Wayang Cirebon Riwayatmu Kini
MerahPutih Budaya - Pesatnya perkembangan teknologi seolah merampas hak wayang untuk tetap eksis di bumi nusantara. Sehingga, pertunjukan wayang pun semakin sepi.
Dalam artian, hanya mengandalkan hajatan warga. Sebelumnya, di era kekratonan dulu, wayang menjadi tontonan dan tuntunan masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya budaya, seperti Mapag Sri (menyambut panen), Barikan (sambut berkah), dan Sedekah Bumi (mensyukuri hasil panen).
"Kalau dalang saat ini masih semangat untuk tetap membudayakan wayang. Tetapi, atas kondisi itu, yang makin sepi pertunjukan. Banyak keturunan dalang yang alih profesi jadinya," jelas budayawan asal Cirebon, Drs Raffan S Hasyim MHum kepada merahputih.com seusai memberikan pemaparan tentang seni Tatah dan Sungging Wayang Kulit Cirebon, Selasa (31/5) sore di Cirebon.
Ia pun berharap, pemerintah daerah mempunyai formula untuk tetap melestarikan wayang sebagai budaya agar wayang tetap membudaya di nusantara.
"Saat ini belum ada peraturan daerah (perda) yang mengatur tentang kebudayaan. Harusnya ini dipertimbangkan oleh pemerintah," ungkapnya.
Sementara itu, Prof Dr Matthew I Cohen MPhil dari University London selaku sinematografi asal London mengakui, meski pertunjukan wayang mengalami penurunan yang cukup drastis. Wayang tetap memiliki konsistensi dalam setiap pertunjukannya, yakni falsafah hidup yang tetap ditonjolkan serta ketrampilan yang unik ditampilkan oleh para dalanng.
"Saya akui wayang semkin berkurang pertunjukannya. Karena, faktor ekonomi, pendidikan dan perkembangan zaman yang pesat," akunya. Ia juga menegaskan, agar wayang tetap membudaya, seharusnya di lingkungan keluarga dan pendidikan diberikan pula ajaran muatan lokal tentang wayang atau sastra Cirebon. (Irm)
BACA JUGA: