Sertifikasi Pelacur, Langkah Ahok Bakal Hadapi Pertentangan


Ilustrasi Pelacuran (MerahPutih/Alfi Rahmadhani)
MerahPutih Megapolitan - Di Ibukota Jakarta belekangan ini menyeruak jejaring prostitusi melalui media daring (online). Para konsumen (pelanggan) dan penjual jasa kenikmatan tubuh memanfaatkan kemudahan bertransaksi melalui media sosial, seperti Twitter dan Facebook. Langkah digitalisasi interaksi antara pelanggan dan penjual jasa itu beralih dari cara konvensional ke cara yang lebih instan, dari mangkal di lapangan ke dunia maya.
Kemudahan langkah seperti itu telah ditunjukkan salah satu penjaja seks, Deudeuh (26), yang ditemukan tewas di kamar kosnya, Tebet, Jakarta Selatan, 12 April lalu. Dia mencari pelanggan dan menyebarluaskan ungkapan terima kasih pelanggan melalui Twitter.
Melihat semakin terkuaknya transaksi pelacuran di media sosial, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan melakukan sertifikasi pelacuran di Ibukota Jakarta. Dengan mengacu prostitusi di beberapa negara di luar negeri, Ahok berdalih bahwa sertifikat pelacuran dapat mengurangi risiko penyakit.
"Kalau mau menjual diri itu harus ada sertifikat. Itu harus dikenali, Anda sehat atau nggak, kayak di Jerman. Kalau sekarang pura-pura saja kan. Kita periksa sehat apa nggak nih," tutur mantan Bupati Belitung Timur ini kepada wartawan di Balaikota, Jakarta, Selasa (28/4).
Sehari sebelumnya, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah menegaskan, rencana pelegalan prostitusi akan dipusatkan di salah satu apartemen. Menurutnya, pelegalan prostitusi karena perilaku ini telah menjadi mata pencaharian sebagian warganya sejak tahun 1970-an.
Langkah ini tidak akan mudah terealisasi. Pasalnya, suara penentangan rencana pelegalan prostitusi mulai muncul. Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Faisal Ismail, menyindir rencana Gubernur DKI Jakarta itu melalui tulisan di salah satu koran nasional. Faisal tidak setuju dengan rencana Ahok karena pertimbangan kerusakan moral. Bahkan, Faisal menyebut logika pelegalan ini sebagai logika tolol.
"Orang-orang yang paling bertanggung jawab terhadap Tuhan dalam hal ini adalah para pejabat yang mengambil keputusan," tulisnya. (rfd/fre)
Baca Juga:
Papi Mike Turut Bersedih Atas Wafatnya Janda Bohay Deudeuh
Ketua RT Kos Janda Bohay Angkat Bicara Terkait Pembunuhan Deudeuh
Bagikan
Fredy Wansyah
Berita Terkait
Tanggapi Mobil Pelat Merah Masuk Jalur Transjakarta, Gubernur Pramono: Pasti Di-bully Publik

Penutupan Tol Dalam Kota Sebabkan Macet di Jakarta, Gubernur Pramono Desak Pengelola Percepat Perbaikan

Gubernur Pramono: Jangan Hanya Andalkan APBD, ASN DKI Jakarta Harus Lebih Kreatif

Terbukti Urai Kemacetan Jalan TB Simatupang, Gerbang Tol Fatmawati Dibuka hingga Akhir Oktober

UMKM Angkat Kaki dari District Blok M, PT MRT Sebut Koperasi Langgar Perjanjian Biaya Sewa

3 Kecelakaan Transjakarta dalam Sebulan, Gubernur DKI Lakukan Evaluasi

Lepas 1.700 Peserta ASN Run 2025, Gubernur Pramono: Bukti Jakarta Aman Gelar Event Besar

Sekolah Lansia Jadi Prioritas, Gubernur Pramono: Saatnya Beri Ruang Bahagia bagi Warga Senior

1.618 Lansia Diwisuda di TMII, Pecahkan Rekor Wisudawan Terbanyak

Tinjau RSUD Budi Asih, Gubernur Pramono Janji Tingkatkan Kualitas Layanan Kesehatan
