Tidak Ada Pantangan dalam Tradisi Cheng Beng
Perayaan Cheng Beng. (Foto: Instagram/lisavinnalim)
MerahPutih Budaya - Warga Tionghoa merayakan Cheng Beng dengan puncak perayaan tangal 4 April. Ritual tahunan ini diisi dengan kegiatan sembahyang dan ziarah ke makam orang tua atau leluhur. Tidak ada pantangan dalam leluri tersebut.
"Tidak ada pantangan," kata Pendeta Buddha Atma Gita Dharma kepada merahputih.com, Senin (4/4).
Meski demikian, leluri tersebut patut dilakukan oleh masyarakat Indonesia karena mengandung pesan moral tinggi.
"Terhadap anak, hal demikian merupakan bakti kepada orang tua yang sudah tiada. Begitu pun kepada leluhur. Karena itu, kalau tidak melaksanakan Cheng Beng akan terasa ada yang kurang," kata Pendeta Atma.
Selain menghormati leluhur, tambah Pendeta Atma, Cheng Beng juga menyimpan keberkahan utama yang patut diraih para generasi. "Selain mencari berkah, hal demikian merupakan perbuatan yang bijak (kusala kamma)," tambahnya. (Ard)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Umat Buddha Gelar Buka Puasa Bersama untuk Umat Muslim saat Ramadan 1446 H di Vihara Dharma Bakti
Warga Etnis Tionghoa Berburu Pernak-pernik Jelang Perayaan Imlek 2025
Komunitas Tionghoa Curhat ke RIDO, Jakarta Harus Punya Gedung Opera Kesenian
Bertemu Komunitas Tionghoa, Ridwan Kamil Pamer Punya 20 Karya di China
Memahami Makna di Balik Angka 8 dalam Kepercayaan Masyarakat Tionghoa
Lampion dan Dekorasi Naga Warnai Kota Solo
Akulturasi Budaya Cirebon dan Tionghoa dalam Festival Pecinan Cirebon
PITI Kunjungi MUI Pusat demi Kolaborasi Tuntaskan Masalah Keumatan dan Kebangsaan
PITI Kunjungi Muhammadiyah Kuatkan Sinergi Demi Merawat Harmonisasi Bangsa