Universitas Kokushikan Jepang Bentuk Pusat Kajian Sukarno


Rektor Universitas Kokushikan Nobuyuki Miura mengangkat Puti Guntur Soekarno sebagai visiting researcher di Asia Japan Research Center Universitas Kokushikan, Tokyo, Rabu (22/7). (Foto Puti Guntur)
MerahPutih Politik - Pemikiran Bapak Bangsa Sukarno menjadi Kajian Internasional Bersama Mengenai Sukarno di Universitas Kokushikan Tokyo Jepang.
Peresmian pusat kajian ini dilakukan di Asia Japan Research Center Universitas Kokushikan Tokyo, Rabu (22/7). Pada kesempatan itu cucu Proklamator Sukarno, Puti Guntur Soekarno memberikan pidato kebudayaan. Hadir juga putra sulung Bung Karno, Guntur Soekarnoputra dan istri, Henny.
Menurut Profesor Shibata Tokubumi, Kepala Asia Japan Research Center, pembentukan kajian Sukarno (Sukarno Project) ini dilatarbelakangi oleh kondisi dunia saat ini yang dilanda berbagai konflik yang disebabkan oleh berbagai perbedaan yang hendak dipaksakan.
"Kepemimpinan Sukarno meninggalkan warisan sekaligus pelajaran bagi dunia berupa filosofi yang mengedepankan harmoni untuk menaklukkan perbedaan yang terkandung dalam semboyan negara “Bhineka Tunggal Ika”.
Senada dengan Shibata, Rektor Universitas Kokushikan, Profesor Nobuyuki Miura mengingatkan kembali peran dan jasa Sukarno membangun kekuatan Asia untuk melawan hegemoni Barat melalui Konferensi Asia Afrika dan pesta olah raga negara-negara baru dalam Ganefo.
Adapun dalam pidato kebudayaan yang berjudul “Pancasila Bintang Penuntun”, Puti Guntur Soekarno berangkat dari pertanyaan mendasar: Apakah kekuatan pemikiran Sukarno hingga mampu menyatukan ribuan pulau dan suku bangsa di Indonesia sampai sekarang? Anggota DPR dari Fraksi PDIP itu menyatakan, Bung Karno menyadari bangsa terjajah harus memutus rantai imperialisme, satu-satunya adalah dengan kemerdekaan.
"Sebagai bangsa yang sejarah leluhurnya panjang, kejayaan masa lampau surut ditelan kolonialisme. Kolonialisme Belanda menjerumuskan Indonesia ke dalam titik nadir yang membuat kepercayaan diri sebagai sebuah bangsa hilang oleh penghisapan manusia oleh manusia. Karena itu persatuan nasional adalah hal mutlak demi sebuah kemerdekaan, dan sebaliknya kemerdekaan adalah fondasi bagi persatuan nasional. "
Acara peresmian ini dihadiri sekitar 200 orang yang terdiri dari para profesor, dosen, peneliti mengenai Indonesia baik dari lingkungan Universitas Kokushikan maupun dari luar, pemerhati masalah Indonesia, pebisnis, mahasiswa Jepang, serta komunitas masyarakat umum yang tinggal di Jepang.
Pada kesempatan itu, Guntur juga sempat memberikan kata sambutan terkait ajaran Marhaenisme Bung Karno yang diwujudkan melalui ajaran Trisakti.
Baca Juga
Karyono Wibowo: Dipimpin Cucu Sukarno, PDIP Jakarta Akan Bersinar
Megawati Didukung Jadi Ketum, Sukarno Masih Figur Sentral PDIP
Tegas dan Berani, Jokowi Layak Disebut Sukarno Kecil
Bagikan
Berita Terkait
Suara Megawati Bergetar saat Ceritakan Ziarah ke Makam Imam Al-Bukhari: Ingat Bung Karno Buka Pintu Warisan Islam Asia Tengah

Cerita Megawati Anggap Uzbekistan Jadi Bagian Sejarah Spiritual Bangsa Indonesia

Jadi Tamu Utama HUT ke-76 India, Prabowo Ikuti Jejak Sukarno 75 Tahun Silam

Guntur Sebut Pendongkelan Kepemimpinan Sukarno tidak Sah
Beda dengan Bung Karno, Jokowi Tampilkan Teater Para Penjajah yang Bungkam Rakyat

PDIP Undang 'KPK' untuk Meriahkan Puncak Bulan Bung Karno 2024
Relevansi "Indonesia Menggugat" Bung Karno di Zaman Sekarang
PDIP Setujui Pernyataan Prabowo soal Bung Karno Milik Seluruh Rakyat Indonesia

Ini nih, Menu Sahur Sukarno dan Hatta Jelang Indonesia Merdeka

Tiga Ajaran Bung Karno Bagi Generasi Muda
