Strategi Arief Yahya Genjot Pariwisata Indonesia


Tempat wisata Citu Cipondoh, Tangerang, Banten. (Foto:MP/Rizki Fitrianto)
?MerahPutih Wisata - Branding Wonderful Indonesia (WIN) terus berkibar di mancanegara dan menanjak nilainya. Wonderful Indonesia sudah menyikut Malaysia Truly Asia dengan skor telak 10-2.
Setelah fase branding unggul, tugas lanjutannya adalah advertising dan selling. Lalu, apa yang terjadi dengan destinasi? Bagaimana SDM? Bagaimana di internal pariwisata sendiri??
?Menteri Pariwisata Arief Yahya pun cepat-cepat melakukan konsolidasi ke dalam. Introspeksi internal, menginspeksi pasukan pariwisata sebelum pertarungan yang sesungguhnya ditabuh.
"Ibaratnya, jangan sampai sudah mengundang banyak tamu, tetapi situasi di rumah masih berantakan. Terjadi pertengkaran sana sini, saling jegal, saling serang, saling serobot. Barisan masih belum rapat, itu akan kontraproduktif. Akhirnya wisman (wisatawan mancanegara) kapok, ogah datang lagi, dan celakanya dia dengan mudah akan menceritakan kepada community-nya bahwa destinasi kita amburadul. Tidak siap. Lalu dia upload ke media sosial. Maka, capai-capai promosi kita, tidak ada gunanya," jelas Mantan Dirut PT Telkom ini dalam rilis yang diterima merahputih.com.
Inilah salah alasan Marketer of The Year 2013 versi MarkPlus itu menggelar Rakornas Pariwisata per tiga bulanan. Ajang bertemunya seluruh petinggi Kemenpar hingga Eselon 4, industri pariwisata atau communities, Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Asosiasi Agen Perjalanan Wisata (ASITA), Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), para Kadispar Provinsi se-Indonesia, dan media di Hotel Kempinski, Bundaran Thamrin-Sudirman itu.
"Kami sedang membangun corporate culture, yang dinamai WIN-Way. Singkatan Wonderful Indonesia," katanya.
Korporasi raksasa dunia General Electric (GE) ditangan John Francis Welch Jr melahirkan The GE Way. Tujuh prinsip yang dipegang teguh Jack Welch itu mengubah budaya lama, dan membangun budaya kerja baru. Lalu perusahaan perangkat keras komputer terbesar di News York, AS, International Business Machines melahirkan IBM Way. Maka Menpar Arief Yahya pun meluncurkan corporate culture dengan nama WIN Way.
"Singkatan dari Wonderful Indonesia Way," imbuh Arief Yahya. Itu juga bisa dimaknai sebagai WIN Way, jurus menang.
"Rumusnya 3S, yakni solid, speed dan smart. Pertama solid, kompak, bersatu menuju Indonesia Incorporated. Ada kisah menarik dari ahli strategi perang Tiongkok, Sun Tzu, yang hidup di Abad V Sebelum Masehi. Dia ditunjuk Raja Wu memimpin pasukan elite kerajaan, yang semuanya perempuan cantik, istri selir raja, dengan jumlah 180 orang. Sun Tzu menghukum dua prajurit perempuan itu dengan memenggal lehernya gara-gara keduanya tidak solid. Lobi raja pun tidak digubris. Kalau sudah mempengaruhi soliditas, hukumannya tegas, penggal kepala. Seserius itulah menjaga soliditas itu."
Agar solid, harus pintar bersinergi, berkolaborasi, berkoordisasi.
"Dulu ketika di Telkom, saya tegaskan bahwa sinergi itu bukan pilihan, tetapi suatu keharusan. Kalau tidak bersatu, tidak akan menang, kalau tidak menang, kapan mau bersatu," ungkapnya.
Kedua yakni speed atau kecepatan. Ingat, tahun 2016 ini sudah ditetapkan oleh Presiden RI Joko Widodo sebagai tahun percepatan, tahun akselerasi. Dalam persaingan masa kini dan masa depan, speed itu penting.
"Yang cepat mengalahkan yang lambat, bukan yang besar memakan yang kecil," tuturnya.
Menpar pun berterus terang di hadapan forum sekitar 400 orang itu, bahwa pasukannya masih harus bergerak lebih cepat, anti lelet. Tidak ada pilihan lain, jika ingin memenangkan pertarungan, harus bergerak lebih ngebut. Ia meyakini Michael Porter, Sekolah Bisnis Universitas Harvard dengan keahlian utama di bidang manajemen strategis dan keunggulan kompetitif perusahaan.
Porter menyebut empat poin yang harus dimiliki oleh calon pemenang, yakni differentiation, competitive, focus dan speed.
"Point terakhir adalah speed, kecepatan. Kita paling lemah di sini. Karena itu, akselerasi atau percepatan juga akan dilakukan segera," kata Arif Yahya.
Ketiga adalah smart. Dalam strategi bisnis ada 3C yang harus dilakukan oleh pariwisata, setelah ditetapkan sebagai sektor unggulan, selain pangan, energi, maritim dan infrastruktur, yakni keunggulan comparative, keunggulan competitive, dan cooperative.
"Comparative itu memetakan keunggulan dan kehebatan kita ada di mana? Competitive, posisi kita sudah berada dimana? Dibandingkan dengan rival yang sama? Cooperative, strategi bermitra ketika dua 'C' di atas tidak cukup untuk modal bersaing di pasar," imbuhnya.? (esa)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
MBG Jadi 'Senjata Rahasia' Pemerintah untuk Tarik Wisatawan, Sampai Bikin Dunia Kagum dan Geleng-Geleng Kepala

DPR Desak Pemerintah Kembangkan Wisata Budaya Berbasis Desa

Perang Timur Tengah Meledak, Indonesia Justru Panen Turis? Begini Strategi Kemenparekraf

12 Destinasi di Jakarta Pilihan Kemenparekraf untuk Libur Sekolah Juni-Juli 2025, Anak Auto Cerdas dan Happy!

Polemik Tambang Tak Goyahkan Raja Ampat, Pariwisata Tetap Aman dan Berkelas Dunia

Industri Hotel Merana di Libur Panjang, DPR Ingin Pemerintah Lakukan Hal Ini

Pengembangan Pariwisata Berbasis Minat, Respon Indonesia terhadap Tantangan Ekonomi Global

Jangan Panik! Tarif Trump Justru Buka Pintu Emas Pariwisata Lokal Jadi Tulang Punggung Negeri

Indonesia Tourism Board, Strategi Mewujudkan Indonesia sebagai Destinasi Wisata Unggulan ASEAN

Emirates Airlines Ingin Tambah Penerbangan ke Indonesia, Siap Kerahkan Pesawat Besar Airbus A380 dan Boeing 777
