah kami gagas untuk mewadahi kebutuhan tantangan pendidikan di Indonesia juga didukung masyarakat,” kata Belva Devara, Founder dan Direktur Utama Ruangguru.
“Kami ingin memberikan rasa hormat dan terima kasih setulusnya kepada masyarakat atas kepeduliannya. Mari bersama berjuang untuk memberi sumbangsih yang lebih besar bagi pendidikan berkualitas di Indonesia,” lanjutnya.
Baca juga:
CEO Ruangguru Belva Tetap Untung Besar Meski Sudah Mundur dari Stafsus Presiden

Animo masyarakat menjadi relawan ruangpeduli membuktikan penelitian yang dilakukan oleh salah satu lembaga statistik global, Gallup. Pada 2018, Gallup merilis hasil survei yang menyatakan bahwa Indonesia memiliki jumlah relawan terbanyak di dunia, yakni 53 persen dari total relawan di seluruh dunia.
Relawan yang mendaftar di ruangpeduli tersebar merata, mulai dari Aceh hingga Papua. Para kandidat relawan ruangpeduli bertekad agar keterlibatan mereka akan membantu menyetarakan kualitas pendidikan di berbagai daerah di Indonesia.
“Pengalaman program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di daerah pelosok Jawa Timur membuat saya sadar bahwa ketidakmerataan pendidikan terjadi di sekitar kita. Saya menemukan banyak siswa SMP yang bahkan belum mengenal simbol operasi matematika dan juga minimnya menjaga kebersihan diri,” ujar Rizki Maulana, salah satu relawan ruanggpeduli asal Bekasi.
Baca juga:
Nurul Khalizah, kandidat relawan asal Papua yang tinggal di pusat kota merasa beruntung karena masih dapat menjangkau pendidikan yang efektif. Ia juga bersemangat untuk membantu pemerataan pendidikan, terutama di Indonesia bagian Timur.
“Banyak teman di pelosok Papua yang berhenti sekolah pada jenjang tertentu dan bahkan tidak mendapat sarana pendidikan, sehingga menimbulkan tingginya angka tuna aksara,” tutup Nurul. (and)
Baca juga:
Inti Pendidikan Adalah Pembentukan Karakter, Bukan Kepintaran
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Legislator PKB Desak Investigasi Ambruknya Ponpes Al-Khoziny di Sidoarjo

DPRD DKI Terima Laporan Pungli hingga Rp 5 Juta di Sekolah Gratis

Legislator Tegaskan Jumlah Siswa Sedikit tak Boleh Jadi Alasan Tutup Sekolah

Pramono Resmikan Universitas PTIQ sebagai Kampus Peradaban Alquran Internasional di Jakarta

Minta Maaf Langsung ke Kepala SMPN 1, Wali Kota Prabumulih Arlan Ngaku Tindakannya di Luar Kontrol

Wali Kota Prabumulih Dapat Sanksi Keras dari Kemendagri, Disebut Main Copot Kepala SMPN 1 tanpa Prosedur Tepat

Guru SMAN 1 Sinjai Dianiaya Anak Polisi Depan Bapaknya, Komisi X DPR: Bukti Degradasi Moral

Kepala SMPN 1 Prabumulih Batal Dicopot, Komisi II DPR Tegaskan jangan Ada lagi Kepala Daerah yang Arogan

Wali Kota Prabumulih Bantah Kepala SMPN 1 Dicopot karena Tegur Anaknya yang Bawa Mobil ke Sekolah

Atap SMKN 1 Cileungsi Ambruk Timpa 31 Siswa, Dedi Mulyadi: Dipastikan Kualitas Pembangunannya Buruk
