Tradisi Palang Pintu Betawi

Selvi PurwantiSelvi Purwanti - Sabtu, 23 April 2016
Tradisi Palang Pintu Betawi
Tangerang, (22/4) (Merahputih.com / Rizki Fitrianto)

MerahPutih Budaya - Palang Pintu atau acara buka palang pintu, merupakan salah satu acara dalam prosesi pernikahan adat Betawi. Namun seiring berjalannya waktu tradisi palang pintu tidak hanya ada saat pesta pernikahan masyarakat Betawi tetapi juga dapat kita jumpai salam sebuah acara besar daerah.

Seperti yang kita lihat dalam acara Pembukaan Festival Silat Dan Permainan Tradisional Kota Tangerang, Jumat (22,4) kemarin di Tangerang.

Acara yang berlangsung cukup meriah tersebut juga turut menghadirkan Tradisi Palang Pintu yang merupakan ritual budaya Betawi. Tradisi Palang Pintu biasanya melibatkan dua kelompok silat dan dimulai dengan saling beradu berpantun dan diakhiri dengan silat.

http://server3.merahpoetih.com/gallery/public/2016/04/22/ouU8eOTqZA1461332494.jpg

Istilah Palang Pintu ditinjau dari sisi etimologis didefinisikan dari dua kata Palang dan Pintu. Palang berarti penghalang agar siapapun tidak mudah untuk lewat, sementara Pintu adalah akses masuk ke suatu wilayah. Jadi istilah Palang Pintu adalah penghalang untuk siapapun yang akan memasuki pintu atau wilayah.

http://server4.merahpoetih.com/gallery/public/2016/04/22/KbdRviCUYj1461332494.jpg

Meski dalam sejarah belum ada catatan secara pasti sejak kapan Tradisi Palang Pintu ini dimulai, namun tokoh Betawi Si Pitung (1874-1903) sudah menjalani tradisi Palang Pintu itu saat memperistri Aisyah, putri Jawara berjuluk Macan Kemayoran, Murtadho. Konon, Si Pitung berhasil menundukkan perlawanan Murtadho yang menjadi Palang Pintu dalam prosesi pernikahan putrinya itu.

BACA JUGA:

  1. Pawai Budaya Masyarakat Pandeglang
  2. SMP N 3 Rangkasbitung Lestarikan Budaya Bangsa
  3. Seniman Yogyakarta: Lebih Baik Mengawinkan Budaya
  4. Kinanti Sekar Rahina Ajarkan Tari demi Kelestarian Budaya
  5. "Membaca Puisi Membaca Laut" di Tembi Rumah Budaya
#Budaya Betawi #Tradisi Palang Pintu
Bagikan
Ditulis Oleh

Selvi Purwanti

Simple, funny and passionate. Almost unreal
Bagikan