Upacara Pemakaman Rambu Solo dari Tana Toraja

Ana AmaliaAna Amalia - Rabu, 23 Maret 2016
Upacara Pemakaman Rambu Solo dari Tana Toraja

Tanah Toraja Foto: @rezawindah94 instagram

Ukuran:
14
Audio:

MerahPuti Budaya - Indonesia memiliki sejuta wajah budaya, keunikan dan keaslian budaya yang tak ada habisnya untuk ditelusuri. Tanah Toraja menyimpan berbagai misteri kehidupan masyarakatnya yang syarat akan ritual mistis dan kepercayaan nenek moyang yang terus dijaga hingga saat ini.

Kabupaten Tana Toraja adalah kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, yang dihuni oleh masyarakat Toraja. Daerah pemukiman masyarakat Toraji terletak di pegunungan yang indah, masyarakatnya masih mempertahankan gaya hidup yang khas dan masih menunjukkan gaya hidup Austronesia yang asli dan mirip dengan budaya Nias. Daerah ini merupakan salah satu objek wisata di Sulawesi Selatan.

Bagi masyarakat Toraja, upacara kematian adalah hal yang sangat krusial dan sakral, jika kebanyakan masyarakat Indonesia berduka saat melakukan upacara kematian, masyarakat Toraja justru membuat acara besar seperti festival yang dikenal dengan Rambu Solo.

 

Via @_abiats Acara pemakaman ne' regina ... #tanatoraja #rambusolo #toraja #pemakaman

A photo posted by Toraja Totemo (@infotoraja) on

Rambu Solo dikenal sebagai upacara pemakaman di Toraja, acara ini akan dilakukan secara meriah layaknya upacara pernikahan.

Masyarakat Toraja percaya tanpa upacara penguburan ini maka arwah orang yang meninggal tersebut akan memberikan kemalangan kepada orang-orang yang ditinggalkannya.

Orang yang meninggal hanya dianggap seperti orang sakit, karenanya masih harus dirawat dan diperlakukan seperti masih hidup dengan menyediakan makanan, minuman, rokok, sirih, atau beragam sesajian lainnya.

 

Rambu Solo di Ba'tan, Toraja Utara. regram @endyallorante Teamwork #toraja #torajaculture #rambusolo #torajamanning

A photo posted by Toraja Totemo (@infotoraja) on

Rambu Solo merupakan upacara adat yang rumit dan panjang, membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun karena harus menyiapkan dana yang tak sedikit.

Selama pihak keluarga tengah menyiapkan Rambu Solo, snag mayat tidak dikubur, tapi dibungkus kain dan disimpan di rumah leluhur atau tongkonan.

Rambu Solo biasanya dilakukan secara serempak pada Juli dan Agustus setiap tahunnya, masyarakat pulang ke Toiraja dan menyaksikan upacara ini.

BACA JUGA:

  1. Pemprov Banten Gelar Semiloka Sejarah dan Arsitektur Kolonial
  2. Jawara Banten dan Pergeseran Budaya
  3. Rabeg, Hidangan Legendaris Kesultanan Banten
  4. Baduy, Suku Adat Sunda di Selatan Banten yang Penuh Misteri
  5. Banten Targetkan 15 Juta Kunjungan Wisatawan

 

#Tana Toraja #Masyarakat Toraja
Bagikan
Ditulis Oleh

Ana Amalia

Happy life happy me

Berita Terkait

Indonesia
Waspada Bencana Hidrometeorologi, Tana Toraja Tetapkan Tanggap Darurat Akibat Longsor
Selain korban jiwa, longsor juga mengakibatkan kerusakan parah pada dua rumah dan satu tempat ibadah
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 19 April 2025
Waspada Bencana Hidrometeorologi, Tana Toraja Tetapkan Tanggap Darurat Akibat Longsor
Tradisi
Kemenkum Sahkan Kerbau Belang Tedong Bonga Kekayaan Intelektual Komunal Sumber Daya Genetik Asli Toraja
KIK Sumber Daya Genetik “Tedong Bonga” ini dicatatkan untuk melindungi kekayaan budaya tradisional, menjaga ciri khas daerah, dan menjaga warisan budaya generasi penerus.
Wisnu Cipto - Jumat, 21 Februari 2025
Kemenkum Sahkan Kerbau Belang Tedong Bonga Kekayaan Intelektual Komunal Sumber Daya Genetik Asli Toraja
Bagikan