Pesona Gunung Api Purba Nglanggeran Yogyakarta


Gunung Api Purba Nglanggeran, Yogyakarta (Foto: Instagram @@buayabuas)
MerahPutih Wisata - Gunung Nglanggeran merupakan sebuah gunung di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Gunung ini menjadi satu-satunya Gunung Api Purba di Yogyakarta yang terbentuk dari pembekuan magma yang terjadi kurang lebih 60 juta tahun yang lalu.
Pada tahun 1999, objek wisata ini dikelola oleh Karang Taruna Bukit Putra Mandiri yang mengenakan tarif tiket Rp 500 per orang saat berkunjung ke objek wisata ini. Namun fasilitasnya belum lengkap, mengingat banyaknya potensi budaya dan ekowisata di situs gunung api tersebut. Namun, pada tahun 2008 Badan Pengelola Desa Wisata Nglanggeran mengambil alih pengelolaannya dan menambah berbagai fasilitas.
Di sekitar Gunung Nglanggeran Anda dapat menjumpai Embung yang merupakan bangunan berupa kolam seperti telaga di ketinggian sekitar 500 meter dari permukaan laut. Embung dengan luas sekitar 5.000 meter persegi itu berfungsi menampung air hujan untuk mengairi kebun buah kelengkeng, durian, dan rambutan di sekeliling embung.
Pada musim kemarau, para petani bisa memanfaatkan airnya untuk mengairi sawah. Pengunjung juga bisa naik ke Embung dengan tangga. Sampai di sisi Embung, pengunjung bisa melihat matahari terbenam dan melihat gunung api purba di seberang Embung.
Gunung Nglanggeran tersusun oleh batuan beku berupa andesit, lava dan breksi andesit. Gunung ini terletak di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul yang berada pada deretan Pegunungan Sewu.
Legenda Bukit Nglanggeran konon dulunya merupakan tempat untuk memberi hukuman pada warga desa yang ceroboh merusak wayang.
Asal kata nglanggeran sendiri mempunyai arti melanggar. Pada ratusan tahun yang lalu, penduduk desa sekitar mengundang seorang dalang untuk mengadakan pesta syukuran hasil panen. Akan tetapi para warga desa melakukan hal ceroboh. Mereka mencoba merusak wayang si dalang. Dalang murka dan mengutuk warga desa menjadi sosok wayang dan dibuang ke Bukit Nglanggeran.
Di Gunung Nglanggeran terdapat beberapa bebatuan besar yang menurut cerita warga sekitar digunakan untuk tempat pertapaan warga. Warga sekitar mengatakan, bahwa menurut kepercayaan, Gunung Nglanggeran dijaga oleh Kyai Ongko Wijoyo serta tokoh pewayangan Punokawan.
Pada malam tahun baru Jawa atau Jumat Kliwon, beberapa orang memilih untuk bersemedi di pucuk Gunung Nglanggeran. Di Gunung Nglanggeran ini pula para warga pernah menemukan arca yang menyerupai Ken Dedes.
Berdasarkan hasil penelitian, Gunung Nglanggeran berasal dari Gunung api dasar laut yang terangkat dan kemudian menjadi daratan pada jutaan tahun lalu. Gunung ini memiliki bebatuan besar yang menjulang tinggi sehingga biasanya digunakan sebagai jalur pendakian dan tempat untuk pertapaan warga.
Puncak gunung tersebut adalah Gunung Gedhe di ketinggian sekitar 700 meter dari permukaan laut, dengan luas kawasan pegunungan mencapai 48 hektar.
Akses untuk bisa menuju puncak Gunung Nglanggeran Anda akan melewati jalanan tanah serta lorong-lorong bebatuan yang sempit. Dengan jarak tempuh pendakian lebih kurang dari dua jam. Para wisatawan bisa menapaki puncak tertinggi gunung api purba tersebut.
Saat Anda akan berkunjung ke Gunung Nglanggeran, sangat disarankan untuk berangkat sore hari, agar para wisatawan dapat menyaksikan keindahan matahari yang terbenam. Selain itu, para pengunjung juga perlu menggunakan tali untuk mendaki bukit-bukit yang pendek. Saat mendaki Anda tak perlu takut tersesat karena disana tersedia papan petunjuk yang menuntun Anda saat mendaki.
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Wisata Yogyakarta Populer, Ada 10 Rekomendasi Terbaik

Museum Wahanarata Resmi Dibuka, Terapkan Virtual Experience Sebagai Inovasi
