Senandung Pilu di Balik Lagu Minang Ayam Den Lapeh

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Selasa, 08 Maret 2016
Senandung Pilu di Balik Lagu Minang Ayam Den Lapeh
Lagu Daerah Minang "Ayam Den Lapeh". (Foto: Screenshot Youtube)

MerahPutih Budaya - Lagu Minang, Sumatera Barat berjudul "Ayam Den Lapeh" salah satu lagu daerah Minang yang terkenal. Lagu ini cukup riang didengarkan meski bercerita tentang seseorang yang kehilangan sesuatu. Ayam den lapeh dalam bahasa Indonesia berarti "ayam saya lepas".

Lagu ini diciptakan oleh Abdul Hamid. Lirik lagu ini berjenis pantun dalam puisi lama. Lirik ini terdiri dari empat bait. Per bait berisi empat baris. Di antara bait-bait itu ada baris tambahan, yaitu "ayam den lapeh" yang juga merupakan judul lagu. Baris tambahan ini ada tiga buah. Dalam beberapa baris menggunakan kata seru "ai" seperti kata "aduhai".

Lirik lagu "Ayam Den Lapeh" menceritakan tentang seseorang yang kehilangan sesuatu yang disimbolkan dengan seekor ayam. Mengutip situs Kebudayaan Indonesia, Direktorat Jenderal Kebudayaan RI, ayam dalam tradisi Minang lama merupakan barang mewah. Hanya orang-orang tertentu saja yang dapat memeliharanya. Pemilihan diksi ayam ini sedikit menggelitik. Lebih-lebih ketika mendengar nada lagunya jauh dari kesan muram atau mendayu-dayu.

Dalam lirik "di ma ati indak kamaupek, awak takicuah ai ai, ayam den lapeh (di mana hati tidaklah kesal, ai ai aku terkecoh, ayamku lepas)", ada ungkapan kemarahan dengan kata kesal ketika ayam si empu lepas. Di sana, tidak disebutkan "aku sedih". Kesalahan telah terjadi sehingga ayam terlepas, karena awalnya "aku" tidak menyangka akan lepas.

Melihat perumpamaan dengan ayam lepas ini, sangat cocok memang dengan penggunaan kata "kesal". Pada kenyataanya, seekor ayam jago liar misalnya, tidak akan berontak ketika kita memegangnya dengan benar. Bagian badan atau sayap dipegang dengan baik akan membuat si ayam nyaman. Bahkan, dengan elusan di bagian kepala bisa mendiamkan si ayam meski disimpan di tanah tanpa dipegangi. Namun namanya ayam liar, ketika dia tahu hanya dielus tidak dipegangi, dengan sedikit senggolan, ia akan kabur.

"Tabanglah juo nan karimbo, Oilah malang juo (terbanglah jauh ke rimba, oh malang sekali)". Ayam kesayangan akhirnya kabur tanpa terkejar masuk ke dalam hutan. Lirik lagu "Ayam Den Lapeh" menggunakan kata ganti persona orang pertama "aku". Aku penulis bisa saja memiliki pengalaman pribadi tentang ayam yang masih liar itu untuk menggambarkan sebentuk kehilangan sesuatu yang lain. Bagaimana pun, penulis ingin menyampaikan bahwa harus hati-hati menyimpan sesuatu jika tidak ingin kehilangan. Ya, apa pun bisa terjadi di luar kendali ketika "bermain-main" hal penuh risiko. Meskipun, ada pula orang yang lebih senang tantangan karena adrenalinnya lebih terpacu ketika membiarkan kaki si ayam tak terikat.

Ada juga nasihat langsung melalui peribahasa "sikucapang sikucapeh, saikua tabang saikua lapeh (yang dikejar tak dapat, yang sudah ada berlepasan). Peribahasa ini mengajarkan untuk bersyukur tentang apa yang dimiliki dan menjaganya jangan sampai hilang.

Lagi-lagi, lagu "Ayam Den Lapeh" tidak menyiratkan kesedihan. Nada lagu dimainkan dengan riang. Dalam konteks sekarang, ayam bukan lagi barang berharga tinggi. Ayam cuma perliharaan yang mudah didapat. Meskipun, sekali lagi, kehilangan ayam pun sangat disesalkan. Kehilangan makanan lezat untuk disayur atau kehilangan piaraan kesayangan tentu bikin kesal pula.

Lagu "Ayam Den Lapeh" diakhiri dengan lirik "duduak tamanuang tiok sabanta, oi takana juo ai ai (duduk termenung sebentar, oh terkenang lagi). Pada akhirnya, ketika sudah kehilangan dan tak mampu berbuat apa-apa, berusahalah mengikhlaskannya. Meski berkali-kali mengatakan, "ya sudahlah...", tapi sekali-kali teringat lagi, terkenang lagi. Ai ai, ayamku sekarang ada di mana.

 
Berikut lirik lagu "Ayam Den Lapeh", artinya dalam bahasa Indonesia, serta video lagunya;


Luruihlah jalan Payakumbuah

Babelok jalan Kayu Jati
Dima ati indak karusuah
Ayam den lapeh ai ai

Ayam den lapeh

Mendaki jalan Padangsikek
Basimpang jalan ka Biaro
Di ma ati indak kamaupek
Awak takicuah ai ai

Ayam den lapeh

Sikucapang sikucapeh,
saikua tabang saikua lapeh
Tabanglah juo nan karimbo
Oilah malang juo

Pagaruyuang Batusangka
Tampek bajalan urang baso
Duduak tamanuang tiok sabanta
Oi takana juo ai ai

Ayam den lapeh


Arti dalam bahasa Indonesia

Luruslah jalan ke Payakumbuh
Berbelok jalan ke Kayu Jati
Dimana hati tidaklah resah
Ai, ai, ayamku lepas

Ayamku lepas

Mendaki jalan Pandai Sikek
Bersimpang jalan ke Biara
Dimana hati tidaklah kesal
Ai, ai, aku terkecoh
Ayamku lepas

yang dikejar tak dapat,
yang sudah ada berlepasan (peribahasa)
Terbanglah jauh ke rimba
Oh malang sekali

Pagaruyung Batu Sangkar
Tempat berjalan orang besar
duduk termenung sebentar
oohh terkenang lagi

Ayamku lepas

 

BACA JUGA:

  1. Pesan Perjuangan yang Terkandung dalam Lagu Butet
  2. Perpisahan Seorang Kakek dengan Cucu dalam Lagu Papua Apuse
  3. "Waktu Hujan Sore-Sore" Lagu Gembira dari Maluku
  4. Perjuangan Orang Tua dalam Lagu Batak Anakon Hi Do Hamoraon Di Au
  5. Sejarah Kelam di Balik "Genjer-genjer" Sebagai Lagu PKI
#Lagu Daerah #Sumatera Barat #Ayam Den Lapeh #Bahasa Minang
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.
Bagikan