Pepletokan, Permainan Perang-perangan Anak Zaman Dahulu


Permainan tradisional anak pepeletokan atau peletokan. (Foto: Instagram/rizalbaihakhi)
MerahPutih Budaya - Sebelum mainan modern banyak dan merambah ke daerah-daerah, anak-anak di desa-desa punya sejuta mainan untuk mengisi waktu bermain sepulang sekolah atau saat libur. Salah satunya, pepletokan.
Pepletokan yaitu permainan perang-perangan yang terbuat dari bambu. Di daerah Banten, khususnya Pandeglang, permainan ini disebut pepletokan. Daerah lain ada yang menyebut pletokan. Kata pepletokan sebagai repetisi untuk pletok, seperti kata "tembak" disebut "tetembakan" atau "tembak-tembakan".
Saat ini main pepletokan sudah sangat jarang dimainkan anak-anak. Permainan modern menggeser permainan yang melibatkan banyak anak ini. Terutama saat gadget dan game modern seperti play station, atau game online sudah banyak dikenal anak-anak. Seperti permainan tradisional anak lainnya, permainan ini sudang langka.
Pepletokan terbuat dari bambu. Sebuah ranting bambu tanpa ruas/buku, sebesar jari, dibuat seperti sumpit—alat tembak untuk berburu. Panjangnya tidak sampai 30 centimeter. Alat tambahan lain yaitu bilah bambu dibuat lidi sebagai penyodok. Pada bagian pegangan penyodok, bambu sebesar batang pepletokan dibuat sebagai pegangan. Bambu penyodok harus lebih pendek dari batang pepletokan.
Cara kerja pepletokan ini sangat sederhana. Pelurunya dibuat dari kertas yang dibasahi. Cubitan kertas sebesar lubang batang pepletokan dimasukkan, dengan cara didorong, hingga batas ujung bilah. Kemudian peluru kedua dimasukkan sebagai pendorong. Udara dalam batang bambu akan mendorong dengan kencang peluruh paling ujung. Semakin padat kertas, maka tembakan semakin kecang.
Di daerah Banten, selain menggunakan kertas basah, anak-anak biasa menggunakan buah kanyere sebagai perluru. Buah ini tidak bisa dimakan, sejenis buah huni atau buni. Peluru huni lebih keras dan lebih sakit ketika ditembakkan ke kulit.
Anak-anak akan membagi dua kelompok yang saling bermusuhan. Permainan ini biasanya dilakukan di hutan atau kebun-kebun yang banyak terdapat semak atau pohon-pohon pelindung. Apabila seorang anak terkena tembakan, ia harus berhenti bermain.
Permainan lain dari pepletokan ini yaitu terus bermain meski terkena tembakan. Keseruan permainan ini ketika ada anak kesakitan terkena tembakan. Namun, ada satu aturan pepletokan yang dipegang semua anak, tembakan tidak boleh mengarah ke wajah.
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
HUT RI ke-80: DKI Jakarta Bangkitkan Sederet Permainan Tradisional, Generasi Muda Wajib Tahu!

Perputaran Duit Turnamen Gaple Kemenpora Capai Rp 2 Miliar, Panitia Klaim Larinya ke UMKM

Spot-Spot Seru untuk Refreshing Keluarga di Entertainment District, Dari Bermain Bowling sampai Sensasi Balapan Gokar

League of Legends dan Teamfight Tactics Sudah Dilengkapi Bahasa Indonesia, Gandeng Juga Kreator Dalam Negeri

Menkomdigi Siap Tindak Permainan ‘Koin Jagat’ Jika Terbukti Langgar Aturan

Keseruan Paw Patrol Adventure Bay Bounce di Carstensz Mall, Mari Ajak Anak Liburan!

Menjajal Permainan Tangkap Batu Marsiada Khas Toba dengan 5 Level Tantangan

Filosofi Pocca Piring Permainan Tradisional Tapanuli, Aturan dan Keseruannya

Cow Play Cow Moo Buka Cabang Terbesar di Indonesia, Ada 300 Permainan

Adu Ketangkasan dalam Permainan Tradisional 'Siamang' dari Sumatera Selatan
