Penghasilan Aiptu Yanto Sebagai Penari Lebih Besar Dibanding Jadi Polisi

MerahPutih Nasional - Jiwa seni memang sudah tertanam pada diri Aiptu Yanto Marindi. Sejak tahun 1994, pria kelahiran Solo, Jawa Tengah, 13 Februari 1962 ini mengajarkan tari kepada anak-anak melalui sanggar buatannya sendiri bernama Trisna Manggala.

Sanggar yang dibuat oleh Yanto pun cukup berkembang. Saat ini saja sudah ada lima cabang yang tersebar di beberapa daerah dengan sanggar pusat di Pasar Minggu. Selain itu terdapat belasan pengajar lain termasuk istri dan anaknya yang melatih tari di sanggar milik Yanto.

"Pusatnya di Pasar Minggu, cabangnya di Depok Kantor Kecamatan Sawangan, di Bojong Gede Kantor UPT, Pondok Gede Kantor Kecamatan, Cilangkap Kantor Kelurahan, Bekasi di GOR," ujar Yanto di Polsek Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, Selasa (24/5).

Menurut lulusan Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta ini penghasilan yang ia dapat dari Sanggarnya sudah lebih dari cukup. Dengan malu-malu Yanto mengatakan jika penghasilan ia mengelola sanggar Melebihi gaji yang didapat sebagai polisi.

"Malah ada temen yang bilang 'pak Yanto mah kerjanya di sanggar sampingannya jadi polisi'," ucap Yanto sambil tertawa.

Yanto menjelaskan tak ada kesulitan saat bekerja di dua bidang yang sangat berbeda ini. Ia selalu mengatur waktu antara bertugas sebagai polisi dan mengajar tari.

"Kita kan ngajar enggak setiap hari ada pelatihnya dateng, kita hanya memberikan arahan untuk sekarang," ujarnya.(Yni)

BACA JUGA:

1. Curhat Aiptu Yanto, Dari Hobi Menari Hingga Dipaksa Pamannya Jadi Polisi
2. Setelah Bripka Seladi, Ada Polisi Jadi Guru Tari di Depok
3. Bripka Seladi Pernah Diusir Sesama Pemulung
4. Bripka Seladi Akan Tetap Memulung Sampai Pensiun
5. Ini Alasan Bripka Seladi Memilih Menjadi Pemulung