Rupiah Sulit Menguat Tanpa Reformasi Struktural
ilustrasi rupiah terhadap dolar AS (Foto Antara)
MerahPutih, Keuangan-Nilai tukar rupiah diprediksi masih akan sulit menguat dalam waktu dekat apabila tidak ada reformasi struktural yang konsisten dan berkesinambungan.
"Untuk itu, Indonesia harus bisa konsisten melaksanakan reformasi struktural dengan baik, ada pengendalian inflasi dan upaya mengelola transaksi berjalan yang sehat," ujar Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di Jakarta, melalui siaran persnya, Selasa (23/6).
Agus mengatakan kondisi rupiah saat ini sedang tertekan oleh fenomena "super dolar". Menurutnya, situasi ini bisa bertambah buruk apabila tidak ada upaya dari pemerintah melanjutkan reformasi terutama memperbaiki kinerja neraca transaksi berjalan.
"Tapi kalau negara itu melakukan reformasi dengan kuat dan bisa melakukan perbaikan transaksi berjalan dengan baik, contohnya seperti India di mana dia bisa membangun confidence, maka mata uangnya bisa terjaga dari depresiasi yang besar," katanya.
Salah satu upaya mengelola reformasi struktural adalah terus memperbaiki defisit transaksi berjalan.
Baca Juga:
Anggota DPR Ini Diperas Wartawan Gadungan hingga Ratusan Juta Rupiah
Bagikan
Berita Terkait
Target RUU Redenominasi Rupiah Rampung 2027, BI Tegaskan Butuh Persiapan Matang
Surat Utang Global Bikin Cadangan Devisa Meningkat
Banyak yang Belum Tahu, Ingat Transaksi QRIS di Bawah Rp 500 Ribu Gratis Biaya Admin
Ekspor Dinilai Bagus, Tapi Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 5,5 Persen
Legislator NasDem Rajiv Mangkir dari Panggilan KPK, Pemeriksaan Bakal Dijadwalkan Ulang
Ramai Bantahan Jumlah Dana Pemda Mengendap, Menkeu Purbaya Lempar Tanggung Jawab ke BI
Bantah APBD Jabar Parkir di Bank, Dedi Mulyadi Pegang Bukti Menkeu Pakai Data Lama dari BI
BI Tahan Suku Bunga Acuan, Perang Tarif AS Bikin Ekonomi Dunia Melemah
Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat 6,7 Persen, Begini Peruntukannya
Cadangan Devisa RI Turun Rp 33 T, BI Jamin Masih Aman Buat Bayar Utang Luar Negeri 6 Bulan