Sempat Digeruduk FPI, Sekolah Marx Tetap Berjalan


Para peserta Sekolah Marx saat di kelas, ISBI Bandung, Jawa Barat. (Foto: MerahPutih/Rizal Sopian)
MerahPutih Nasional - Panitia Sekolah Marx dari ISBI Bandung akan tetap melanjutkan kegiatan yang telah berlangsung meski ada penolakan dari Front Pembela Islam. FPI menuding Sekolah Marx merupakan kegiatan kaderisasi partai komunis.
Sekolah Marx merupakan sebuah program yang diselenggarakan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Daunjati ISBI Bandung. Sekolah Marx diselenggarakan di kampus Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung yang diikuti 30 orang peserta. Sekolah Marx dilaksanakan mulai Februari sampai Mei 2016.
Pada hari Rabu (11/5), kegiatan belajar Sekolah Marx sempat tertunda karena adanya protes dari ormas FPI. Pihak panitia heran adanya protes dari ormas Islam yang menggugat kegiatan Sekolah Marx karena dianggap sebagai suatu kaderisasi partai.
"Kami masih akan meneruskan Sekolah Marx, karena memang belum selesai. Untuk antisipasi protes dari eksternal, kami sudah siap mental menghadapinya,” tegas John Heryanto, salah satu panitia Sekolah Marx.
Panitia Sekolah Marx menjelaskan, pada dasarnya, filsafat merupakan bagian dari kurikulum pendidikan di kampus ISBI Bandung. Orientasi secara keseluruhan memang menjadikan gagasan Karl Marx sebagai pisau analisa dan pendasaran bagi setiap materinya. Mulai dari manifesto komintern pada awal materi awal sampai pada materi akhir yaitu penciptaan teater berdasarkan pemikiran Karl Marx.
"Berkaitan dengan Sekolah Marx, kami menyoroti bahwa pemikiran Karl Marx sebagai suatu basis keilmuan bisa mengakomodir kebutuhan seni dan problematika yang terjadi, baik fenomena di dalam kampus ISBI Bandung sendiri maupun di luar kampus. Sesuai judulnya, Sekolah Marx berusaha memahami seni lewat pemikiran Karl Marx,” ungkap John.
Massa dari FPI saat menolak Sekolah Marx. (Foto: MerahPutih/Rizal Sopian)
"Setiap tahun kami mengikuti kursus filsafat ke kampus Universitas Parahyangan dan Universitas Padjadjaran. Untuk tahun 2016 ini, kami dari LPM berinisiatif untuk mengadakan sekolah filsafat yang dikhususkan untuk kebutuhan ilmu seni dan budaya. Filsafat Marx lazim dipelajari di setiap kampus sebagai suatu keilmuan. Sama halnya di kampus kami, ada mata kuliah Filsafat Seni dan Estetika. Teater Brech, Mayor Hold, merupakan contoh pengembangan pemikiran Marx dalam bentuk teater. Tidak sepatutnya Sekolah Marx ini kemudian dituduh sebagai sebuah kegiatan kaderisasi dari partai komunis,” tegas John Heryanto. (Zal)
BACA JUGA: